posesif(part II)

3K 158 3
                                    

Still Arga POV

lama aku hanya duduk dengan gelisah di ruang tunggu klinik. Semua melihatku sedih, apa lagi bajuku masih dengan noda darah Adeline yang tidak sedikit tidak juga banyak.

Dokter keluar, akupun dengan sigap berdiri dan mendatanginya.

" Alpha, Luna hampir keguguran. Te-" kata dokter membuka percakapan dengan gemetar, karena jika ia salah sedikit saja bisa saja kepalanya ku penggal.

"Lalu bagaimana! Kau berhasil menyelamatkan mate dan anakku kan!" Entahlah itu pekikan atau bentakan yang ku keluarkan

"Selamat Alpha, namun Luna masih kekurangan darah walau kami telah mentransfusi darah. Mungkin akan sadar jika tekanan darahnya telah membaik." Katanya dengan hati-hati

"Baiklah, ada lagi?" Tanyaku

"Anak Alpha dan Luna, kembar" kata dokter itu lagi, dan aku mengingat Adel sempat memberitahukan ku bahwa anak yang ia kandung itu kembar satu laki-laki dan satu perempuan.

"Apa kau tau kelamin mereka?" Tanyaku setelah jeda panjang karena aku sempat berfikir.

"Belum Alpha, mungkin 1 atau 2 bulan lagi akan kelihatan jika di USG" jawabnya dengan senyum

"Baiklah, kembalilah bekerja" kataku lalu memasuki kamar Adeline berada, sekilas ku lihat ia membungkukan badan menghormatiku.

Adeline. Ia tau anaknya kembar dari mana? Jenis kelaminnya juga ia tau. Lalu apa yang ia lakukan dikamar mandi hingga terjadi seperti ini. Oh God selamatkanlah pasangan hidupku dan kedua anakku, aku menyayangi mereka.

' ku kira kau sudah tidak sayang lagi'

'Diamlah grey'

'Apa? Aku hanya menyampaikan apa yang ku tau'

'Aku menyayanginya, sangat'

'Bahkan kau tidak mempercayainya tadi, kau juga tidak mau mengantarnya membeli sesuatu di mall'

'Aku tidak ingin ia kenapa-kenapa. Apa lagi kelelahan, berjalan di mall yang ramai dan luas itu. Aku takut'

'Kau bisa membawa kursi roda buat jaga-jaga. Jika ia lelah kau bisa mendorongnya saja dengan kursi roda'

'Maafkan aku grey, aku bukan mate yang baik'

'Tidak apa, kau jadikan saja ini pelajaran. Begitu ia sembuh apapun yang ia minta usahakan kau penuhi'

'Baiklah grey'

Aku mate yang jahat. Aku bahkan tidak bisa menjaganya dengan baik. Bisa saja saat dia tidak menjawab dari awal aku mendobrak pintu itu. Dan andai saja aku terlambat mendobraknya mungkin aku akan menyesal seumur hidupku.

Cepatlah sadar dan pulih my mate. Aku kacau jika kau hanya terbaring lemah dengan infus ditanganmu. Lebih baik kau mengomel memarahiku, atau meminta macam-macam yang aneh-aneh. Atau apalah tetapi lekaslah sadar. Aku menyayangimu.

Aku nampak kacau disamping Adel. Aku menggenggam erar jemari tangannya, menunggunya sampai sadar.

Adeline POV

Aku berada disebuah tempat yang sungguh indah. Sebuah taman dengan danau yang jernih, ikan-ikan berwarna-warni didalamnya terlihat sangat jelas. Tanaman dan pepohonan disini sangatlah subur dan terawat. Buah-buahan disini tumbuh subur dan lebih besar serta cantik.

"Hai Adeline" kata seseorang perempuan cantik, apa ini seorang bidadari? Aku sudah disyurga

"h-hai" jawabku akhirnya

"Kau harus kembali, kau tidak harus ada disini. Anakmu, matemu mereka membutuhkanmu." Katanya dengan nada dan tutur kata yang lembut

" tapi disini sangat indah, aku ingin disini saja" kataku merengek padanya

" tidak, tidak boleh dan tidak bisa" jawab seorang itu memaksa dan sedikit membentak walau dia tetap lembut.

"Tapi..."

"Dengarkan aku baik-baik. Kau harus kembali demi Arga matemu dan demi seluruh isi kerajaanmu. Jika kau pergi dari sana sekarang maka mereka tidak memiliki pemimpin, mereka akan salar arah dan akan menggunakan kemampuan mereka untuk kejahatan. Jika itu terjadi pack milik Arga akan lenyap. Maukah kau jika itu semua terjadi?"

"Ti-tidak" jawabku kaget

"Kau akan menghadapi masalah besar, banyak yang menantimu disana. Tapi jangan khawatir kamu dan Arga serta seisi istana akan baik-baik saja karena kau dan Arga tak tertandingi oleh mereka yang jahat denganmu. Ingatlah kata-kataku Adeline. Jangan menyerah"

Lalu semua kembali gelap.

ARGA POV AGAIN

Aku masih menunggu Adeline, aku melupakan semua hal kecuali Adeline. Aku tidak mood untuk makan, minum, mandi bahkan beranjak dari kursi inipun tidak.

Aku menggenggam erat tangannya, aku rindu dengan dia yang super duper cerewet.

Tak lama tangannya bergerak, aku sangat senang tetapi juga panik. Maka aku memanggil dokter dan memintanya untuk memeriksanya.

Tak lama ia membuka matanya, ia berusaha berbicara namun suaranya tidak keluar. Dan bodohnya aku begitu ia sadar lupa memberikannya air. Setelah ia meminum air yang diberikan dokter itu padanya ia berterima kasih dahulu kepada dokter itu, lalu diperiksa.

"Luna sudah tidak apa-apa. Kondisinya sudah sangat stabil, dan bisa pulang jika mau" kata dokter seraya meninggalkan kami.

" adeline, apa ada yang masih sakit atau apapun itu? Beritahu aku sayang"

"Tidak ada Arga, ah ya dokter itu lupa mencabut infusku" katanya dengan senyuman khas yang sangat manis dan tentu saja ku rindukan.

" akan ku panggil lagi " kataku berlalu namun ia menahanku

"Tidak usah, aku tau cara melepaskannya. Apa dimeja situ ada handsaplast?''*gatautulisannyamaaf*

"Ada"

"Ambilkan"

Tak lama ia membuka infusnya sendiri dengan hati-hati, lalu mengambil handsaplast dariku dan merekatkannya pada tangannya yang sebelumnya ada jarum disana.

"Selesai, ayo kita kembali ke rumah" katanya dengan ssemangat ia belum tau jika ia hampir saja keguguran.

"Siapa bilang? Aku sudah tau kok. Maafkan aku Arga, aku tidak dapat men-"

"Baiklah, ayo pulang?"

"Ku gendong?"

"Gendong belakang?"
Tanpa ku jawab aku langsung berjongkok membelakanginya, lalu ia mengalungkan tangannya dileherku dan aku menahan pahanya agar tak jatuh.


-----------

Yeay Adeline masih hidup. Siapa yang akan berbuat jahat? Itu nanti aja ya, bahagia bahagianya aja dulu.
Thx to silent reader, vote dan comment. Kalian penyemangatku untuk tetap menulis, walau pernah terfikir untuk menghapus cerita ini. Terimakasih banyak. Big love to all.

ESCAPETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang