12-DIE OR COME BACK TO ME?

535 88 9
                                    

🌌 Sky and Ocean 🌊

.
.

"Lo mau ngajak gue kemana, Gibran?" Tanya Adara kembali.

"Kemana yang gue mau," jawab Gibran sekenanya

Adara menggigir pipi dalamnya kesal dengan Gibran. Gadis itu hanya kembali menatap luar mobil, banyak kendaraan yang berlalu lalang seperti malam malam biasanya.

Adara melirik jam yang melingkar manis di tangannya. 20.45 WIB. Adara menguap sejenak, dia berusaha menghilangkan kantuknya.

Gadis itu melihat sebungkus permen kopi yang ada di dashbord mobil Gibran. Ingin meminta, tapi malu. Oh astaga!

"Emmm.. Gib," panggil gadis itu ragu.

"Hm?" Balas lelaki itu.

"Lo punya permen kopi, ga?" Tanya gadis itu basa basi.

Gibran merogoh saku kemejanya, dan mengambil beberapa bungkus permen kopi itu. "Lo ngantuk?"

Adara mengangguk pelan, sembari mengambil bungkus permen itu dari tangan Gibran.

"Pulang aja, ya?" Tawar Gibran.

Adara menggeleng ragu. Di sisi lain dia ingin pulang untuk tidur, tapi, gadis itu juga ingin berjalan keluar saat malam hari.

"Why?? "

"Gue pengen jalan jalan, Gib. Bosan dirumah mulu." Ujar Adara.

Gibran hanya mengangguk paham, setelah itu dia kembali melajukan mobil dengan kecepatan biasa. "Lo mau ke Mall??"

Adara langsung mengangguk setuju. Lumayan, sudah lama gadis itu tidak bermain kesana. "Bolehh,"

Lihat saja keduanya, baru saja bertemu, sudah terlihat sangat akrab. Seketika, Adara melupakan semua kekesalannya pada laki laki yang dia sebut Arcell itu.

"Tuhan, apa benar dia jodoh gue??"

***

Clarisa, yeah.. gadis itu tengah menatap indahnya langit malam saat ini. Matanya masih terlihat sembab, dia tak percaya akan hal ini. Kekasihnya--Alvaro, selingkuh di belakangnya.

Dan yang lebih parah, gadis yang menjadi selingkuhan Alvaro adalah teman dekatnya atau bisa di sebut best friend gadis itu.

"Kok bisa, ya?" Gumam gadis itu.

"Gue yang terlalu bodoh, jelas jelas kemarin udah kelihatan kalau mereka deket. Tapi gue aja yang gila."

Gadis itu menghembuskan napasnya pelan. Sesekali, dia memeluk dirinya sendiri karena udara malam ini bisa dibilang dingin.

"Biasanya, gue curhat sama Gibran sekarang. Tapi.."

"Dia udah terlalu sibuk sama urusannya."

Ya, gadis itu selalu bersama Gibran kemanapun dia pergi. Hanya saja saat ini Gibran sangat sulit di hubungi. Entah urusan apa, yang jelas gadis itu tidak tahu.

"Baby, Do not leave me." Satu kalimat itu mampu membuat Clarisa merinding.

Gadis itu dengan gesit melepaskan cengkraman tangan dari lelaki itu. "STOP! DAMN IT!" Umpat Clarisa tepat di depat lelaki itu.

"Wah, berani sekarang ngebentak gue lo?!" Balas laki laki itu tak kalah menyeramkan.

Clarisa tertawa hambar. Dia kembali menatap wajah laki laki itu dengan tajam. "Sejak kapan gue ga berani ngebentak lo? Orang kayak lo, Var, ga pantes di baiki." Ucapnya.

Sky And OceanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang