Bab 14 Son of The Devil

453 44 11
                                    

“Cepat buka pintunya!!!”

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Cepat buka pintunya!!!”

Babe langsung menjauhkan ponsel mendengar seruan lantang dari seberang sambungan yang membuat telinganya berdengung hebat. Lengkingan itu mungkin bisa menulikan telinga jika dilontarkan langsung di depannya. Beruntung, saringan pada ponsel cukup mampu membuat Babe terhindar dari mala petaka.

BRAK! BRAK!!

Belum selesai mengusap-usap telinganya, kedua manik Babe berpaling menatap pintu kamar. Entah, perasaanya saja, atau memang benar beberapa detik yang lalu dia mendengar suara pintu yang digedor-gedor dari luar.

“Hei! Anak setan! CEPAT BUKA PINTUNYA!!”

“PINTU APA?! BICARA YANG JELAS, MAE!” balas Babe berteriak. Tak mau kalah, sekaligus tidak paham dengan apa maksud oleh Songjet yang menelepon dari seberang sana.

“Aku di depan pintu apartemenmu sekarang. Sebelum aku memanggil petugas untuk mendobrak pintu ini, sebaiknya kamu cepat angkat pantatmu dan buka pintu!”

Babe menguap lebar sedetik yang lalu tiba-tiba merasa kesusahan untuk menutup mulutnya saat mendengar ucapan Songjet. Perlahan-lahan dia menoleh ke arah kiri dan menatap horor Billy yang masih tidur lelap tanpa sehelai benang pun. Bahkan selimut lebar berwarna abu-abu yang membungkus separuh badan Babe pun tidak ikut menutupi tubuh telanjang Billy dengan benar.

Manik Babe terpaku, meneliti tubuh telanjang Billy dari atas hingga bawah dan berhenti di pusat kenikmatan pria tersebut. Batang yang sedikit lunglai itu bergerak-gerak ringan, mengingatkan Babe akan aktivitas panasnya semalam.

“BABE!!!”

Babe berjengit hebat. Lupa kalau saat ini ponsel di genggaman masih tersambung dengan Songjet yang mencak-mencak bak orang gila di sana. Babe bahkan bisa mendengar berbagai macam umpatan yang keluar dari bibir Songjet di seberang sambungan.

“Iya-iya, tunggu sebentar!”

Ponsel dilempar ke atas ranjang secara asal setelah mematikan panggilan. Babe menoleh ke arah Billy yang sama sekali tidak terganggu dengan keributan dan suaranya yang keras tadi, kemudian tersenyum lembut. Dia mencondongkan tubuh, mendekatkan wajah dan mengecup dahi pria tersebut dengan lembut.

“Sayang ... kamu tidurlah dan mimpi indah. Biar aku saja yang menghadapi nenek lampir itu,” bisiknya tepat di depan bibir Billy.

Dengan malas Babe bangkit dari atas ranjang. Membiarkan selimut yang menutupi tubuh polosnya meluncur jatuh, menampakkan pahatan putih porselen berbentuk bak gitar spanyol yang membuat Billy mabuk kepayang. Ya, nyatanya tubuh menggoda dan lubang yang nikmat, mampu membuat pria berstatus sebagai ayah satu anak itu tak mau pulang ke rumahnya.

Sembari memandang dan mengagumi tubuhnya sendiri yang penuh bercak kemerahan, Babe kemudian memakai piyama kimono sutra berwarna putih. Membungkus asal, kemudian melangkah ke luar kamar.

Seducing Mr.P [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang