Bab 28 Emosi Zeyyan

12 7 0
                                    

Zeyyan terkejut setelah mendengar
faktanya. Zeyyan tidak menyangka
Azzela sejahat itu ingin menculik
Nayara demi obsesinya. Nayara
sekarang berada di rumah sakit
karena ulahnya.

Baskara menenangkan anak
lelakinya itu dengan wajah
frustasi karena tidak bisa
menjaga perempuan yang
dia sayangi.

"Tenang, Zey. Papa yakin
Nayara baik-baik saja kok,"
kata Baskara sambil mengelus
pundak laki-laki itu.

"Iya Pak. Ini juga aku sedang
berusaha untuk tenang. Papa
tahu kalau aku memang pernah
benci Nayara karena Tante Bela
ibunya, tapi jujur aku sekarang
cinta sama dia. Dan dia yang
udah ngedonorin matanya
untuk Azzela yang aku kira
perempuan baik, nyatanya
dia wanita licik dan penipu
pa."

Zeyyan mengungkapkan
kejujurannya tentang
perasaannya pada Baskara.
Baskara manggut-manggut
paham seperti apa sifat
Zeyyan jika sudah jatuh
cinta pada wanita. Baskara
juga tahu bahwa hatinya
Zeyyan pernah terluka
karena masa lalunya.

"Sudahlah lupakan semua
masa lalu kamu dan rasa
benci mu pada Nayara. Papa
setuju asalkan Nayara bisa
terlepas dari ikatan dengan
Gala. Perjuangin dia kalau
kamu memang mencintainya,''
jelas Baskara seperti mengingat
kembali masa kelam cintanya
dengan Jessiana mendiang
istrinya yang sudah tiada
18 tahun yang lalu.

Mendengar persetujuan dari
Baskara. Zeyyan merasa lega.
Zeyyan kira ayahnya itu tidak
merestui hubungannya, tapi
justru sebaliknya membuat
Zeyyan merasa terharu.

Dokter yang memeriksa kondisi
Nayara keluar dari ruangan
tempat gadis itu dirawat. Dokter
hanya mengatakan bahwa
Nayara perlu perawatan
intensif usai pasca kejadian
yang hampir membuat dia
diculik.

"Untuk saat ini kondisinya
hanya butuh perawatan
intensif beberapa hari. Takutnya
ini membuat kedua matanya
mengalami luka parah. Saya
melihat ada bekas luka diujung
sudut kedua matanya. Akibat
dari luka operasi mata yang
pernah dijalaninya," tutur
dokter Wiranto.

"Terimakasih dokter atas
penjelasannya," ujar Baskara
tertegun mendengarnya.

"Berarti, sebelum terkena bius
dua lelaki jahat suruhan Azzela
melukai kedua matanya, Pa.
Aku harus membalas perbuatan
Azzela. Dia harus mendapatkan
balasan setimpal seperti yang
dirasakan Nayara," kata Zeyyan
geram sembari mengepalkan
tangannya menahan amarahnya
pada mantan kekasihnya itu.

"Jangan gegabah Zeyyan. Kamu
harus sabar dan tahan emosi
kamu," tukas Baskara mencoba
merendamkan emosi Zeyyan.

Zeyyan tertunduk lesu tidak
bisa berbuat apa-apa saat
Nayara hampir terpisah
darinya tadi. Zeyyan tidak
habis pikir kenapa Azzela
tega melakukan hal sekeji
itu. "Azzela... gue pikir Lo
baik. Lo ternyata bulshit.
Aaarhh! Benci gue sama Lo!"
batin Zeyyan.

Zeyyan pikir Nayara penyebab
kecelakaan yang terjadi beberapa
bulan lalu. Justru, semua itu
murni Jebakan yang Azzela
buat sendiri dan Nayara korban
sesungguhnya.

Nayara berkorban demi untuk
kebahagiaan Zeyyan supaya
bisa bersama dengan Azzela.
Azzela lah yang menjadi
penghancur hidupnya Zeyyan
saat itu.

Zeyyan menggenggam erat
jemari tangan mungilnya
Nayara. Setetes cairan bening
menetes dari kelopak mata
elangnya. Zeyyan merasa
bersalah.

"Hiks... Hiks... Nayara gue
mohon sama Lo. Buka mata
Lo. Bangun sayang." Zeyyan
menangis merasa bersalah
karenanya Nayara celaka.

"Jangan nangis, Zey. Aku
baik-baik saja kok," lirih
Nayara bangun dengan
suara paraunya sambil
mengusap air mata pria
jutek itu.

Cup

Zeyyan tersenyum sembari
mengecup kedua tangan
gadis polos itu. Dia terharu
karena Nayara sadar dan
rasanya sakit melihat
gadis itu terlihat pucat.

Nayara masih beruntung
tidak diculik karena Zeyyan
berhasil menggagalkan
rencana busuk Azzela.

"Lain kali aku tidak akan
ngebiarin kamu sendirian.
Kamu harus dikawal biar
gak ada lagi orang yang
celakain kamu," imbuh
Zeyyan tidak berhenti
mengecup kedua
tangan Nayara berulang
kali.

"Iya, iya terserah kamu
aja deh, Pak bos!" Nayara
menuruti apa yang Zeyyan
bicarakan.

Hal yang tidak bisa Zeyyan
inginkan. Hanya satu, melihat
wanita di hadapannya itu
terluka segorespun. Dia akan
menuntut balas perbuatan
orang yang berani melukai
Nayara, termasuk orang
terdekatnya dia sekalipun.

Untuk sementara Nayara
masih belum bisa kembali
mengikuti kegiatan yang
bisa memicu kelelahan.
Zeyyan menyuruh orang
kepercayaan Baskara
menjaga Nayara selama
dia bertugas.

Ada banyak proyek
pembangunan hotel
yang belum terselesaikan.
Jadi Nayara tidak diizinkan
untuk ikut turut serta
dalam proyeknya itu.

"Tolong awasi Nayara! Kalau
ada yang mencurigakan
kalian laporkan apa saja
yang terjadi saat saya berada
diluar," tegas Zeyyan pada
dua orang kepercayaan
ayahnya itu.

"Baik Mas Zey, kami siap
melaksanakan tugas yang
ada perintahkan," ucap dua
pria berjas hitam itu patuh
pada perintah yang Zeyyan
amanah kan.

Zeyyan membantu menyuapi
Nayara sarapan sebelum
berangkat ke tempat proyek
yang akan dipantaunya hari
ini. "A... aaa, gimana enak
makanannya?" tanyanya.

"Hmm! Enak kok. Kamu
cobain deh pasti bakal
ketagihan," ujar Nayara
balas menyuapi Zeyyan.

Mereka menikmati makan
khas kota Jogja yang tak
lain ada nasi kucing, sate
klatak, bakmi jawa, brongkos
jadah tempe juga bakpia
pathok dan sebagainya.
Selain itu juga, kota Jogja
terkenal dengan budayanya
serta keindahan alam
disekitarnya.

Selesai menikmati sarapan.
Zeyyan pergi ke tempat
proyek. Sebenarnya Nayara
jenuh tiduran terus diatas
brankar. Dia mencoba mencari
udara di sekitar rumah sakit
itu.

"Sejuk banget," gumam Nayara
merasa bebas setelah seharian
ini berada di dalam ruang rawat.

Nayara berasa diawasi seseorang
dari balik pohon. Perasaannya
tak enak seakan bahaya sedang
mencintainya. Nayara tak ingin
berlama-lama di luar sana. Takut
kalau Zeyyan marah karena pergi
keluar ruang rawat tanpa seizinnya.

"Lo sekarang masih bisa bebas.
Tapi lihat saja nanti, Nayara. Gue
pastikan, tubuh Lo gak akan
pernah kembali lagi. Gue benci
sama Lo... benci... benci," ucap
Azzela membatin tengah
memantau gerak-gerik
Nayara dari balik pohon.

Dua asisten kepercayaan
Zeyyan tengah mencurigai
seseorang yang berdiri di balik
pohon besar di belakang taman
rumah Sakit. Mereka memang
bisa diandalkan sebagai asisten.
Mereka mengirimkan laporan
itu melalui rekaman video
pada Zeyyan.

"Mas Zey saya melihat seorang
wanita tengah berdiri di balik
pohon. Sepertinya wanita itu
mengincar Nona Nayara, mas."
Suara rekaman itu didengar
Zeyyan. Darahnya seketika
mendidih dengan tangan
yang terkepal kuat.

"Dasar wanita sialan!"
umpatnya dalam hati.

Zeyyan tidak ingin Azzela
mencelakai Nayara lagi.
Dia mempercepat proyek
yang akan ditandatanganinya.
Setelah Zeyyan mengkoreksi
beberapa kesalahan desain
bangunan yang akan dia
bangun.

Zeyyan langsung meluncur ke
rumah sakit. Zeyyan segera masuk
keruangan rawat Nayara dengan
nafas setengah ngos-ngosan
karena mengkhawatirkan gadis
polosnya itu.

"Sayang... kamu gapapa kan?
Ada orang yang mau celakai kamu.
Besok kita pulang. Aku tidak mau
kenapa-napa disini," ungkapnya
langsung mendekap erat Nayara.

Sedang Nayara bergumam dalam
batinnya. "Ya Allah, dia kenapa?"

Aku bahagia karena dia
selalu ada untukku. Di setiap
aku membutuhkan sandarannya
-Nayara Alletha-

Siapa yang berani menyakitinya?
hadapi aku dulu sebagai pelindungnya
yang selalu ada untuknya.
-Zeyyanandra Megan Adhitama-









My Bos Jutek Calon Imam •|| Hiatus||•Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang