01-MISI MENCARI NOMOR HANDPHONE

661 78 2
                                    

🌌 Sky and Ocean 🌊

***

Adara berjalan mencari keberadaan Rahsya di kelasnya. "Giliran di cari ga muncul, coba ga di cari pasti muncul aja batang hidungnya." Monolog Adara.

Dia melirik kelas Rahsya. "Nah itu dia," gumam Adara. "Rahsya! Sini dong." Adara melambaikan tangannya pada Rahsya yang meliriknya.

Laki laki itu tersenyum manis, ini tidak seperti biasanya. Laki lakiitu datang mendekati Adara. "Tumben," ucap Rahsya sembari menyandarkan dirinya di pilar.

"Mmm, lo punya nomor Gibran ga?" Tanya Adara.

Rahsya menghembuskan napasnya kasar. Dia menetralkan wajahnya yang telah datar. "Ada nih," Rahsya mengambil ponselnya dan memberikan nomor Gibran pada Adara.

Adara tersenyum lebar, gadis dengan tentengan bontot itu memasukkan ponselnya dengan semangat. "Thankyou bro!" Adara berlari kecil meninggalkan Rahsya.

"Itu alasannya? Pantesan. Dari kelas sepuluh lo ga pernah lirik gue sedikitpun, Dar."

***

Adara menopang kepalanya sembari menghadap jendela. Gadis itu tersenyum senyum sendiri mengingat nomor Gibran yang telah ia dapatkan.

"Tinggal dapatin hatinya, baru oke!"

Adara mengambil ponselnya dan mengetikkan sesuatu disana.

Adara tersenyum sembari menatap layar ponselnya. Di sana tertera dua centang abu abu, itu tandanya lelaki itu tengah online.

Adara mengetukkan jari jarinya pada meja, gadis itu masih bertahan menatap layar ponselnya.

"Woahhh!!"

Finaly! Lelaki itu tengah mengetik, Adara semakin semangat menatap layar ponselnya.

Gibranmine!

pagi pangeran salju

lo sp?

Adara yang kecantikannya mengalahkan Dasha taran, hihiii

Dpt dari mn lo no gue?

ada dehh

/read

Adara mencibikkan bibirnya kesal, gadis itu mematikan ponselnya dengan kasar. "Masa cuma di read sih? Cari topik kek? Dasar es kiko!" Kesal Adara.

"Pagi bub! Kenapa pagi pagi udah kusut tuh muka??" Vio datang dengan cera melemparkan tasnya asal. Dan keberuntungannya, tas itu berhasil terletak sempurna di sana.

"Gibran cuma read chat gue! Tapi gapapa, Adara kan anak yang tak putus asa." Adara tersenyum dan menyandarkan badannya di kursi itu.

"Gibran Gibran mulu! Mana gambar gue? Udah lo bikin??"

"Oh iya, ada nih.." Adara membuka tas ranselnya dan mengambil selembar kertas yang berada di dalam sana, lalu memberikannya pada Vio.

Vio membekap mulutnya tak percaya, dia beralih menatap Adara yang memasang muka songong. "ASTAGA BUSET!! GAMBAR LO BAGUS BANGETTT.. sama persis kayak muka gue!" Puji Vio.

Yah, ini salah satu keahlian gadis cantik itu. Dia mampu menggambar wajah seseorang hanya menggunakan pensil kesayangannya.  Dan itu sudah menjadi hobi Adara sejak menduduki kelas dua SD.

"Iya donkk! Ini kan Adaraa."

Vio tersenyum lebar, gadis itu kemudian meletakkan secarik kertas itu di dalam tas miliknya.

"Oh iya, ini coklat lo aja dah yang makan." Adara menyodorkan satu batang coklat pemberian Rahsya tadi. Jujur, dia tak pernah memakan pemberian dari laki laki tampan itu.

"Dari Rahsya lagi?? Lo terima aja kenapa, Dar?? Kasian loh dia." Vio mengambil coklat itu dan memakannya.

"Gue udah suruh dia buat nabung, jangan sering sering ngasih gue sesuatu lagi. Trus gue tinggalin dia." Adara bersiul selayang. "Keren ga?" Ucapnya lagi.

Vio memukul lengan Adara berulang kali. "Keren banget sumpaaahh! Kalau bisa suruh dia jangan berharap sama lo."

"Akhirnya lo se-frekuensi sama gue." Adara kembali menatap ponselnya.

"Serah lo! Kejar noh es teh sampai dapat." Vio berjalan meninggalkan Adara yang asik menatap profil Gibran, walau hanya bergambar lautan yang terbentang luas, tapi ia suka.

"Lo suka laut, gue suka langit. FIKS KITA JODOHH!!" Teriak Adara sembari memukul meja berulang kali.

***

Gibran menatap layar ponselnya, tangan Gibran bergerak mengarsipkan nomor Adara.

"Lo ga bosen apa gangguin gue mulu?" Geram Gibran.

Gibran mematikan ponselnya kasar, lalu dia menghembuskan napasnya kasar. Pikirannya berkelana entah kemana. Rasa sesak menghampirinya.

Inilah Gibran. Gibran dengan segala ke misteriusannya. Laki laki itu hampir setiap hari diam. Dia hanya memiliki satu teman perempuan sejak dulu.

***

"Gue tuh suka sama lo seluas dan selebar langit, Gib! Ga ada putusnya!" Ungkap gadis dengan minuman di tangannya.

Gibran memberhentikan langkah kakinya, laki laki itu membalikkan badannya menghadap gadis yang sejak tadi mengekori dan mengoceh tak jelas padanya.

"Gue ga suka lo seluas lautan, paham?" Ucap Gibran dingin.

"Yah, apa salahnya lo mau jadi pacar gue? Gue aja mau jadi pacar lo, masa lo enggak?" Tambah gadis itu.

"Itu lo, gue enggak!" Gibran melanjutkan jalannya meninggalkan gadis itu.

"Gibran, nanti jalan bareng gue ya??" Ajak gadis itu lagi.

Gibran mmenggeleng pasrah, dia lelah dengan gadis yang kebal dengan kata kata yang telah ia keluarkan, mungkin bagi gadis lain itu menyakitkan, namun tidak untuknya. Semuanya hanya ia anggap angin lewat.

"Dengar ya Adara Skyzora Abelvan, gue ga suka sama lo, dan gaakan mau sama lo. SELAMANYA!" tekan Gibran.

Laki laki itu berjalan meninggalkan Adara yang masih kesal dengan Gibran, dia menghentakkan kakinya kesal. "Cowok alay!"

***

WKWKWK, siap melihat Adara mengejar cintanya Gibran secara ugal ugalan??

Oke vote dulu donk;)

Jangan baca doank, lalu plagiat! Alay lo.

Oke Papayy manizz manizz🙋🏻‍♀️🙋🏻‍♀️

Sky And OceanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang