"Mama mau nginep?"
Pertanyaan itu mengundang dengusan sebal terlontar dari Irene. Pagi itu cerah sebenarnya, sarapan yang baru saja selesai disantap pun memuaskan, tapi entah kenapa pertanyaan yang Junkyu berikan itu justru membuat ibunya merasa jengkel. Pasalnya setiap kali Irene datang mengunjungi Junkyu sejak Junkyu tinggal sendirian, pertanyaan yang diajukan di awal perbincangan selalu sama.
"Terus kamu mau Mama tidur di mana?" Irene bertanya balik, bukan hanya sedikit tapi sangat sinis. Pertanyaan retoris, ia jengah sendiri. Sudah tahu rumah ini hanya memiliki satu kamar yang sekarang ditempati Junkyu dan Jihoon bersama, entah bagaimana pola pertanyaan putranya tersebut.
"Ya tahu, kan biasanya juga kalau Mama mau nginep juga bisa aja."
"Ya bisa karena dulu kamu belum beristri, sekarang kan kamu udah punya istri. Masa kamu suruh Mama tidur di kamar kalian? Terus kalian tidur di mana?"
"Ya gak apa-apa, aku bisa tidur di sofa, seperti biasa."
Sejauh ini Jihoon hanya memperhatikan, menyimak dengan seksama bagaimana Junkyu dimarahi karena belum juga pindah ke rumah baru yang lebih besar, yang setidaknya bisa menampung tamu yang ingin menginap tanpa salah satu harus mengorbankan punggung dan tidur di sofa keras.
"Iya, Mama tidur di kamar aja kalau mau nginap, nanti aku ikut tidur di ruang tengah, aku juga udah biasa tidur di sofa kok," Jihoon akhirnya menyahuti, menyetujui rencana Junkyu.
Tapi pernyataannya tersebut justru undang tanda tanya di benak sepasang ibu dan anak di hadapannya. Sebelum Irene kembali menyemprot Junkyu dengan omelan karena mengira Junkyu membiarkan Jihoon tidur di sofa sendirian, Jihoon lebih dulu menyadari kesalahan kalimatnya dan buru-buru mengoreksi.
"Eh, enggak, maksudnya, dulu, dulu kalo pulang sekolah suka langsung ketiduran di sofa sampe dimarahin Mama, jadi udah biasa gitu. Dan, daripada Mama kecapekan kalo harus pulang sekarang, mending nginep dulu aja."
Irene menimbang tawaran tersebut. Ia tidak lelah sebenarnya, ia juga bisa langsung melanjutkan perjalanan sekarang untuk pulang. Tapi sekarang ia lebih tertarik untuk tinggal dan melihat bagaimana rumah tangga putranya yang sudah berjalan setahun tanpa kabar ini sebenarnya.
Ia membaca beberapa novel belakangan ini, juga banyaknya berita negatif mengenai rumah tangga yang tak harmonis. Ia ingin dan harus memastikan bahwa ia tidak melakukan kesalahan dalam membuat keputusan dengan menikahkan Junkyu dengan Jihoon.
"Okelah, Mama nginep, tapi kalian tidur di kamar aja, Mama bisa tidur di sofa."
"Enggak, Mama tidur di kamar."
"Gak sopan kalo tuan rumah malah yang ngalah."
"Biasanya juga aku yang ngalah, lagipula Mama kan yang lebih tua, malah gak sopan kalo dibiarin tidur di sofa."
"Kamu ngeremehin fisik Mama? Mama tidur di atas batu bata juga bisa ya asal kamu tahu."
Jihoon menatap sekeliling. Perdebatan antara ibu dan anak itu bagai tak ada ujungnya dan Jihoon hanya duduk di sana, berhadapan langsung dengan Irene dan tak mengatakan apa pun lagi setelahnya.
- ☆ -
Bukan hanya Jihoon yang meliburkan diri dari sekolah, Junkyu juga turut mengosongkan seluruh jadwalnya secara mendadak karena kedatangan ibunya. Walaupun sering datang mendadak tanpa kabar tanpa undangan tapi Irene akan tetap marah jika Junkyu justru sibuk bekerja ketika dia datang berkunjung.
Sebenarnya tak banyak yang bisa mereka lakukan di rumah di kala senggang begini, maka ketika mentari mulai beranjak turun Junkyu berencana untuk segera saja memasak untuk makan malam daripada ia hanya melamun memperhatikan ibunya yang sibuk mengobrol dengan Jihoon sambil menonton tayangan televisi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Little Star [ kyuhoon ]
FanfictionB O Y S L O V E Tentang Junkyu, juga Jihoon yang temukan cinta terindah dalam hidupnya, tapi juga harus dipaksa rasakan luka yang larakan seluruh jiwa dan matikan raganya. _______________________________________ Warning ‼️ Cerita ini mengandung uns...