10. ☆

618 106 38
                                    

Selama masa orientasinya di SMA, entah bagaimana doa Yoshi terkabul Jihoon benar-benar diletakkan di kelompok yang berbeda dengan Yoshi. Hal itu buat Jihoon benar-benar mulai bergaul dari awal. Ia duduk sendirian di barisan belakang, tak bicara dengan siapa pun sampai akhirnya seseorang mulai mengajaknya bicara lebih dulu. Sayangnya hal itu tak lantas buat Jihoon merasa senang karena sudah dapat teman baru, ia justru bertambah lesu saja sepanjang hari.

"Kenapa lesu gitu?"

Pertanyaan itu Junkyu lontarkan saat menjemput Jihoon dan sadari Jihoon yang hanya diam tak bersuara sama sekali, tidak seperti Jihoon yang biasanya; yang biasanya penuh tawa dan senyum cerah secerah mentari pagi.

Mendengar pertanyaan itu, Jihoon hanya berdecak, lalu memalingkan wajah ke luar jendela.

"Gak apa-apa, sedih, aku beneran gak sekelas sama Yoshi."

Jawaban itu sedikitnya buat Junkyu ingin tertawa. Ia tak tahu harus menanggapi perasaan sedih Jihoon tersebut bagaimana selain keluarkan sedikit tawa.

"Kamu mau sekelas sama dia?"

"Tapi Yoshi gak mau...."

"Terus kamu maunya apa?"

Jihoon menggeleng. Ia sendiri juga tidak tahu apa yang dia inginkan untuk memperbaiki suasana hatinya hari ini. Ia bahkan tidak bicara pada Yoshi sejak kemarin kelompok orientasinya dibagikan. Walaupun hal tersebut bukan salah Yoshi, tapi Jihoon tetap kesal karena Yoshi sudah mengharapkan hal ini terjadi.

Akhirnya selama sisa masa orientasi itu Jihoon benar-benar mempertahankan dirinya untuk tidak bicara pada Yoshi demi tunjukkan keseriusan kekesalannya. Tapi begitu masa orientasi telah selesai, saat Jihoon berangkat ke sekolah dan tak sengaja bertemu dengan Yoshi di depan gerbang sekolah, Jihoon langsung menyapa Yoshi dengan ceria seperti biasanya seolah seluruh rasa kesalnya tiga hari belakangan tak pernah terjadi.

"Kamu masih mau kita pisah kelas?" Jihoon kembali ajukan pertanyaan tersebut setelah kini ia berjalan beriringan bersama Yoshi menuju halaman utama tempat mereka diminta berkumpul.

"Gak gitu, soal kelas kan aku gak bisa kendaliin jadi ya mau gimana lagi. Kalo tetep sekelas juga aku oke-oke aja."

Jihoon mengangguk-anggukan kepala, kini sedikit lebih puas dengan jawaban yang Yoshi berikan. "Tapi kamu tahu gak kalau kemarin itu aku diemin kamu karena aku marah sama kamu?"

"Huh?" Yoshi sontak menoleh pada Jihoon, langkah kakinya turut berhenti untuk memandangi Jihoon dengan kedua alis bertaut.

Secara pribadi, Yoshi tidak menyadari bahwa Jihoon sedang mendiamkannya karena marah. Ia hanya mengira bahwa Jihoon sudah dapat teman baru dan tak punya waktu untuk menemuinya selama waktu istirahat dan Yoshi juga tidak terlalu memikirkannya.

Dengan kaku kepalanya menggeleng. "Eng..., enggak..., kamu marah?"

Jihoon melebarkan mata mendengar jawaban tersebut. Ia mendengus sebal dengan bibir manyun. "Kok kamu gitu sih?! Yaudah sekarang aku marah lagi sama kamu! Nyebelin banget!" Jihoon menghentakkan kakinya lalu berjalan lebih dulu meninggalkan Jihoon.

"Loh? Eh, Jihoon! Maaf, aku gak tahu kalau kamu bakal beneran marah soal itu," Yoshi segera mengikuti Jihoon sambil terus lontarkan banyak alasan diselingi permintaan maaf dan Jihoon hanya mengabaikannya.

Hari ini adalah pembagian kelas yang sesungguhnya dan Jihoon masih berharap ia diletakkan di kelas yang sama dengan Yoshi. Yoshi tidak lagi mengatakan apa pun soal penempatan kelas karena tidak mau Jihoon makin marah padanya.

Namun apalah daya jika takdir sama sekali tak berpihak pada Jihoon. Jihoon berakhir berada di kelas yang berbeda dengan Yoshi. Jihoon yang awalnya baik-baik saja kini kembali pasang wajah masam sambil memandangi Yoshi.

Little Star [ kyuhoon ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang