Bab 11 When The Rain Ruins His Plans

493 46 16
                                    

Sabtu, pukul 07:00 Babe sudah disibukkan dengan bahan-bahan makanan di dapur

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sabtu, pukul 07:00 Babe sudah disibukkan dengan bahan-bahan makanan di dapur. Rencananya ada beberapa jenis masakan yang akan dia buat untuk dibawa piknik, terutama makanan favorit Nina dan Billy. Sementara itu, Billy dan Nina masih bergelung di bawah selimut.

Billy dan Nina sejak kemarin sore memang sudah berada dan menginap di apartemen Babe. Itu bukan hal yang aneh. Apalagi setelah Babe mencoba melakukan pendekatan kurang-lebih satu minggu, akhirnya dia dapat mengambil alih kepercayaan dan perhatiaan Nina hampir 90%. Katakan saja, saat ini Babe sudah terlihat seperti ayah Nina daripada Billy.

Dering ponsel tiba-tiba berbunyi, Babe yang sedang membuat onigiri pun menghentikan kegiatannya dan melongok layar ponsel yang tergeletak di atas meja makan.

'Mae'

Nama yang tertera pada layar ponsel itu membuat Babe mengernyit. Mae? Kenapa mae menelepon sepagi ini? tanyanya dalam hati. Dia melepaskan sarung tangan plastik, lalu meraih ponsel tersebut dan menerima panggilan.

“Hallo, ada apa, Mae?”

“Babe, kamu ada waktu hari ini? Mae ingin bicara,” ujar Songjet dari seberang sambungan tanpa salam, tanpa basa-basi.

“Apa ada sesuatu yang penting?”

“Ada beberapa file yang ingin Mae tunjukkan padamu. Ini berkaitan dengan Billy dan Fay.”

Sebelah alis Babe terangkat mendengar ucapannya. Bukankah beberapa waktu yang lalu Songjet bahkan memperingatkan dan melarangnya untuk tidak mengganggu rumah tangga Billy, lalu kenapa sekarang Songjet ingin memberikan berkas yang berhubungan dengan mereka? Berkas apa itu?

Jujur saja, Babe penasaran dan ingin segera melihat berkas tersebut. Namun, hari ini dan besok dia sudah berjanji akan menghabiskan waktu dengan Nina dan Billy.

“Tidak bisa hari ini, Mae.”

“Kenapa tidak bisa?”

“Babe ada urusan pribadi.”

“Oh, urusan macam apa? Kamu ini, kan, perjaka tua. Tidak punya kekasih atau pasangan, jadi mau apa kamu weekend seperti ini,” ejek Songjet sarkas sampai membuat Babe menjauhkan ponsel dan memutar bola matanya malas.

“Iya, iya, aku tidak punya pasangan, tidak punya kekasih, perjaka tua, eum ... tapi sebenarnya Babe sudah tidak perjaka sih, Mae.”

“Brengsek! Mae tidak mau tahu tentang itu, yang penting kamu bisa datang menemuiku atau tidak?”

“Sudah kubilang tidak bisa sekarang.”

“Oke! Senin Mae tunggu di kantor.” Songjet tidak mau tahu. Tanpa menunggu jawaban dari Babe, Songjet langsung menutup sambungan telepon.

“Cih! Apa-apaan itu?” cibir Babe lirih. Menatap layar ponsel sesaat, kemudian meletakkannya kembali ke atas meja.

Baru saja Babe memutar badan, dia sudah dikejutkan oleh Billy yang berdiri di belakangnya. Dengan raut muka bantal, mata setengah terpejam dan penampilan acak-acakan---celana training panjang tanpa atasan---memanggil nama Babe.

Seducing Mr.P [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang