|| BAGIAN 08

86 62 14
                                    

Haii readers!! author is here 🙋🏻‍♀️🙋🏻‍♀️

Up lagi Deja Vu nya, Don't forget to vote and comment okay, I love you all!!

HAPPY READING POKOKNYA!!!
.
.
.
.
.
.

08. Healed
_______________

Sudah 2 minggu pavel tidak masuk ke kampusnya karna masih memikirkan nabiel, pesan pesan yang masih ia simpan dengan rapih di ponsel pavel dan tidak ada lagi notifikasi yang selalu pavel nanti nantikan setiap saatnya.

Kenangan kenangan terindah yang pavel dan nabiel lakukan bersama seakan tersimpan di memori pavel dan tidak akan pavel lupakan sampai kapan pun, karna sungguh dirinya sangat mencintai nabiel dan akan seperti itu selamanya.

Hari ini pavel berniat untuk masuk ke kampus kembali seperti sedia kala, menurutnya omongan gavya ada benarnya jika dirinya selalu terpuruk dan menangisi nabiel terus menerus nabiel akan sedih di atas sana. Ia harus menjalani hari-harinya seperti sedia kala tanpa ada nya nabiel di sampingnya.

Toh dulu sebelum ia kenal dan menjalin hubungan dengan nabiel pavel juga bisa menjalani hari-harinya seperti biasa, tapi kini jika tidak ada lelaki itu hidupnya terasa monoton monoton saja.

"Wih cowok belok di kampus flaboria udah ngga terpuruk lagi nih, udah balik men?" ucap sekelompok lelaki dengan wajah yang sangat meremehkan pavel.

Astaga, baru hari ini dia sudah mulai masuk ke kampusnya tapi kenapa paginya ia harus disambut oleh geng geng sialan seperti dihadapannya itu. Sangat merepotkan!

"Kasian, boti nya mati" ledek salah seorang dari mereka. Zidan, ketua geng tersebut yang selalu membuat onar di kampus flaboria.

Mendengar hal itu membuat kepalan tangan pagel azregas terbentuk dengan keras, mata yang seolah akan menghunus mangsanya dan rahang yang mengetat membendung amaranya agar tidak melampaui batas.

"Wah wah wah, takut banget gua tuh. Sini dong lawan, jangan diem aja" tantang zidan sembari memajukan dadanya bangga.

"Minggir" tukas pavel melangkahkan kaki nya namun di cekat dengan cepat oleh zidan.

"Why? Come on fight us, dude!" ledek zidan.

"Wow ada cowok sok keren nih, gimana ngeganggu nya? murahan banget sih bully nya, main mulut doang" kekeh gadis cantik dengan rambut terurai yang ia mainkan beberapa helai sembari berjalan ke arah zidan dan pavel.

Ya, gadis itu adalah gavya. Siapa lagi kalau bukan dia yang berani merendahkan seorang zidan di depan banyak mahasiswa dan mahasiswi lainnya.

"Lu ga usah ikut campur sialan" desis zidan menatap tajam ke arah gavya yang tengah terkekeh melihat ekspresi zidan, bukannya ekspresi zidan menakutkan? namun tidak di mata gavya.

"Apaan lu mukanya gitu anjir, mau keliatan nakutin? sangar? ladusing yang ada" kekeh gavya berdiri disamping pavel yang bertubuh lebih tinggi darinya.

"Gampar aja harusnya, diem mulu lu" bisik gavya tepat di telingan kanan pavel sembari berjinjit. Dia tidak pendek, namun pavelnya saja yang ketinggian.

"Cewek murahan yang friendly nya udah tingkat dewa, punya cowok tapi lebih deket sama cowok belok kaya dia" cerca zidan.

Satu kaki gavya melangkah maju ke depan zidan.

"Murahan? gue harus bilang sampe mulut gue berubah jadi mulut bebek? gue ramah ke semua orang entah itu cewe cowo bukan cowo doang, gue ke lu aja ramah kan? why do you interpret it stupidly?" jelas gavya dengan senyumannya.

Deja vu [ On Going ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang