"Pusing banget, aku gak ngerti!"
Yoshi menoleh, menatap Jihoon yang sudah membanting pulpen begitu guru meninggalkan ruang kelas. Netranya lalu melirik buku catatan Jihoon yang penuh dengan angka-angka hitungan, jelas perlihatkan bahwa Jihoon sudah mencoba dan terus gagal.
"Kamu ada ikut les tambahan gak?" tanya Yoshi kemudian, buku catatannya ditutup.
Jihoon menoleh. "Enggak, gak pernah ikut les sih, sekarang juga tetep gak ikut."
"Aku juga enggak. Mau belajar bareng? Nanti aku ajarin kamu materi ini, kalau sekarang nanti malah gak keburu, aku belum makan juga soalnya."
Tawaran itu jelas buat Jihoon tertarik. Tapi dalam benaknya, ia perlu memastikan sesuatu. "Tapi kamu pinter gak," tanyanya terang-terangan.
Yoshi sontak dibuat tertawa. Sedikitnya terkejut dengan pertanyaan tanpa filter dari Jihoon. "Hm, gimana ya, kalau ukuran pinter itu diliat dari peringkat kelas, aku biasanya cuman bertahan di peringkat lima."
"Oh, bagus! Aku biasanya bahkan gak masuk sepuluh besar," ujarnya begitu percaya diri dan seolah bangga.
Yoshi hanya bisa geleng-geleng kepala melihat seluruh kejujuran dan keluguan Jihoon.
"Aku biasanya belajar di perpustakaan daerah, pas Sabtu-Minggu, jam empat sore," ujarnya jelaskan jadwal belajarnya di akhir pekan pada Jihoon.
"Oh oke. Perpustakaan daerah itu yang mana, dimana dia?"
Yoshi diam sesaat, memikirkan bagaimana caranya jelaskan pada Jihoon lokasi perpustakaan yang sedikit rumit. "Em, kamu minta anterin Koala aja ke sananya, dia pasti tahu lokasinya, agak bingung juga aku jelasinnya kan kamu gak gitu tahu daerah sini juga."
"Oh iya, oke deh."
Begitulah jadwal akhir pekan mereka terbentuk, dan begitu jugalah awal dari Jihoon yang kini duduk di meja makan bersama Junkyu, menyantap makan malam mereka dengan bibir yang masih ragu untuk utarakan permintaan. Mulutnya berdengung, tapi belum sepatah kata pun berhasil meluncur.
"Mas..."
Panggilan dengan suara lirih itu berhasil mengalihkan perhatian Junkyu. Junkyu menoleh pada Jihoon, menunggunya mengatakan sesuatu tapi Jihoon justru hanya diam dengan tatapan mata berlarian kemana-mana.
"Kenapa, ngomong aja ada apa."
"Eee..., itu, Sabtu nanti Mas sibuk gak? Kalau sibuk gak apa-apa, lupain aja." Jihoon buru-buru mengoreksi pertanyaannya, merasa tak enak hati karena harus mengganggu waktu Junkyu di akhir pekan.
Junkyu mengerutkan kening, untuk sejenak makanannya ditinggalkan. "Ada apa, ngomong yang bener, Sabtu aku gak sibuk, kan weekend."
"Ahh, itu, mau, Mas bisa anterin aku ke perpustakaan daerah gak, jam empat sore, Yoshi ngajak belajar bareng, soalnya dia mau ngajarin materi yang belum aku pahamin."
"Ohh, bisa, nanti aku anterin." Junkyu mengangguk, lalu kembali pada makan malamnya.
"Eh, makasih ya Mas, makasih banyak!" Jihoon berujar gembira. Senyumnya merekah lebar hiasi paras manisnya yang kini begitu berseri setelah permintaan sederhananya akan dituruti oleh Junkyu.
Junkyu yang memperhatikannya jadi ikut tersenyum. Perasaannya hangat hanya dengan melihat kebahagiaan kecil yang selalu dapat mencerahkan perasaan Jihoon. Baru sebentar ia mengenal Jihoon tapi ia sudah paham dan menyukai bagaimana Jihoon yang selalu bersyukur dan merayakan hal-hal kecil.
- ☆ -
Ketika sabtu tiba, sejak pagi Jihoon sudah menyiapkan tasnya, mengisinya dengan buku-buku pelajaran dan catatan untuk agenda belajarnya sore nanti. Ia juga hanya di rumah saja, berdiam diri di ruang tengah sambil menonton tayangan televisi sementara Junkyu masih terlihat sibuk dengan laptopnya di sofa sebelahnya sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Little Star [ kyuhoon ]
FanfictionB O Y S L O V E Tentang Junkyu, juga Jihoon yang temukan cinta terindah dalam hidupnya, tapi juga harus dipaksa rasakan luka yang larakan seluruh jiwa dan matikan raganya. _______________________________________ Warning ‼️ Cerita ini mengandung uns...