96

397 30 0
                                    

°°°

Akhirnya arhan dan adara telah sampai. Arhan menghentikan mobilnya di depan pagar rumah milik Adara.

"Sayang, kamu hati-hati ya di jalan." Ucap adara.

Arhan mengangguk sembari tersenyum. "Iya, sayang. Yaudah sana kamu masuk. Kalo tiba-tiba ada orang yang pencet bel, kamu intip dulu siapa orangnya. Kalo cowok itu dateng lagi gak usah di buka pintunya, ntar kamu langsung telfon aku." Perintah arhan.

"Iya sayang, Kamu tenang aja. Yaudah aku turun ya."

Saat adara ingin membuka pintu mobil, tiba-tiba arhan menggenggam pergelangan tangan adara, adara pun spontan menoleh ke arah arhan.

"Kenapa, sayang?" Tanya adara bingung.

Arhan tersenyum, setelah itu ia langsung mencium singkat pipi adara.

"ih, Dasar!" Pekik adara.

Arhan terkekeh. "Mau lagi?"

"Gak!" Saut adara.

Adara pun langsung turun dari mobil. Arhan menlakson mobilnya setelah itu ia langsung pergi karna ia harus buru-buru ke kantor.

Ketika mobil arhan sudah tidak terlihat, adara pun langsung memasuki pagar rumah. Adara menatap tidak percaya begitu melihat fara sedang duduk di teras depan rumahnya.

Mata fara terlihat sembab akibat terlalu banyak menangis. Tatapan fara terlihat datar saat melihat kedatangan adara.

"Fara." Panggil adara.

Fara langsung beranjak dari tempat duduknya. Adara pun langsung mendekati fara, tatapan fara masih tetap datar.

"Far, lo harus percaya sama gue, gue ga ada hubungan apa-apa sama dia, Gue gak kenal sama dia. Sebelumnya emang gue udah pernah ketemu sama dia, waktu itu dia nolongin ngambil hp gue yang di jambret. Terus setelah itu dia selalu ngejar-ngejar gue, bahkan dia maksa gue buat jadi pacar dia, gue udah tolak, tapi dia tetep terus ngejar-ngejar gue. Dan Karna itu gue bilang sama lo supaya lo putus sama dia, karna dia gak worth it buat lo, far. Percaya sama gue." Jelas adara sedetail mungkin.

Nafas fara menjadi naik turun tidak teratur setelah mendengar penjelasan dari adara. Matanya pun sudah berkaca-kaca.

Adara langsung menggenggam kedua tangan fara. "Far, percaya sama gue, gue gak mungkin nikung lo. Gue ga mau persahabatan kita jadi hancur cuma karna lo salah paham."

Mata adara juga sudah berkaca-kaca. Setelah itu fara langsung memeluk tubuh adara dan menangis sejadi-jadinya.

"Ra, gue juga minta maaf ya, ternyata bener yang lo bilang, dia itu bukan cowok baik-baik, dia gak sayang sama gue, dia cuma manfaatin gue." Ucap fara sembari terus terisak.

Tidak lama kemudian mereka pun melepas pelukannya.

"Far, kok lo bisa tau kalo dia cuma manfaatin lo?" Tanya adara sedikit bingung.

Fara pun langsung mengelap air matanya. "Tadi gue ketemuan sama dia, gue minta dia buat jelasin semuanya, dan dia terang-terangan bilang kalo dia suka sama lo. Dia sama sekali gak suka sama gue, dia cuma manfaatin gue. dia ngedeketin gue karna dia cuma mau ngerusak persahabatan kita, ra. Dan setelah dia udah berhasil ngerusak persahabatan kita, dia langsung mutusin gue gitu aja."

Sepanjang fara bercerita, adara tak henti-hentinya menganga. Adara tidak habis fikir dengan andrew, sebenernya apa tujuan andrew. Dan kenapa dia ingin merusak persahabatannya dengan fara.

"Dari awal gue juga bingung sama dia. Gue bingung kenapa dia bisa tau nomer hp gue sama alamat rumah gue, dan bahkan dia tau kalo arhan tunangan gue. Dan yang bikin gue tambah bingung, kenapa dia mau ngerusak persahabatan kita? apa hubungannya sama dia coba?" Ucap adara.

[POSESIF BROTHER]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang