30. Simple Joys.

259 27 2
                                    

---
Setelah kejadian yang menegangkan, Sungho akhirnya merasa sedikit tenang melihat Jaehyun berada di sampingnya, sehat dan selamat. Detik-detik sebelumnya terasa begitu mencekam, seolah dunia runtuh di sekelilingnya. Sungho masih bisa merasakan detak jantungnya yang cepat dan keringat dingin di dahinya. Namun, kini, saat melihat Jaehyun yang tersenyum lembut kepadanya, semua kekhawatiran itu perlahan menghilang.

"Bagaimana perasaanmu sekarang?" tanya Jaehyun dengan suara lembut, sembari menggenggam tangan Sungho.

Sungho menghela napas panjang dan mencoba tersenyum. "Sedikit lebih baik, terima kasih. Aku masih merasa sedikit terguncang, tapi kehadiranmu sangat membantu."

Jaehyun mengangguk, matanya penuh perhatian. "Aku akan selalu ada di sini untukmu, Sungho. Kita akan melewati ini bersama."

Meski mimpi buruk yang menghantuinya masih terasa nyata, kehadiran Jaehyun memberikan ketenangan yang sangat dibutuhkannya. Jaehyun, dengan sabar dan penuh kasih, memberikan sentuhan hangat yang seakan mengusir semua rasa takut. Sungho tahu bahwa perjalanan mereka belum selesai, bahwa masih banyak hal yang harus mereka hadapi bersama, tetapi di saat ini, berada di sisi Jaehyun membuatnya merasa lebih kuat dan berani.

"Apa yang kau pikirkan?" tanya Jaehyun, mengusap lembut rambut Sungho.

Sungho menghela napas lagi, matanya menatap langit-langit. "Aku hanya... masih terbayang-bayang dengan apa yang hampir terjadi. Tapi aku bersyukur kau ada di sini. Kau adalah penenangku."

Jaehyun tersenyum dan mencium kening Sungho. "Kita aman sekarang. Fokuslah pada hal itu."

Para anggota geng yang sebelumnya memenuhi kamar Sungho satu per satu pamit pulang, memberi kesempatan bagi pasangan itu untuk menikmati waktu bersama. Sungchan, dengan mata penuh simpati, menepuk bahu Jaehyun sebelum keluar dari kamar.

"Jaga dia baik-baik, Jaehyun. Kami selalu di sini jika kalian butuh bantuan," ujarnya dengan suara lembut namun tegas.

Jaehyun mengangguk sambil tersenyum tipis. "Terima kasih, Sungchan. Hati-hati di jalan."

Ketika pintu kamar tertutup, menyisakan hanya Jaehyun dan Sungho, suasana menjadi lebih tenang. Jaehyun mendekati tempat tidur dan duduk di tepinya, memandang wajah Sungho yang masih tampak lelah namun sedikit lebih tenang.

"Kau ingin makan sesuatu? Mungkin sup panas bisa membuatmu merasa lebih baik," tawar Jaehyun dengan lembut.

Sungho menggeleng pelan. "Aku hanya ingin kau tetap di sini. Aku butuh kehadiranmu."

Jaehyun mengangguk, menegaskan kembali komitmennya. "Aku tidak akan kemana-mana. Aku di sini bersamamu, selalu."

Sungho menutup matanya sejenak, merasakan kehangatan dan perlindungan yang diberikan oleh Jaehyun. "Terima kasih, Jaehyun. Aku tidak tahu apa yang akan kulakukan tanpa dirimu."

Dengan suasana yang semakin tenang, mereka berdua menikmati kebersamaan yang hangat dan penuh kasih, siap menghadapi hari-hari berikutnya dengan lebih berani.

Jaehyun mengangguk dan membantu Sungho berbaring kembali dengan hati-hati, memperhatikan setiap gerakan agar tidak menambah rasa tidak nyaman. "Sekarang, kau harus beristirahat. Bayi kita juga butuh istirahat," ucapnya sambil tersenyum, meletakkan tangan di atas perut buncit Sungho dengan lembut.

Sungho memejamkan mata, merasakan kehangatan dari tangan Jaehyun yang mengelus perutnya. Rasa hangat itu menyebar ke seluruh tubuhnya, memberikan ketenangan yang sangat dibutuhkan. "Terima kasih, Jaehyun. Aku mencintaimu," bisiknya, suaranya penuh keletihan namun sarat dengan kasih sayang.

"Aku juga mencintaimu, Sungho," balas Jaehyun dengan suara lembut, matanya menatap penuh cinta pada pasangannya. Dia bisa merasakan ikatan yang semakin kuat di antara mereka, terutama setelah semua yang telah mereka lalui bersama.

FORBIDDEN MOONLIGHT [DAENGSUNG / MYUNGNYANGZ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang