Warning!!!
Explicit Sexual Content, Dirty TalkBabe baru saja masuk ke dalam kamar. Setelah kembali dari mengantarkan buket bunga, Babe langsung pulang ke apartemen, berlari ke kamar dan melemparkan tubuhnya ke atas kasur.
Sedetik kemudian dia berguling-guling di atas ranjang dengan perasaan tak menentu. Seks pertama di kantor Billy benar-benar membekas dalam ingatan dan membuat Babe ingin disetubuhi lagi, lagi, dan lagi. Setiap kali bayangan bagaimana tubuhnya terentak-entak membentur dinding kaca pembatas, darahnya terasa berdesir hebat. Seluruh bulu kuduknya berdiri dan ada rasa tak biasa yang membuat batang kemaluannya minta disentuh.
Ini gila. Hanya dengan satu kali seks saja, Babe sudah dibuat gila.
Sebenarnya ini terbalik. Babe bukanlah seorang amatiran dalam hal seks. Jajan sana-sini itu biasa dia lakukan demi kesenangan dan kepuasan semata. Babe juga bukan orang yang akan menggunakan partner seks-nya untuk kedua, ketiga, atau ke sekian kalinya. Dia lebih menyukai one night stand dengan partner yang berbeda.
Namun, kali ini entah mengapa justru dirinyalah yang merasa kecanduan. Cara Billy menyetubuhinya itu bak zat narkotika yang disuntikan ke dalam tubuh. Terasa memuaskan, membuatnya terbang melayang, menginginkannya lebih dan lebih lagi. Candu yang sulit untuk diatasi jika bukan oleh orang yang sama.
"Argh! Tidak bisa. Aku tidak bisa seperti terus. Kalau aku tidak bisa mendapatkannya, aku bisa benar-benar menjadi gila."
Babe bicara sendiri lalu menggelengkan kepala. Kelopak matanya terpejam, berusaha mengusir pikiran-pikiran laknat yang hampir menguasai kepala.
"Oh! Sial!"
Drrttt! Drrrt!!
Getar ponsel di atas bantal sebelah kiri membuat Babe menoleh. Dia meraih benda pipih tersebut dan memeriksa, siapa kira-kira yang mengirimi pesan di tengah malam seperti ini.
Nama Mr.P dengan emoticon pisang 🍌 tertera pada notifikasi mengambang di layar ponsel. Hati Babe seketika merasa bungah luar biasa mendapati sosok yang tengah menganggu pikiran itu mengirimi pesan. Dengan antusias dia membuka pesan, senyum lebar mengihasi wajah seiring kata demi kata yang dibaca perlahan-lahan.
[Babe, apa kamu sudah tidur?] Begitulah pesan yang dikirim oleh Billy.
[Belum. Kenapa, merindukanku, huh? Atau ... terbayang-bayang kemarin saat kamu memperkosaku?]
Babe terkikik geli melihat balasan yang dikirimkannya pada Billy. Menggoda suami orang tengah malam memang sesuatu. Tanpa pikir panjang dia bangkit, melangkah ke arah kaca lalu menaikkan kaus yang dipakai, menyalakan kamera ponsel, memotret dan mengirimkannya pada Billy.
KAMU SEDANG MEMBACA
Seducing Mr.P [Complete]
FanfictionKatanya hidup itu kadang di atas kadang di bawah, tapi kalau Babe Tanatat kalau tidak di bawah, ya nempel di dinding kayak cicak. Karena terus-terusan ditanya 'kapan menikah?' oleh sang ibu dan dipaksa untuk menghamili anak orang untuk mendapatkan...