Haii readers!! buat semua yang baca tolong jangan salah paham di awal ya utamakan baca sampe akhir biar tau kalo isi cerita ini ngga sepenuhnya boylovers ( g*y ) jadi yang minat baca terimakasih yang ga suka bisa di skip aja oke.
Jangan lupa vote komen nya biar author yang bikin dasha taran insecure ini semangat, *percaya diri lebih penting 😊🙏🏻
POKOKNYAA HAPPY READING ALL
.
.
.
.
.
.01. Awal pertemuan
__________________________Kicauan burung terdengar bersahut-sahutan sangat merdu, mentari yang bersinar menyinari seluruh kota bandung dengan aktivitas yang sudah padat akan orang berangkat kerja, sekolah, kuliah dan lain sebagainya.
Pavel azregas, kini dirinya tengah berada di ruang musik karna ada kelas musik hari ini begitu juga dengan gavya yang juga ada kelas musik bersama dengan pavel.
"Lu kemarin nilai kelas musiknya berapa? gue rendah banget anjir, cantik cantik bego ternyata gue." bisiknya kepada pavel karna ada pacarnya disamping sedang berbicara dengan temannya.
"Lu nya aja ga tertarik sama musik mau bisa dapet nilai tinggi gimana, makanya dalami tuh yang namanya seni musik." ucap pavel sambil memainkan gitarnya.
"Males, mending sastra. Aih iya gue kemarin denger dari temen ada mahasiswa baru dan dia ambil kelas musik juga, pecinta musik kek lu dah kayanya." jelas gavya.
"Ya terus? gue harus apa?"
"OKE GITU AIM PAIN." ketus gavya hanya di tanggapi gelengan kecil oleh pavel, lelaki itu hanya terfokuskan dengan gitarnya.
Pintu kelas musik terbuka menampilkan sosok lelaki yang terlihat begitu menarik perhatian sampai semua sorot mata menatap ke arahnya.
"ANJIR SIAPA ITU?!" pekik gavya yang refleks berteriak saat melihat lelaki itu masuk ke dalam kelas musik, wajar saja gavya berteriak karna yang di bicarakan semua orang mahasiswa bukan mahasiswi, tapi...
Pavel membungkam mulut gavya dengan cepat sebelum semua kata kata mutiara keluar dari mulut gadis itu, namun manik pavel pun tidak bisa lepas dari mahasiswa bari tersebut. Anjir itu cowok? kok cantik?
"Welcome! lu mahasiswi baru ya?" tanya pavel membuka suara disaat yang lain masih terdiam.
"Pel, boti ga sih?" bisik gavya tepat di telinga pavel.
"Bacot njir, ntar dia denger mampus lu gav gav." balas pavel yang sama sma berbisik.
"Welcome juga, ini kelas musik kan?" ucap lelaki tersebut dengan senyuman manisnya.
Tanpa sadar telinga pavel memerah akibat senyuman yang di layangkan oleh lelaki itu, ada apa dengannya? astaga kenapa malah canggung seperti itu?
"Iya, lu mahasiswa baru itu ya?" ucap gavya yang ikut menyambut.
"Iya, gue mahasiswa baru disini. Btw gue belum terlambat kan?" balas lelaki itu.
"Oh belum kok, boleh perkenalan dulu ngga? gue bukan cenayang yang tiba-tiba langsung tau nama orang lain soalnya." ucap gavya mendapat tepukan kecil dari salah seorang sahabatnya. Benar benar mulut tidak berfilter.
"Oh iya sebelum nya kenalin, gue nabiel argatama. Kalian bisa panggil gue nabi atau biel, senyaman kalian aja." tutur nabiel.
"WTF?!! NABIEL??" lagi lagi mulut gavya yang tidak terkondisikan itu berteriak memenuhi seisi kelas tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Deja vu [ On Going ]
Teen Fiction"Hubungan lu tuh dilarang semua agama pel, lu masih mau ngelakuin semua itu?" "LU LUPA GUE ATEIS?! GUE GA PUNYA AGAMA!"