Bab 8 Deep Talk While Soaking in The Bath

648 54 22
                                    

“Billy, cepat angkat pantatmu dan kemari

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Billy, cepat angkat pantatmu dan kemari.”

“Billy!”

“Billy!”

Babe menoleh ke arah Billy dan mengernyitkan dahi. Pria itu menatap ke arah meja makan sembari tersenyum-senyum. Namun, Babe menyadari bahwa Billy tengah melamun. Entah apa yang dibayangkan pria itu, tetapi dilihat dari ekspresi wajahnya ... mungkin saja, itu sesuatu yang membuat hatinya berbunga-bunga.

Tangan Babe bergerak ke belakang, melepas pita simpul tali dan melepas apron yang dikenakan. Kemudian dia mengambil langkah ke arah Billy dan berdiri di hadapannya.

Untuk sejenak, Babe diam memperhatikan Billy tanpa mencoba menyadarkan atau memanggil namanya. Namun, setelah beberapa saat Billy tak kunjung meninggalkan dunia lamunan, Babe akhirnya membungkukkan badan. Mengikis jarak dengan Billy lalu membubuhkan kecupan singkat di bibir.

“Mister Patchanon, makanan sudah siap. Kamu mau makan atau tidak?”

“Hah? Oh ... oke,” jawab Billy sedikit linglung. Kemudian dia bangkit, pergi ke arah meja makan dan mendudukkan diri.

“Apa yang sedang kamu lamunkan, hah?” tanya Babe. Dia berdiri di samping Billy, membantu mengambilkan nasi serta lauknya.

“Menurutmu apa?”

Babe mengedikkan bahu, kemudian mengambil tempat duduk di seberang meja, berhadapan dengan Billy. “Melihat aura dan ekspresi wajah yang kamu tampilkan tadi, sepertinya kamu sedang membayangkan sesuatu yang indah. Benar bukan?”

“Tepat,” Billy berkata lugas.

“Aku ingin bertanya apa itu, tetapi kelihatannya itu hal pribadi jadi aku mengurungkan niatku.”

Billy mengulas senyum selagi mengambil sebuah pangsit. “Kamu bilang mengurungkan niat, tapi kamu sudah menyebutkan pertanyaanmu di awal kalimat. Cara yang sangat halus sekali Babe.”

“Aku tidak memaksamu.”

“Ya, tidak memaksa. Tapi apa kamu benar-benar ingin tahu bukan?” Billy bertanya lagi, menggoda Babe yang sudah sangat penasaran. “Aku sedang membayangkan sebuah keluarga yang harmonis, di mana ada kamu, aku dan Nina. Kita makan bersama sambil berbincang-bincang, dan melemparkan canda-tawa. Setiap hari, setiap makan pagi atau malam, terus seperti itu. Bukankah itu begitu menyenangkan?”

Manik Babe menatap dalam, memperhatikan perubahan raut Billy yang berubah-ubah dari tersenyum cerah bergantian menjadi sendu sedih. Dari tatapan mata itu, walau terlihat tajam dan tegas, tetapi Babe masih bisa melihat jiwa yang kesepian dan kurangnya kasih sayang.

“Billy, kalau kamu mau ... aku bisa memasakkan untukmu. Datanglah kapan saja, seluangmu.”

“Aku ingin datang setiap hari, aku ingin tinggal di sini, bersama Nina juga.”

Seducing Mr.P [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang