29. Awake.

241 31 19
                                    

---

Sungho berbaring di ranjang dengan raut wajah gelisah. Keringat dingin membasahi keningnya. Di dalam mimpinya, ia merasa terjebak dalam kegelapan, dengan suara teriakan panik di sekitarnya. Seorang pria mencoba menepuk pipinya, mencoba membangunkannya dari mimpi buruk tersebut.

Perlahan-lahan, Sungho membuka matanya. Penglihatannya masih samar-samar, namun ia bisa melihat bayangan seseorang berdiri di dekatnya. Wajah itu terlihat sangat khawatir. Saat pandangannya semakin jelas, Sungho mengenali wajah yang familiar itu—Jaehyun.

"Jaehyun?" Sungho berbisik dengan suara lemah. Ia masih merasa bingung dan gelisah.

Jaehyun duduk di tepi ranjang, matanya penuh kekhawatiran. "Sayang, kamu baik-baik saja? kamu menangis dalam tidurmu, ada apa?" tanyanya dengan suara lembut, tangannya mengusap lembut wajah Sungho, berusaha menenangkan.

Sungho mencoba mengingat apa yang terjadi sebelum ia pingsan. Ia memandang sekeliling ruangan, melihat beberapa wajah yang ia kenal dengan jelas. Rasa lega mulai menggantikan kebingungan di dalam dirinya, namun ketakutan masih tersisa. Ia memejamkan matanya sejenak, mencoba menenangkan dirinya, lalu membukanya kembali. Sungho mengamati wajah Jaehyun dengan seksama, berusaha memastikan bahwa ini bukan sekadar mimpi.

"Aku... ini sungguh kamu Jaehyun?" Sungho bertanya lagi, suaranya masih bergetar. Ia menarik napas dalam-dalam, mencoba menenangkan detak jantungnya yang masih berdegup kencang. Pandangannya tertuju pada tangan Jaehyun yang masih mengusap lembut wajahnya. Sentuhan itu nyata, hangat, dan penuh perhatian.

Sungho tidak menjawab. Sebaliknya, ia langsung memeluk erat Jaehyun, memastikan bahwa ini bukan mimpi. Ia menangis kencang, merasa lega dan takut sekaligus. Tangannya bergerak cepat memeriksa tubuh dan wajah Jaehyun, memastikan tidak ada luka.

"Jaehyun, kamu baik-baik saja? Tidak ada yang terluka? Bagaimana dengan Wonbin hyung, Leehan, sama Sohee? kalian kecelakaan.." pertanyaan-pertanyaan beruntun keluar dari mulutnya, suaranya bergetar penuh kepanikan.

Jaehyun mencoba menenangkan Sungho, meskipun hatinya juga dipenuhi kecemasan. "Kami semua baik-baik saja, Sungho sayang. Tenanglah. Fokus pada dirimu dulu," katanya dengan suara lembut namun tegas. Ia memeluk Sungho dengan erat, memberikan kehangatan dan rasa aman yang sangat dibutuhkan oleh Sungho saat itu. Sungho akhirnya mulai merasa lebih tenang, meskipun masih ada sisa-sisa ketakutan yang menggantung di hatinya. Ia menghela napas panjang, mencoba mengusir bayangan mimpi buruk yang baru saja dialaminya.

Sungho membalas pelukan Jaehyun dengan erat. "Sayang, tenang. Aku baik-baik saja. Semua orang baik-baik saja. Tidak ada yang terluka. Tidak ada kecelakaan apapun," ucapnya dengan suara yang menenangkan, mencoba meredakan kekhawatiran yang masih melanda Sungho.

Di sekitar mereka, Sungchan, Taesan, dan beberapa anggota geng berdiri dengan wajah penuh kekhawatiran. Mereka berusaha menenangkan suasana, memastikan bahwa Sungho benar-benar paham bahwa semua baik-baik saja.

Sungho masih merasakan gugup dari mimpi buruknya. "Tapi aku melihat kecelakaan itu. Aku melihat kalian semua terluka..." suaranya bergetar, air mata masih mengalir di pipinya.

Jaehyun mengusap rambut Sungho dengan lembut. "Itu hanya mimpi, sayang. Kita semua di sini, selamat dan sehat. Tidak ada yang perlu dikhawatirkan," kata Jaehyun, mencoba menenangkan hati Sungho.

Perlahan-lahan, Sungho mulai merasa lebih tenang. Ia melepaskan pelukannya dan menatap wajah Jaehyun dengan penuh kasih. "Aku takut kehilanganmu, Jaehyun. Aku benar-benar takut."

Jaehyun tersenyum tipis dan mencium kening Sungho. "Aku juga takut kehilanganmu, Sungho. Tapi kita akan selalu bersama. Aku akan selalu baik-baik saja untukmu."

FORBIDDEN MOONLIGHT [DAENGSUNG / MYUNGNYANGZ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang