02- VOLLY MEMBAWA KEBERUNTUNGAN

687 97 11
                                    

🌌 Sky and Ocean 🌊

**

Adara berusaha memukul bola Volly yang datang mendekatinya. Gadis itu mengambil ancang ancang untuk memukul bola itu.

Setelah istirahat tadi, kini kelas mereka memasuki mata pelajaran Olahraga. Adara paling suka dengan mapel ini, walaupun dia tak bisa menguasai semua permainan di dalam Penjas, tapi ia suka.

"GIMANA GIMANA??!!" Teriak Adara lantang.

"Pukul gitu aja pe'ak!" Teriak Noah, ketua kelas.

BUUKHH

Bola itu berhasil dia pukul, namun tangannya sangat sakit. Karena dia salah dalam melakukan teknik memukul.

"GUE KELUAR, VIO MASUK LO!" Adara mengibaskan tangannya sakit. Sesekali ia meringis pelan.

"Ini yang ga gue suka dari penjas! Ngelukain, sama kayak dia." Ucapnya.

Adara berjalan menuju UKS untuk mengambil minyak dan mengurut tangannya yang keseleo.

"Ini petugasnya mana lagi?! Ah, ga tau deh!" Kesal Adara. Gadis itu membuka lemari obat. Dia menatap berjejeran minyak yang berada di paling atas.

Dia melompat, namun tak bisa. "Ni tubuh gue kecil banget dah! Makanya banyak berenang, Dar!" Oceh Adara.

Tangan seseorang mengambil minyak itu. Adara sedikit tersentak melihat sebuah tangan yang tiba tiba muncul di sana.

"BUSET! GUE TAU GUE CANTIK, TAPI KALAU HANTU JANGAN NAKSIR JUGA DAH!" Adara mengangkat tangannya ke udara.

Suara decakan terdengar dari belakang Adara. Gadis itu berlahan berbalik, seketika matanya membelak terkejut bukan main.

"GIBRAN!!" Sorak Adara.

Laki laki yang bernama Gibran itu memutar bola matanya malas. "Nah, pendek lo." Gibran beralih mengambil kotak P3K dan mengeluarkan perban.

Adara tak henti hentinya tersenyum menatap Gibran yang bolak balik mencari sesuatu.

Adara duduk di kursi dan ingin menuangkan minyak itu.

"Diem dulu lo disitu." Titah Gibran.

Adara menarik alisnya keatas, bingung. "Kenapa? Gibran mau obatin Adara ya??" Tanya Adara dengan kegirangan.

Gibran mendengus sebal. Gadis itu benar benar membuatkan kesal. "Diem bisa ga?"

Adara mengunci mulutnya rapat rapat saat Gibran datang duduk di depannya. Jantung gadis itu ingin melayang, kapan lagi dia bisa sedekat ini dengan Gibran si es kiko?

"Bundaa! Gibran peduli sama Adara, bund! Tolong jantung di kondisikan ya!"

Gibran mengompres tangan Adara dengan perlahan, setelah itu dia menuangkan minyak urut pada tangan Adara.

Gadis itu ingin terjun dari ruftop sekarang juga saat Gibran memegang tangannya. Adara beralih menatap tulisan yang berada pada dada Gibran.

Gibran Ocean Arcello.

"Gibran anak PMR?" Tanya Adara begitu penasaran.

Sky And OceanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang