Alice dan Alex

2.9K 139 2
                                    

Maafkan author ya teman-teman, abiyyu diganti dengan Alexander jadi Alexander demitrius blake. Why? Karena mereka anak kembar aku pengen aja mama mereka sedikit sama jadi Alex Alice dan dengan Adel Arga woaah mancai ya bersajak aaaa hehe lanjut deh, ini lagi seneng makanya update. Yuk bikin author seneng biar updatenya tambah cepet kirimin coklat gitu haha canda aja kok. Vote kalian membuatku sangat bahagia.

Adeline POV

Alice seorang bayi yang amat sangat menggemaskan. Bermata biru seperti Arga, walau dia masih kecil dia udah bisa berekspresi didepan kamera. Entah tidak sengaja atau memang ia selalu menggemaskan. Sedangkan Alex sama ia juga menggemaskan mudah tersenyum dan matanya coklat sepertiku. Ia terlihat tampan di kamera, karena ya itu mukanya tidak pernah datar tetapi terus tersenyum menurutku. Sekarang mereka telah berumur satu tahun, dan asi akan kuberikan hingga umur mereka 2 tahun. Katanya mereka akan jarang sakit jika diberi asi lebih bbanyak ya aku harap seperti itu.

Perkembangan Alice semakin baik, ia anak yang pintar walau dinyatakan ia autis kami tidak ingin melepasnya. Bagaimanapun itu anakku, luna dan pemimpin mereka. Dan menurutku dimanapun Alice berada, ia selalu membuat orang lain tertawa dengan melihat ekspresi diwajahnya yang sangat menggemaskan.

Alex, ia tumbuh seperti anak yang normal bersama dengan adiknya Alice. Aku harap kelak jika ia beranjak dan semakin dewasa ia tidak akan malu memiliki adik seperti Alice. Terkadang memikirkannya membuatku sedih.

"Arga apa kita jadi ke mall?" Tanyaku padanya yang sedang sibuk menggendong alex

"Ya tentu saja, ayo" jawabnya

"Okay" jawabku seraya mengangkat Alice ikut.

Hari ini kami akan mengecek kondisi Alice, ia harus rutin di cek dan imunisasi. Setelahnya kami akan ke mall untuk membelikan perlengkapan mereka berdua.

Syukurlah setelah dicek, kondisi Alice semakin membaik. Walau seperti itu dokter berkata sebaiknya Alex dahulu yang disekolahkan kelak, jika Alice tidak ingin jangan dipaksakan. Mungkin ia bisa home schooling ssaja, karena jika dipaksa ia akan minder dan merasa tertekan. Dan yang sangat membahagiakan Alice tidak perlu di cek lagi ia hanya cukup di imunisasi bersama dengan Alex.

Karena aku senang akan perkembangan Alice, saat di mall aku lupa diri. Aku membelikan baju, celana, sepatu, kaus tangan, kaus kaki, dress, topi, sweater, dan beberapa aksessoris yang berlebihan untuk Alice. Ya walau Arga hanya tersenyum dan tidak merasa rugi dengan perlakuanku ini. Ia sangat kaya, dan apa lagi aku sekarang pemimpin huh lelah sekali.

Aku membelikan baju dan perlengkapan lain milik alex berwarna biru entahlan dari muda hingga tua ada, sedangkan Alice tentu saja pink atau ungu.

Arga pov

Awalnya aku sangat sedih dan terpuruk ketika mengetahui bahwa anakku autis. Sempat aku ingin membunuhnya atau membuangnya, tapi Adeline begitu yakin anak itu akan menjadi normal. Lagi pula autis itu karena iq dan eq nya yang sangat ttinggi artinya dia pintar bukan bodoh katanya seperti itu. Bahkan ia sempat berkata aku akan pergi dari sini membawa alice bersamaku dan mereject mu.

Tentu saja aku tidak ingin seperti itu terjadi.

Setahun berlalu, setiap dua minggu kami mengunjungi rumah sakit dikota. Kami ingin alice menjadi normal, ia mendapatkan imunisasi lebih. Namun ada yang aneh, dimanapun ia berada orang-orang sekitar yang melihatnya dapat tertawa dan tersenyum dengan lepas. Sama seperti alice yang dalam tidurnya pun ekspresi wajahnya gembira. Alice juga jarang menangis, berbeda dengan Alex. Alice menangis itu menandakan beberapa hal, ia ingin minum, ia terjatuh, atau ia buang air. Sedangkan Alex tidak bisa ditinggal, sedikit-sedikit ia menangis. Tapi jika ia sedang mood ia akan tersenyum sepanjang hari. Apa lagi mata Alex yang persis dengan Adel.

Aku dan keluarga menuju kota, selain ingin memerika keadaan alice, aku dan Adel berencana untuk membelikan perlengkapan untuk Alex dan Alice. Adel sangat bahagia mendengar kabar dari dokter bahwa Alice sudah membaik, dan ia harus terus menerus didekatkan dengan orang banyak. Ya semenjak Alice lahir para pelayan tidak boleh pulang oleh Adel. Anastasya disuru tinggal dirumah juga. Semua kamar terisi tidak ada yang kosong sampai Adel membolehkan mereka pindah kembali.

Mungkin karena Adel senang ia lupa akan shoping terlalu banyak. Aku sih tidak perduli, uangku juga tidak akan habis. Semua pakaian Alex berwarna biru atau putih atau jeans ya seperti itu dari biru muda sampai tua ada. Lalu Alice bajunya berwarna pink atau ungu bahkan adel membelikannya dress yang lucu. Katanya Adel memiliki dress yang mirip dengan itu, jadi dia mau couple dengan Alice. Maka aku memilihkan Alex kemeja dan jas yang juga mirip dengan ku.

Setelah kami pulang, aku mengajak adel dinner malam ini. Ia pun dengan cepat mencuci baju Alex dan Alice yang tadi kami beli. Aku yakin ia akan mengenakannya malam ini, maka aku meminta Tery penyihir yang dapat mengendalikan angin. Tentu saja agar Adel tidak kecewa jika baju itu belum kering.

Malamnya pun aku mengajak keluargaku dinner ditepi pantai. Tapi tentu saja disana ada restaurant dengan kaca bening, jadi tentu saja anak-anakku tidak kedinginan tentu saja. Dan acara dinner inipun sekaligus merayakan satu tahun aku telah menikah dengan Adeline.



------

Kependekan ya? Ngebet nih mau uploadnya. Itu pict Alice lucu ya.
Thx to silent reader, vote dan comment.
Big love to all.

ESCAPETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang