13-YOU SOO CRAZY!

488 94 12
                                    

🌌 Sky and Ocean 🌊
.
🎶 Terlukis Indah- Rizky febian, Ziva magnolya🎶
.

"L-lo gapapa??" Tanya Adara pada Clarisa.

Gadis itu mengangguk, dia melirik sikunya yang sedikit berdarah. "Luka dikit aja." Balas Clarisa.

Adara bangkit dari kursi belakang, dia menatap dashbord mobil Gibran. Disana ada sebuah kotak P3K, dengan cepat gadis itu mengambilnya.

"Nih, ada obatnya. Sini gue bantu." Adara dengan pelan membersihkan luka yang berada di siku Clarisa.

Clarisa melirik gadis itu, terlihat cantik dengan balutan dress putih, coklat. "Lo kok bisa sama Gibran?"

"G-gue?? Hmm gu--"

Pintu mobil di buka oleh Gibran dengan pelan. "Sa, lo gapapa??" Tanya Gibran sekali lagi.

Clarisa menggeleng. "Gapapa, cuma luka dikit aja."

"Kenapa lo bisa disini, Sa?? Lagian, lo malam malam keluar."

Adara hanya menyimak pembicaraan mereka berdua sembari membersihkan luka Clarisa.

"Gue bosan dirumah, pengen keluar. Eh tau taunya gue ketemu phsyco di situ. Ya gue lari, untung lo datang cepet, Gib. Kalau nggak, mungkin gue udah dirusak disini." Jelas Clarisa panjang lebar.

"Lain kali, telpon gue kalau mau keluar." Usul Gibran.

"Lo sibuk, ogeb. Udah gue calling, lo ga angkat. Rupanya lo lagi jalan sama cewek."

Gibran melirik Adara yang asik membersihkan luka Clarisa itu. "Dia?"

"Hm,"

"Lo tau Abel??" Tanya Gibran pada Clarisa.

Clarisa berfikir sejenak. "Yang mami Alma bilang mau di jodohin sama lo?" Ujarnya.

Gibran mengangguk. "Yess, yaudah itu dia."

"Omoo!! Jadi gue ganggu lo berdua ceritanya??"

"Enggak, ih. Gapapa kok, orang kita juga ga akrab. Kalau nambah lo kan jadinya seru." Timpal Adara.

"Oh, iya, kenalin gue Adara. Jangan panggil Abel, aneh jadinya." Tambah gadis itu lagi.

"Gue Clarisa, lo salah satu Queen of ANDROMEDA kan?" Tanya Clarisa.

Adara malu mendengarnya, dengan pelan dia mengangguk menjawabnya. "Iya, hehe."

"Sekarang lo mau kemana, Sa??" Gibran menyalakan mobilnya dan melajukannya dengan kecepatan sedang.

"Gue pulang aja." Ujar Clarisa.

Gibran melirik Adara yang berada di belakang bersama Clarisa. Gadis itu tampaknya mengantuk. "Ra?" Panggil Gibran.

"Eh, yaudah antar aja."

Gibran memutar balik mobilnya menuju rumah Clarisa. Dia kembali melirik Adara lewat kaca mobilnya. Gadis itu sayup sayup memejamkan matanya.

"Kapan kapan kita ke Mall-nya ya, Ra."

"Benci, bisa aja jadi cinta. Contohnya gue sekarang."

***

"Makasih, Gib, Dar." Ucap Clarisa turun dari mobil.

"Yaa," balas mereka berdua. Sejak Clarisa turun dari mobil, gadis itu terbangun dari tidurnya.

"Ra," panggil Gibran.

"Apa??"

"Pindah kedepan." Perintah Gibran.

Sky And OceanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang