"Berani main-main sama gue iya? Gimana kalau gue ajak lo main bareng diranjang, hm? " ucap kilian sambil menujukan smirk nya.
Sontak hal tersebut membuat gadis dihadapan nya itu takut.
Hanya khayalan semata!
Kilian terus memerhatikan gadis yang sangat cantik malam ini.
Keduanya tersenyum ketika manik hitam legam itu saling bertemu dengan manik coklat gelap.
Dika menggandeng lengan Luna berjalan perlahan menuju altar dimana calon suaminya dan pendeta.
Yah malam ini adalah malam dimana di berlangsung kan nya pernikahan Luna dan kilian. Sesuai yang sudah ditentukan setelah mereka lulus sekolah tadi pagi.
Ketika sudah sampai altar Luna berdiri disamping kilian.
Ucap sumpah dan janji pun antara keduanya sudah diikrarkan.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Luna dan kilian saling berhadapan. Tidak terasa air mata kilian terjatuh ketika ia sudah membuka penutup wajah Luna.
Kilian masih tidak menyangka dengan ini semua, perempuan dihadapan nya kini sudah menjadi istri nya dan tanggung jawabnya.
Luna tertenggun dan tersentuh ketika melihat kilian menangis haru.
"Lihat lah kai, aku merasa seperti mengulang memori kita dulu" ucap kayla sambil mengeratkan genggaman nya pada tangan suaminya.
"Hey ada apa dengan putra kita, mengapa dia menangis" ucap kaivan walaupun hati nya pun begitu terharu
"Tidak perlu bertanya jika kau mengetahui jawabannya kai"ucap kayla karena ia mengingat betul bagaimana dulu kaivan pun sama seperti kilian menangis di altar.
" Cium lah istrimu kilian " ucap sang pendeta
Kilian mendekatkan bibir keduanya, Luna memejamkan matanya ketika kilian melumat bibir nya dengan lembut dan penuh tuntut.
Pendeta berdehem membuat panggutan keduanya terhenti karena mereka cukup lama untuk berciuman saja.
"Lanjutkan nanti saja wahai anak muda" ucap pendeta membuat tamu yang hadir tertawa.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
