09- DIA OCEAN??

536 95 11
                                    

🌌 Sky and Ocean 🌊

.

"PAGI LAGI, PAGI LAGI!" Keluh Adara dengan teriakan khas ala pagi harinya.

Gadis itu dengan cepat berlari mengambil handuk dan masuk ke dalam kamar mandi untuk bersiap kesekolah.

"ADEK!! PARFUME KAKAK MANA??" Kini berganti, sekarang Lisa yang memekik.

Memang keluarga yang hobi berteriak.

Adara menjeda aktivitas menggosok giginya. "MWANWA AWDWEK TAWU!" Ucapnnya. Adara kemudian berkumur dan keluar dari dalam kamar mandi.

Dia melirik malas Lisa yang mengacak acak meja riasnya. "Heh, Lalisa Afrika, lo pikun atau lupa ingatan??" Tanya Adara sembari memasang dasinya.

"Dimana, Dar? Lo baek baek sama gue, jangan ngeprank lo ya, itu parfume mahal yang gue beli di Dubai!" Desaknya.

Adara menggeleng pelan sembari berdecak. "Pikun, pikun. Bukannya lo yang ngasih pinjem ke bunda tadi malam??" Adara mengangkat alisnya sebelah.

Lisa bergeming beberapa saat. "AS-TA-GA, gue lupa!! Bilang dari tadi kek maimunah!" Lisa dengan tergesa gesa keluar dari dalam kamar adiknya itu.

"Nasib, punya kakak pikun. Belum tau apa apa udah ngegas duluan."

***

"Duh! Sapu tangan gue mana lagi?!" Kesal Adara.

Yah, gadis itu sudah sampai di ANDROMEDA, tapi ada satu hal yang harus membuatnya mengocek tas sembari berjalan.

"SORRY, SORRY!" Pekik Adara saat dia tak sengaja menabran seseoramg yang tengah membawa segelas kopi di tangannya.

"MAKANYA JALAN YANG BENER!" Gertak laki laki itu.

Merasa tak asing, Adara segera menaikkan kepalanya keatas untuk menatap laki laki itu. "M-maaf." Lirihnya.

"Dara??"

Adara mundur dua langkah sedikit menjauh dari laki laki itu. "M-maaf, biar gue b-ersihin almamater lo." Ucapnya sedikit menunduk.

Gibran mengangkat kedua alisnya keatas. Ternyata, gadis itu setakut itu padanya. Tangan Gibran terangkat keatas untuk memperbaiki tas gadis itu yang ingin jatuh.

Namun, sebelum itu terjadi Adara terlebih dahulu mengelak. Ia pikir Gibran lagi lagi akan menamparnya.

Gibran bergeming, dia kembali menarik tangannya. "Gausah." Jawab Gibran.

"Gapapa?"

Gibran hanya berdehem. "Makasih," lirih gadis itu kemudian dia pergi meninggalkan Gibran dari sana.

"Parah lo, Gib. Anak orang jadi trauma ketemu sama lo." Pekik Ryan yang berada tak jauh dari Gibran.

Gibran hanya bergeming, sembari menatap punggung Adara yang kian menjauh.

"Why?? "

***

"UNTUK PENGUMUMAN HARI INI." Ucap salah satu guru yang tengah berdiri diatas panggung.

Sky And OceanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang