Di pagi hari yang baru, hari Sabtu di pertengahan bulan, Junkyu masih nyenyak tertidur di atas ranjangnya, sampai sebuah cahaya menyerbak mengganggu tidurnya. Matanya perlahan dibuka demi temukan apa yang ganggu tidur paginya, kemudian temukan siluet samar Jihoon yang sedang membuka jendela dan seluruh tirai, yang kemudian datang menghampirinya.
"Pagi Mas!"
Seruan itu tarik senyum Junkyu untuk terukir. Nafasnya dihembuskan perlahan. Kini matanya dibuka dengan jelas dan dengan jelas perlihatkan wajah sumringah Jihoon yang tak lelah ukir senyum menyambut cerahnya pagi.
"Morning too, Little Star," balas Junkyu, tangannya lalu terangkat mengusap kepalanya.
Dua tahun, siapa yang akan mengira bahwa hidupnya akan begitu berubah hanya dalam waktu singkat sejak kedatangan Jihoon ke dalam hidupnya yang selalu sepi dan itu-itu saja. Sekarang paginya bahkan tak pernah sepi dan membosankan.
Sayangnya, ia tak bisa terus menjembak Jihoon dalam pernikahan ini. Pemikiran itulah yang hapus senyum dari wajahnya dan jatuhkan tangannya yang tadi menyisiri rambut Jihoon. Namun di hadapannya, Jihoon tetap ukir senyum hangat.
"Mas tahu gak hari ini hari apa? Cluenya, hari ini adalah hari yang spesial, spesial banget!"
"Hm?" Junkyu lantas bangun, keningnya saling berkerut memikirkan jawaban dari pertanyaan yang tiba-tiba. Netranya memperhatikan Jihoon lebih seksama, melihat bagaimana ekspresi wajahnya yang terus tersenyum antusias menunggu jawabannya sementara Junkyu sendiri masih bingung dengan jawaban dari pertanyaan tersebut.
Benaknya mengingat hari, tanggal, bulan, tapi tetap tak temukan sesuatu yang mungkin berarti spesial hari ini. Ini masih terlalu pagi untuk otaknya bekerja keras mengingat sesuatu yang sepertinya juga tidak ketahui.
"Apa yang spesial hari ini?" akhirnya Junkyu pilih lempar balik pertanyaan Jihoon karena ia sama sekali tak bisa pikirkan jawabannya.
"Hari ini, aku tujuh belas tahun! Yaaayy!" Jihoon beranjak dari kasur, berlarian kecil mengelilingi kamar merayakan hari pentingnya yang berharga. Bibirnya tak henti lontarkan tawa dan seruan kegembiraan lainnya.
Tujuh belas tahun katanya, itu artinya hari ini adalah hari ulang tahun Jihoon.
14 Maret.
Junkyu sama sekali tidak tahu tentang hal ini karena bahkan tahun lalu pun Jihoon sama sekali tidak menyinggung mengenai hari ulang tahunnya. Ia jadi merasa bersalah, juga malu karena tidak mengetahui hal sesederhana hari ulang tahun istrinya sendiri.
"Oh, benarkah, pantas saja kamu terlihat senang sekali hari ini," Junkyu berceletuk, berusaha tampak biasa saja di balik rasa bersalahnya.
Jihoon kemudian kembali menghampiri Junkyu. "Iya!" serunya lagi menanggapi ucapan Junkyu. "Hari ini aku akan jadi Jihoon yang udah dewasa terus bisa lakuin banyak hal tanpa dipandang sebagai anak kecil lagi! Yaayyy!"
"Hahaha, begitu ya, selamat ulang tahun Jihoon, semoga semua keinginan dan cita-citamu dapat tercapai sesuai keinginanmu, bersinarlah my Little Star."
Junkyu membuka kedua tangannya, berniat ingin berikan sebuah pelukan kecil sebagai bentuk pengharapan tapi Jihoon dengan semangat antusiasnya justru melempar dirinya begitu saja pada Junkyu begitu dapat kode Junkyu akan berikan pelukan, sampai Junkyu sendiri gagal menumpu diri dan berakhir jatuh terbaring di atas ranjang.
Jihoon masih terkikik, tawa di ranumnya kian lebar setelah akhirnya kembali dapatkan pelukan dari suaminya yang ia gadang-gadang nyaman dipeluk berlama-lama. Junkyu hanya bisa meringis pasrah tak tega singkirkan Jihoon seraya tangannya menepuk-nepuk punggung Jihoon, sementara Jihoon justru kian eratkan pelukannya dan semakin mendusel menyamankan diri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Little Star [ kyuhoon ]
FanfictionB O Y S L O V E Tentang Junkyu, juga Jihoon yang temukan cinta terindah dalam hidupnya, tapi juga harus dipaksa rasakan luka yang larakan seluruh jiwa dan matikan raganya. _______________________________________ Warning ‼️ Cerita ini mengandung uns...