16- WALPAPER CANTIK

1K 136 16
                                        

🌌 Sky and Ocean 🌊
.

🎶 Sayang : Shae 🎶
.


TYPO BERTEBARAN DIMANA MANA❗️

Gibran mengambil ponselnya dari dalam saku. Setelah pelajaran Fisika selesai, kini berganti dengan PJOK. Hari ini mapel itu kosong dikarenakan guru tersebut tengah sakit.

Dan, kelas kelas lain juga free dikarenakan beberapa guru tengah pergi melayat.

Gibran mengerutkan alisnya saat melihat cassing miliknya berubah menjadi warna biru serta beberapa hiasan seperti pita dan love kecil di sisi sisinya.

"Sejak kapan cassing handphone gue alay begini?" Gibran beralih menghidupkan layarnya, dan ternyata benar, itu bukan handphonenya.

Melihat walpaper dari handphone itu membuat Gibran tersenyum tipis. "Cantik," gumamnya kecil.

Dia mengusap layarnya, ternyata terkunci. Sangat sial. Jika tidak, mungkin saja dia akan mengirim foto gadis itu ke nomor handphonenya dan menghapusnya diam diam.

Gibran bangkit dari tempat duduknya dan kembali pergi ketempat di saat dia menemukan handphone itu.

***

Adara, gadis itu mondar mandir di depan wastafel. Bagaimana tidak?? Dia salah mengambil handphone saat mencuci tangannya.

"Ponsel siapa coba? gue ga tau!" Kesal Adara.

Gimana dia tak tahu, cassingnya saja hitam polos, dan layar utamanya hanya bergambar lautan dan senja yang menghiasi.

"Ekhemm!" Seseorang berdehem dari balik wastafel itu. Tak lama, muncullah Gibran dari samping.

"Nyari ini?" Gibran menunjukkan ponsel Adara yang berada dalam genggamannya.

Gadis itu menghembuskan napasnya lega. Untung saja bersama Gibran, jika bersama yang lain bagaimana?? Huhh Adara terlalu Overthinking.

"Ini juga punya lo, Bran??" Tanya Adara.

Gibran mengangguk, dia pasti tahu jika ponselnya juga bersama Adara. "Panik banget wajah lo." Ledek Gibran.

"Ya iya lah! Lo pikir aja sendiri, handphone kesayangan lo hilang? Sini handphone gue."

Gibran menggelengkan kepalanya. "Siniin dulu punya gue." Perintahnya.

Gadis berbandana biru muda itu memberikan ponsel Gibran padanya. Dan menunggu Gibran memberikan ponselnya padanya.

"Sini!" Kesalnya.

Gibran mengangkat sebelah alisnya. "Ada syaratnya." Ucapnya santai.

Adara sungguh ingin menggeplak wajah laki laki itu sekarang. "Ga mau! Siniin ga??" Gadis itu ingin mengambil ponsel itu dari Gibran.

Tapi, bagaimana? Tinggi laki laki itu jelas lebih dari pada dirinya. Mau loncat loncat juga tidak akan sampai.

"Enak aja lo, gue udah cape jalan kesini. Harus ada imbalannya."

Adara menggembungkan pipinya kesal. "Gue aduin lo ke Bunda, ya?!" Ancam Adara.

Gibran terkekeh kecil. "Aduin aja sana. Ga takut gue." Tantang Gibran.

Hal itu semakin membuat Adara geram, dia menarik tangan Gibran. "Siniin, Gibran!" Gadis itu menggigit lengan Gibran sehingga laki laki itu meringis pelan.

"Bau jigong lo, Dara!"

Adara terkekeh pelan. "Biarin, makanya kasih ponselnya Adara!"

Gibran ingin sekali mengarungkan gadis itu dan membawanya pulang. "Syaratnya, kirim pap lo setiap saat." Mudah bukan?? Pikir Gibran.

Sky And OceanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang