08-DIA BERBEDA

591 106 92
                                    

🕊 H A P P Y R E A D I N G 🕊

.
.

Gibran sudah resmi tinggal bersama Alma sekarang. Setelah dengan cara baik mengundurkan dari dari rumah Arya.

Dan, yah.. pria itu dengan senang hati mengeluarkan Gibran dari rumahnya.

"Mami, Gibran beneran gapapakantinggal disini?" Untuk kesekian kalinya laki laki itu kembali bertanya.

Alma menggeleng sembari berdecak. "Harus berapa kali mami bilang, gapapa?? malahan mami senang, Runa jadi ada temannya."

Gibran tersenyum tipis, "oke, mii."

"Besok kamu sekolah kan?? Yaudah sana tidur udah malam." Ujar Alma.

"Iya mii." Gibran berjalan menaiki satu persatu anak tangga menuju kamarnya.

Laki laki itu menatap ponselnya yang terus terusan bergetar. Dia mengambil benda pipih itu dan menghidupkan layarnya.

"Tweet?? " Gumamnya.

Dengan perlahan, tangan Gibran mengusap layar ponsel. Di sana terpampang jelas kejadian disaat dia memperlakukan Adara dengan kasar.

Gibran tak bergeming beberapa saat. "Ramai banget." Gumamnya lagi.

"Yaudah lah, bodo amat. Yang malu juga dia bukan gue." Gibran kembali mematikan ponselnya dan merebahkan tubuhnya.

***

SMA ANDROMEDA pagi ini melaksanakan kegiatan melukis bersama. Sebagai penyelenggara, ketua ekskul dan beberapa anggotanya akan memberikan arahan.

Adara, yah, gadis itu merupakan ketua dari ekstrakulikuker ini. "SEPERTI BIASA, KALIAN SIAPKAN CANVAS, KEMUDIAN LETAKKAN DI PENYANGGA KAYU YANG BERADA DI DEPAN KALIAN." Arah Adara.

Semuanya melakukan hal yang di perintahkan Adara. Tak terkecuali Gibran, yang malas dengan kegiatan melukis pagi hari.

"NAH, SILAHKAN BERKREASI SESUAI IMAJINASI KALIAN. NANTI KAMI AKAN MEMBIMBING KALIAN SECARA ACAK, SILAHKAN PANGGIL KAMI JIKA MEMBUTUHKAN BANTUAN." Tutup Adara.

Kini, semuanya sibuk berkutat dengan masing masing alat milik mereka.

"Ly, lo sama empat orang lagi bimbing kelas sepuluh. Widya lo sama yang lain kelas duabelas. Sisanya sama gue, kita bimbing kelas sebelas." Ucap Adara mutlak.

Mereka semua menyetujui hal itu, lalu mencar mencari posisi masing masing. Adara berkeliling diantara ratusan siswa yang tengah duduk dengan rapi di lapangan.

Matanya tak sengaja berkontak dengan Rahsya kala itu. Lalu, dia kembali berjalan mencari Vio dan Naura.

"Woy, ketua ajarin gradasi donkk." Baru saja dibicarakan, kini suara milik Naura muncul di pendengaran Adara.

Gadis itu berbalik, dia dengan cepat berjalan mendekati Naura. "Gitu aja ga tau lo. Gini nih." Adara memainkan kuas dengan lincah, memang sudah kebisaannya bukan??

"Ohh, mudah ternyata."

"Yaudah, gue ke yang lain dulu ya." Adara berjalan meninggalkan Naura yang asik membuat coretan abstrak dengan kuasnya.

Sky And OceanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang