Anon

2.8K 127 11
                                    

ADEL POV

Pagi ini sangat cerah, semoga saja hariku secerah cuaca hari ini. Aku sarapan besama Alice, ia sudah bisa memakan makananya sendiri. Aku membuka hpku dan melihat pemberitahuan, selalu seperti ini. Banyak yang menanyakan kapan baju desain baru keluar, sedangkan aku belum sempat mendesain segalanya. Namun, ada satu e-mail yang menarik perhatianku.

"Berbahagialah dahulu, waktumu sebentar saja. Tak lama lagi kau akan mati, pergi meninggalkan dunia ini."

Aku terkejut, baru kali ini aku mendapatkan teror seperti ini. Aku memutuskan untuk mandi, dan tak lupa memandikan Alice juga. Aku pergi kerumah bibi, bukan hanya sekedar berkunjung namun juga menitipkan Alice. Sepertinya teror e-mail tadi tidak main-main. Aku tidak ingin Alice menderita dan tidak ada yang menjaganya. Aku membelikan 4 tiket pesawat menuju Indonesia. Ya, mereka aku minta kesana karena aku pikir ini jalan terbaik. Aku telah menyiapkan rumah disana, Bali katanya kota yang indah. Dan juga banyak turis disana, maka aku pikir tidak akan keberatan bibi sekeluarga pindah kesana. Namun tak kusangka, jika sebenarnya itu adalah kota asal bibi. Semakin bahagia saja aku dibuatnya.

Aku pergi dari sana secepatnya, aku pergi menuju LA. Aku rasa lebih baik aku mengunjungi kawan lama, terlebih adalah sahabatku semenjak kecil.

Aku harap Grace, bisa membantuku. Sejak dulu ia membantuku dalam menangani berbagai macam masalahku, dan aku harap dia dapat memberikan aku pencerahan kali ini. Aku menghubungi nomornya, nada sambung telah berbunyi namun tak ada jawaban. Aku mendatangi apartemennya, kebetulan sejak dulu kami memberikan password apapun selalu sama 257 selalu. Entahlah terlihat unik saja angka itu. Pintu terbuka, semua terlihat berantakan dan sepi. Ini bukanlah type grace, ia selalu rapi dan jika ia tidak dirumah pasti ada sesuatu yang berbunyi entah tv yang akan menyala dari pagi hingga sore atau radio. Dia melakukan itu agar maling tidak masuk kedalam, saat itu pernah ia lupa melakukan ritual itu. Akhirnya selama ia disekolah sibuk menelpon telpon rumahnya agar ribut, setelah lama tak kunjung selesai juga maka aku memberikannya saran agar menghubungi receptionist atau satpam saja agar terlindungi.

"Graceeeee?" Panggilku karena aku telah menelusuri ruang bawah.

"Graaaaaceeee?" Teriakku lagi

"Graaa... aaaaaaaaaaa" dan semua berubah menjadi gelap gulita

-Aku, gadis misterius selama ini. Diam-diam aku mengirim e-mail anon kepada Adel. Aku tidak akan melepaskan Arga ke tangan perempuan murahan itu. Aku sungguh mencintai Arga, aku rela seluruh keluargaku tidak menganggapku ada. Aku relakan segalanya semenjak lama, namun semua yang kulakukan itu tidak ada artinya. Apakah salah jika aku tetap mencintai Arga? Aku bukan seorang perusak, statusnya aku lebih dulu mengenal arga.-

______________________________________

Voteeeee dong, ga semangat lanjutinnya.

ESCAPETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang