16. ☆

618 98 125
                                    

Pagi ini Jihoon kembali dibangunkan oleh dering alarm di atas nakas. Setelah mematikan alarm, Jihoon kembali memeluk bantal sambil berusaha membuka mata malasnya. Melihat ruang kosong di sampingnya buat Jihoon lagi-lagi hembuskan nafas berat mengingat suaminya yang masih berada jauh darinya. Ponselnya tergeletak tepat di samping kepalanya, Jihoon meraihnya, membukanya dan temukan pesan singkat yang semalam Junkyu kirimkan padanya setelah panggilan telepon diputus.

'Aku pulang hari ini jadi jangan sedih terus'

Jihoon membuka lebar kedua matanya begitu membaca pesan tersebut. Tubuhnya otomatis bangkit dan buang seluruh rasa kantuk yang memberatkan. "Astaga iya, Mas Junkyu kan pulang hari ini!"

Melupakan seluruh rasa malasnya, Jihoon lantas buru-buru beranjak menuju kamar mandi untuk membersihkan diri. Ia tidak boleh bermalas-malasan hari ini karena Junkyu akan segera pulang.

Setelah mandi dan kenakan seragam sekolahnya, Jihoon lantas keluar untuk menyiapkan sarapan sebelum berangkat sekolah. Di tengah kesibukannya mendadar telur, rungunya mendengar suara dari arah pintu depan. Kompornya dimatikan, lalu perlahan mengendap menuju pintu depan untuk melihat siapa yang berani menyusup ke rumahnya di pagi hari begini.

Kedua matanya menyipit saat dirinya bersembunyi di balik tembok. Saat pintu dibuka dan perlihatkan siapa yang datang, Jihoon langsung melotot dengan senyum merekah lebar.

"Mas!"

Tungkainya cepat berlarian menghampiri Junkyu yang bahkan belum sempat melepaskan sepatunya itu. Kedua lengannya terbuka lebar, lantas berhambur memeluk Junkyu tanpa aba-aba.

Junkyu dibuat lebih terkejut. Ia sampai tak bisa bereaksi apa pun saat Jihoon memeluknya. Setelah sedikit tenangkan diri, Junkyu lantas mengusap belakang kepala Jihoon dan menepuk punggungnya sebagai bentuk membalas pelukan Jihoon.

"Astaga, ayo lepas dulu, nanti kamu ikutan bau loh, aku belum mandi dari semalam," ucap Junkyu berusaha buat Jihoon melepaskan pelukannya, tapi Jihoon justru menggelengkan kepala.

"Gak apa-apa nanti aku mandi lagi, Mas gak bau kok."

Akhirnya Junkyu hanya bisa pasrah menunggu Jihoon puas memeluknya tumpahkan seluruh rindunya. Junkyu juga tak bisa benar-benar memprotes karena pelukan yang awalnya membuatnya tak nyaman itu justru perlahan membuatnya merasa betah.

"Mas pasti capek, mau aku buatin sesuatu gak, atau apa mau aku siapin air hangat buat Mas mandi?" Jihoon mendongak, masih enggan lepaskan pelukannya, dan Junkyu kini menunduk membalas tatapan Jihoon padanya.

Junkyu tak langsung berikan jawaban dan dalam jeda sunyi itu Jihoon hanya sibuk memandangi wajah Junkyu yang kemudian justru ukir senyum di ranumnya, dan entah bagaimana, apakah Jihoon yang salah mengira atau apakah debaran jantungnya benar-benar berdentum semakin keras? Rasanya seperti dihipnotis.

"Kamu siap-siap ke sekolah aja, aku akan urus diriku sendiri," Junkyu akhirnya buka suara. "Ayo, nanti kamu telat kalau kelamaan begini terus."

Jihoon akhirnya melepas pelukannya, kemudian mengangguk dan lantas beranjak ke dapur untuk lanjutkan sarapannya sementara Junkyu kemudian menyusul ke dapur untuk mengambil air minum.

"Baru mau sarapan?" Junkyu bertanya, kemudian lihat jam tangannya, pukul tujuh pagi.

"Iya, Mas mau aku bikinin juga gak?" Jihoon memutar duduknya, menatap Junkyu yang masih berdiri depan kulkas yang terbuka.

"Ya, kalau kamu masih sempat."

"Masih kok! Mas mau makan apa?" Jihoon berdiri dengan tiba-tiba, bersemangat untuk buatkan sarapan untuk suaminya.

Little Star [ kyuhoon ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang