2O. Special Chapter +. Syongnen

350 34 10
                                    

BUDAYAKAN VOTE & COMMENT SETELAH BACA YA GAIS YA 😞💗
***

Studio itu dipenuhi dengan lampu-lampu terang dan blitz kamera yang menyala tanpa henti. Di tengah keramaian, Jaehyun dan Sungho berdiri di hadapan para wartawan, menjawab pertanyaan dengan tenang dan terbuka. Mereka tahu bahwa momen ini adalah titik balik penting dalam kehidupan mereka, sebuah pengakuan yang tak hanya mempengaruhi mereka, tapi juga orang-orang di sekitar mereka.

Di salah satu sudut ruangan di belakang para jurnalis, Sungchan dan Wonbin, menyaksikan dengan penuh perhatian. Meski belum pernah berbincang sebelumnya, mereka berbagi rasa hormat dan kekaguman terhadap keberanian yang ditunjukkan oleh Jaehyun dan Sungho.

Sungchan melirik ke arah Wonbin, yang tampak terkagum melihat temannya berdiri tegak di hadapan dunia. Momen ini tak hanya penting bagi Jaehyun dan Sungho, tapi juga bagi orang-orang yang mereka cintai.

***

Setelah pers selesai, ruangan studio semakin ramai dengan para wartawan dan kru yang bergerak kesana kemari. Wonbin berusaha mencari teman-temannya di tengah keramaian, namun itu hampir mustahil. Kerumunan yang berdesakan membuatnya sulit bergerak, apalagi menemukan teman-temannya.

Sungchan yang melihat Wonbin kebingungan, mendekatinya dengan langkah mantap.

"Hei, kamu Park Wonbin, kan? Guitarist Bonekdo Band? Aku pernah ikut menonton konser kalian." tanya Sungchan dengan suara rendah namun jelas.

Wonbin, sedikit terkejut, mengangguk. "Iya, benar Ah.. kamu pasti Sungchan, sahabat Sungho?"

Sungchan mengangguk balik, menawarkan senyuman tipis. "Aku bisa mengantarmu pulang. Aku melihatmu sulit menemukan teman-temanmu di sini."

Wonbin merasa lega dengan tawaran itu. "Benarkah? Aku tidak tahu Leehan ada dimana. Tapi terima kasih! aku sangat menghargainya."

***

Di tengah perjalanan pulang, suasana di dalam mobil cenderung hening. Wonbin mengamati jalanan yang berkelok-kelok di luar jendela, merasa sedikit canggung di samping Sungchan yang jarang berbicara.

Namun, keheningan itu segera terpecah saat telepon Sungchan berbunyi. Wajahnya langsung berubah serius ketika mendengar laporan dari anak buahnya.

"Yeoboseyo. ada apa Gyuvin?" Sungchan menerima telepon sambil menyetir pelan.

"Kyungjun, tangan kanan Seunghan dan pasukannya menyerang markas," kata Gyuvin di telepon, terdengar putus asa.

"Shibal." Sungchan menggenggam setir dengan kuat hingga terlihat urat timbul di tangannya.

"Ada apa, Sungchan-ssi?" tanya Wonbin ragu.

"Babi babi Seunghan kembali lagi." Sunchan bingung antara mengantar Wonbin pulang atau segera ke markas. "Ini masalah besar. Aku harus segera ke markas. Tapi aku akan mengantarmu pulang dulu."

Wonbin yang mendengar percakapan itu, segera menawarkan bantuan. "Aku bisa ikut denganmu."

Sungchan menolak dengan tegas. "Tidak, ini terlalu berbahaya."

"Kamu akan lebih lama jika mengantarku karena tidak searah. Teman-temanmu membutuhkanmu segera."

"Aku bisa menjaga diri, cepatlah jangan banyak berfikir lagi, kamu tidak punya banyak waktu" setelah bujukan dan cerewetan paksaan dari Wonbin, akhirnya Sungchan mengalah. "Baiklah, tapi tolong jangan beritahu ini pada Sungho atau Jaehyun, oke?"

Wonbin mengangguk patuh.

"Dan tetap di mobil dan jangan keluar apa pun yang terjadi."

***

FORBIDDEN MOONLIGHT [DAENGSUNG / MYUNGNYANGZ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang