Bab 5 A Tense Encounter with The Wife

651 60 32
                                    

“Yuhuuu! Mommy!!”

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Yuhuuu! Mommy!!”

Brakk!!!

I’m coming!”

Songjet memutar bola matanya malas setelah mengangkat dagu dan mendapati Babe berdiri di ambang pintu kantor dengan sebuket bunga mawar kuning di tangan kanan dan sebuah paper bag putih di tangan kirinya.

“Apa?!" sahut Songjet ketus. "Dan sejak kapan kamu memanggil mae dengan sebutan mommy? Kamu pikir ini di Amerika, ini di Thailand anak sialan!"

“Mae, bersikaplah baik pada anakmu ini. Karena sebentar lagi putra semata wayangmu ini akan memberikan calon pewaris tahta Phanviriyakool Grup yang selanjutnya.” Babe melangkah dramatis sembari menggembor-gemborkan kisah yang belum tentu akan jadi seperti apa akhirnya.

“Oh, sapi mana yang kamu hamili?”

“Mae! Aku serius.”

Tangan kanan Songjet memukul permukaan meja dengan keras. “Kalau kamu serius, berhenti bicara omong kosong dan bawa pasanganmu ke hadapan mae, anak setan!”

“Mamanya anak setan, tolong tenang dulu, okay?” Babe mengulurkan buket bunga pada Songjet beserta paper bag yang dibawanya. “Hirup dulu aroma bunga yang indah ini. Jangan biarkan emosi menguasai pikiran atau kamu akan mengalami hipertensi dan cepat mati bahkan saat kamu belum sempat mengajak cucumu jalan-jalan, Mae.”

“Mulutmu benar-benar kotor, Babe! Siapa yang kamu tiru, hah? Kenapa kamu tumbuh dan punya mulut tanpa filter seperti ini?”

Dengan bangganya Babe menjawab, “Tentu saja dari Maeku yang paling cantik ini. Siapa lagi memang? Kan, Mae yang merawat dan mengurusku sejak kecil.”

“Berengsek!” gumam Songjet, tetapi Babe masih dapat mendengarnya dengan jelas karena jarak di antara mereka hanya disekat oleh meja kerja dengan lebar kurang dari 60 cm.

“Jadi apa maksud kedatanganmu kemari? Pakai membawa bunga mawar kuning segala, kamu sedang berkabung atau bagaimana, hah?”

Ganti Babe yang memutar bola matanya malas. “Mae, ini Thailand bukan Mexico. Di Thailand bunga mawar kuning itu artinya cinta tanpa syarat, seperti cintaku pada Mae.”

[FYI, di Mexico terdapat sebuah budaya yang dinamakan Dia de los Muertos atau Day of the Dead.  Di mana orang-orang membagikan atau memberikan bunga mawar kuning untuk mengenal keluarga atau kerabat yang sudah meninggal.]

“Berhenti basa-basi, Babe.”

Songjet bangkit, meletakkan buket bunga tersebut pada vas bunga setinggi pinggang orang dewasa dan memiliki sebesar diameter bola kasti yang berdiri di pojok ruangan belakang meja kerjanya.

“Katakan, mau apa kamu ke sini?”

Cengiran lebar langsung diperlihatkan Babe saat Songjet mengetahui maksud dan tujuannya. “Sebenarnya ini bukan hal yang penting, sih. Tapi, Mae. Eumn, apa Mae tahu soal Fay?”

Seducing Mr.P [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang