Satu minggu kemudian, desas-desus mengenai kasus kriminal yang dilakukan oleh model ternama Fay mulai mencuat ke permukaan. Sebagai publik figur, tentu saja hal itu memicu perbincangan panas di berbagai platform media sosial. Ada yang percaya, ada juga yang menyanggah hingga mati-matian membela sang idola.
Di sela-sela suara pembawa berita yang menayangkan dugaan kasus Fay tersebut, suara lain yang tak kalah panas ikut meramaikan suasana ruangan. Decak lidah, suara kecupan dan lenguhan berbaur dengan suara televisi dan detak jarum jam yang berputar.
Babe duduk di atas pangkuan Billy, mengalungkan lengannya erat-erat melingkari leher, sesekali menarik-narik dan menjambak helaian rambut pria tersebut.
Bunyi kecipak basah semakin keras. Ketika tautan bibir terlepas, napas keduanya terengah-engah, tetapi senyum lebar tercetak jelas di bibir mereka. Dua pasang manik yang dibalut sorot penuh cinta dan gairah itu saling terikat, menyelam ke dalam manik masing-masing, mencoba menenggelamkan satu sama lain.
"Kenapa di sini sangat panas, apakah AC di ruangan ini rusak, Mr. P?"
Dengan nada manja dan menggoda, Babe memainkan sekaligus melepas satu per satu kancing kemeja Billy. Sementara suara bising televisi masih menggema di seluruh ruangan menyamarkan aktivitas intens dan lenguhan-lenguhan yang lolos dari celah bibir Babe saat Billy membubuhkan kecupan-kecupan di lehernya.
"Apa kamu bercanda? Kamu saja yang sudah tidak tahan ingin dihajar bukan?"
"Kekerasan itu termasuk tindakan kriminal Mr.Patchanon dan kamu tahu itu. Bisa-bisanya kamu berpikiran mau menghajarku, huh?!"
"Tapi menghajarmu di atas ranjang bukanlah tindakan kriminal, Babe. Apa kamu tidak ingat? Tiga hari yang lalu kita hampir ketahuan Nina karena kau berteriak terlalu kencang saat aku mendorong milikku dengan sekali hentakan."
Babe memukul pundak Billy cukup keras sampai si empunya memekik kesakitan. Kemudian dia berseru protes, "Itu juga karena kamu menampar pantatku terlalu keras! Apa tidak bisa satu-satu dulu, jangan bersamaan seperti itu?"
"Tapi kamu suka, 'kan?"
Babe tidak menjawab, tetapi dia langsung mencium Billy. Melesakan lidahnya ke dalam mulut dan mengajak sang tuan rumah untuk bertarung. Tiba-tiba ....
Brak!!!
"BILL--"
Serempak Billy dan Babe menoleh ke sumber keributan sesaat setelah melepaskan tautan dan mendapati Fay berdiri di ambang pintu dengan raut tak senang. Namun, Babe yang masih duduk di atas pangkuan Billy justru menarik salah satu sudut bibirnya. Mengulas seringai setan seolah-olah mengatakan 'lihat ini, Jalang. Buka matamu lebar-lebar! Kamu sudah kalah telak'.
Jahat memang, tetapi mengingat sosok yang menyilangkan tangan di depan dada itu adalah wanita yang licik dan tak kalah kejam, Babe pun tidak peduli dengan perasaan sedih seorang istri yang dikhianati ala drama-drama di TV.
KAMU SEDANG MEMBACA
Seducing Mr.P [Complete]
FanfictionKatanya hidup itu kadang di atas kadang di bawah, tapi kalau Babe Tanatat kalau tidak di bawah, ya nempel di dinding kayak cicak. Karena terus-terusan ditanya 'kapan menikah?' oleh sang ibu dan dipaksa untuk menghamili anak orang untuk mendapatkan...