|| BAGIAN 05

84 66 5
                                    

Haii readers!! Jangan lupa vote komen nya biar author yang bikin dasha taran insecure ini semangat, *percaya diri lebih penting 😊🙏🏻

POKOKNYAA HAPPY READING ALL
.
.
.
.
.
.

05. We're sorry Gavya
___________________________

Sudah 2 minggu pavel dan nabiel tidak saling menyapa dengan gavya padahal sebelum hubungan pavel dan nabiel terjalin gavya selalu mencari mereka untuk menemaninya bermain atau sekedar jalan-jalan sepulang kuliah.

"Avel, gavya kenapa jadi diem gitu ya? biasanya setiap pulang kuliah bareng pasti dia ngajakin jalan-jalan dulu." keluh nabiel yang terlihat murung melihat perubahan sikap gavya.

Pavel yang mendengarnya bingung harus menjawab bagaimana kepada nabiel, apa dia harus mencari alasan lain atau mungkin sudah waktunya pavel jujur kepada nabiel bahwa gavya sedang silent treatment dengannya?

"Apa gue jujur aja ya ke iel kalo gue sama gavya lagi diem dieman udah dua minggu ini, siapa tau dia bisa bantu nyelesaiin masalah ini." batin pavel mencoba untuk berpikir dengan cepat.

"Avel? kok bengong sih, dari tadi ga denger ya iel ngomong?" tukas nabiel memajukan bibir pink nya.

"Eh, iya? denger kok iel, soal gavya ya? kita bicara dulu soal ini boleh?" sahut pavel.

"Emang gavya kenapa sih? kok bisa beda banget sama kita? avel nyembunyiin sesuatu ya dari iel?" ucap nabiel.

"Makanya ini avel mau jelasin ke iel, yaudah kita pergi ke taman bentar ya kebetulan hari ini ngga terlalu panas." ucap pavel diangguki oleh nabiel.

Mereka berdua akhirnya sepakat untuk pergi ke taman biasa yang mereka kunjungi bersama gavya, terlihat disana banyak sekali anak-anak kecil yang tengah bermain ayunan, seluncuran, petak umpet, dan sebagainya.

Mereka berdua tersenyum melihat anak-anak itu dengan riangnya bermain di taman yang terlihat cukup luas untuk anak bermain dengan leluasa.

"Avel mau ngomongin tentang gavya kan, dia kenapa?" ucap nabiel to the point.

Pavel mengangguk dan menjelaskan semuanya dari awal sampai akhir, nabiel yang mendengarnya berubah menjadi murung dan merasa bersalah. Apakah dirinya menjadi pemutus hubungan persahabatan gavya dan pavel?

"Hei why are you gloomy? did I speak wrong?" tanya pavel melihat lelaki di hadapannya mulai memasang wajah murung.

"No avel. I'm sorry." lirih nabiel.

"Why? why are you sorry?" bingung pavel.

"Maaf kalo kehadirannya iel malah bikin persahabatan kalian jadi renggang dan ngga sedeket dulu, iel minta maaf." ucap nabiel.

"No. Iel ga salah, don't blame yourself like that. Avel ga suka." balas pavel mengusap lembut punggung tangan nabiel berusaha untuk menenangkannya.

"Kita ke kost an nya gavya ya, iel mau minta maaf ke dia. Avel juga harus minta maaf, kita jelasin ke gavya pelan pelan pelan." ajak nabiel.

"Yaudah, yuk ke kost an nya gavya." balas pavel menyetujui ajakan nabiel.

Mereka berdua beranjak pergi dari sana dan mulai menuju ke arah kost an yang gavya tempati.

°°°

"Gue berlebihan ga sih ke papel sama biel? seharusnya gue ga gini banget, kaya anak kecil njir gue ngambekan kaya gini." gumam gavya yang tengah merutuki dirinya di dalam kamar.

Deja vu [ On Going ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang