12 - Sweet Kiss

10.1K 430 64
                                    

Noah mendengus jengah ketika melihat Garaska sudah berdiri tegap di samping mobil miliknya yang terparkir di basement apartemen. Ini masih pagi, tapi rasa emosinya telah menjalar ke seluruh tubuh.

"Siapa yang mengajarkanmu menatap orang tua seperti itu?" Tanya Garaska terkesan menyindir sambil merapihkan jas kantornya.

"Kalo mau ngomong hal yang gak penting, gue cabut" Balas Noah dingin.

"Berani kamu pergi selangkah, Daddy tidak menjamin gadis itu akan tetap baik baik saja"

Tatapan Noah menajam, ia tidak bodoh untuk tidak memahami maksud dari perkataan Garaska barusan.

"Lo jangan berani berani nyentuh dia, meskipun seujung kukupun!" Noah menunjuk Garaska dengan amarah yang tertahan.

Garaska yang mendapat perlakuan tersebut malah terkekeh pelan dan bertepuk tangan singkat. Putranya benar benar berubah. "Kamu menghabisi anak buah Daddy, serta rela melindungi gadis itu. Otakmu di mana Noah?"

"Lo yang gak punya otak, bukan gue anjing!" Noah hendak maju mendekati Garaska, namun segera di tahan oleh anak buahnya.

"Harusnya dulu Daddy lebih keras lagi dalam mendidikmu. Gadis itu juga merubahmu seperti ini, menjadi pembangkang orang tua"

Tangan Noah terkepal kuat di kedua sisi, telinganya sontak memanas mendengar Garaska selalu membawa bawa Azzura.

"Jauhi dia, cinta masa SMA tidak menguntungkan apa apa. Pentingkan belajar, keluarga Geraldion tidak ada yang bodoh. Karna kelak kau akan menjadi penerus Daddy"

"Gue bukan Sanetta! selama ini lo dan istri lo itu selalu nuntut gue buat kayak dia! apa kalian gak mikir perasaan Sanetta di sana hah?! harusnya lo cari pelaku yang udah bunuh dan memperkosa kakak gue! bukan malah kalian nutupin kasusnya cuma karna takut reputasi jatuh! dan sibuk jadiin gue boneka!"

"Orang tua brengsek!"

"NOAH!" Garaska membentak, lalu memejamkan mata sesaat. Garaska layaknya di tampar tangan tak kasat mata, kata kata Noah berhasil membungkam dirinya sejenak.

"Gue yang sampai detik ini masih cari kebenaran! gue sayang Sanetta, kalo aja kalian gak nyuruh dia buat les malam. Dia masih ada sama kita di sini!"

Noah melepas paksa tangan anak buah Garaska yang sempat membelit lengannya guna menahan. Kemudian berlalu memasuki mobil.

•••

"Bangsat!" Noah memukul kencang stir mobil, dan membenamkan wajahnya di sana ketika lampu lalu lintas merah belum berganti warna. Hatinya berdenyut nyeri jika mengingat mendiang sang kakak.

Sanetta Aranaya Geraldion, bagi Noah Sanetta adalah sosok orang tua kedua baginya. Kakak yang selalu tahu perasaan seorang adik.

Noah tidak menyangka kalau hidup Sanetta akan berakhir setragis ini. Noah sering membayangkan bagaimana rasa takutnya Sanetta di saat kejadian pada malam itu.

Noah sering kali menyalahkan diri sendiri, karna tidak becus menjaga Sanetta. Ia adik yang buruk.

Dan sampai kapanpun, Noah akan mencari pelakunya. Kalau perlu, ia akan menghabisi sampai ke keluarganya. Noah tidak akan membiarkannya hidup dengan tenang, sebagai mana pelaku membuat hidupnya hancur berantakan.

Lalu Noah mengeluarkan rokok, dan di selipkannya di antara bibir, sedetik kemudian asap mulai mengepul keluar setelah di bakar oleh pemantik, bersamaan kaca mobil yang ia buka, membawa pergi kabut nikotin tersebut ke udara.

OBSESSED OVERDOSETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang