First Day

1K 55 0
                                    

Happy Reading


"Aku terima penawaran buat jadi pacar kak".

wajah Ace langsung menoleh ke sumber suara. Ia mengernyitkan dahi pertanda binggung, kenapa gadis itu mendadak menyetujui nya padahal dulu sangat nampak melihat nya seperti moster saja.

"napa lo tiba-tiba setuju, kerasukan jin ya lo. Aneh banget tiba-tiba ngomong gitu".

"kakak ga perlu tahu alasan pribadi ku nerima penawaran itu. Inti nya kakak mau kan?".

Saat ini mereka berdua berada dalam mobil, Ace memaksa dengan mengchat sampai ratusan kali mengatakan  ingin berduaan dengan gadis nya.

Sovia menyetujui ia juga harus mengatakan setuju dengan penawaran itu.

Wajah Alarick kembali menghadap jalanan, ia berbicara tidak dengan muka berhadapan.

"Gw ga tau alasan lo nerima karna apa, tapi lo harus tau lo ga bisa mutusin hubungan ini seenak nya. Gw udah cinta mati sama lo, kalau lo mainin hati gw lo yang bakal mati!"

Sovia meneguk ludah kasar, jujur ia juga bimbang apakah harus berpacaran dengan pria psikopat ini yang sudah menjadi buronan selama setahun belakangan.
Demi keinginan balas dendam terhadap Sherly ia harus terjerat hubungan dengan Ace, apakah ia harus melakukan itu?.

Namun di lain sisi Ace juga terlihat tidak akan melepaskan dirinya. Jadi percuma saja kan jika Sovia menolak saja rasa nya mustahil. Takdir nya sudah dipegang sepenuh nya oleh pria beranting sabit ini.
Sovia membuang nafas kasar, dirinya sekarang menjadi tidak bimbang kembali.

"iya kak aku tau resiko pacaran sama psikopat kejam kaya kak. Tenang saja aku masih ingin hidup lebih lama".

Ace terkekeh mendengar nya, menepuk puncak kepala Sovia menggunakan tangan kiri, tangan kanan nyaa digunakan untuk mengendari mobil merah Ferrari nya.

"kak kita sekarang langsung pulang ke rumah ya?".

"napa lo masih panggil gw kakak sih, gw bukan kakak lo Sovi!".

pupil eye Sovia menatap kearah Ace, jadi apa nama panggilan nya?.
sayang?

"kakak mau di panggil dengan sebutan apa?".

"terserah lo asal jangan kakak gedeg gw dengar nya".

"tapi aku masih belum terbiasa manggil kakak dengan sebutan selain kakak".

"ck, iya terserah lo lah Sovia, mau manggi gw kakak kek kakek kek terserah lo".

"hehe maaf ya kakak soal nya kan kita juga masih baru menjalin hubungan".

Wajah Ace masih menampilkan raut masam nya.Sovia tertawa kecil melihat tingkah Ace seperti anak yang lagi ngambek.

Mobil Ace terparkir didepan supermarket. Ia berjalan keluar lebih dulu lalu dilanjutkan membuka mobil pintu Sovia.

"manis kan perlakuan gw. meski gw sering bunuh orang tapi gw juga pria romantis. Gw yakin lo bakalan suka sama gw bukan cuman perasaan bohongan semata!".

Kaki Ace dan Sovi kini bersebalahan mengambil beberapa Snack dan minuman untuk dibawa kerumah Sovia. Ace berencana mengunjungi rumah Sovia sampai malam. Tentu saja orang tua Sovia pasti tidak akan melarang nya.

"kak udah banyak banget ini Snack nya siapa yang habisin coba sampai penuh troli nya".

"simpan aja buat lo, nanti lo kalau mau nyemil tinggal ambil aja ga usah beli ke luar lagi".

"pengertian banget ya kakak. ga nyangka psikopat kaya kakak romantis banget haha".

"gw bunuh orang juga ga setiap hari. Kalau diri gw minta aja. kalau gw ga mood juga ga bakal gw bunuh".

Mereka kini sudah berada dalam mobil menuju kembali kerumah Sovia. Ace memarkirkan mobil didepan teras, membawa semua belanjaan itu kedalam rumah.
Sovia keluar tanpa membawa apapun hanya tas ransel nya saja.

"oh ada Ace, apa kabar Ace, masuk-masuk". Diana terlihat antusias menyambut anak sahabat nya. Ia memberikan jalan mengarahkan Ace menempati salah satu kursi kosong ruang tamu.

"kamu mau Tante buatin minuman apa Ace?".

Mata Diana seketika melotot melihat sekantong penuh makanan dalam belanjaan yang diantarkan pak Somad.

Betapa royal nya calon mantu ku..

Dibandingkan dengan Violet, Diana lah yang paling doyan ngemil. Mata nya melihat berkantung-kantung jajanan bahkan terdapat ciki-ciki yang disukai nya.
Diana sangat bersyukur kalau Ace betulan menjadi suami putrinya.
Sudah royal, ganteng, baik pula.
sempurna sekali kann!

(ga tau saja Diana sifat asli si psikopat itu, kalau tau Ace berencana membunuh nya serta suami jika mereka tidak merestui hubungan Ace dengan Sovia. kalau tau fakta itu kira-kira Diana masih mikir Ace sesempurna itu ga ya?").

" Ace!!! makasii banyak ya udah bawain begitu banyak jajanan kebetulan loh tante suka ngemil".

Ace menggerutu dalam hati, dia kan bawa nya buat Sovia kok jadi tante Diana yang makan??!!!

Anggap lah Ace pelit tapi memang begitulah sifat nya, tidak suka pemberian yang dituju untuk orang lain, di pakai untuk bukan sama orang itu meski hanya 100 perak.
Namun Ace berhasil melunturkan senyum cemberut diganti dengan senyum cemerlang yang dipaksa!.

"iya tante sama-sama. Makan saja semua nya kalau habis nanti tinggal bilang saja pasti saya bakal sering datang ke mari".

Sovia menghadapkan wajah kesamping, menoleh mendengar penuturan Ace.
sering datang kesini, yang benar saja apa tidak suram hari-hari nya kelak.

"ma Sovia beres-beres dulu, kak Ace mau sampai jam di sini. Kakak kan belum mandi, mandi aja dulu nanti aku minjamin baju papa".

"betul Ace nginap pun buat pun tante izinkan".

"mama dia laki-laki loh ga ada kata menginap buat laki-laki!".

"Sovi kamu lupa kita kan ada kamar tamu itu saja yang nanti Ace pakai untuk menginap. Tidak masalah kan Ace?".

"aih terserah mama saja lah".

Sovia melangkah menuju kekamar nya membereskan diri dalam kamar mandi yang berada di kamar nya.

Mama nya apa-apaan si masa mengizinkan laki-laki menginap dirumah, meski di kamar tamu tapi kan seatap sama cowo selain papa rasa nya mengerikan.
"semoga saja kak Ace tidak berbuat macam-macam. kalau dia mesum aku pukul tu pala sampai mampus!".

•••
See You Next Chapter🤞













Antagonist Obsessed With MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang