Bab 20 Kontrak Kerjasama

12 6 0
                                    

Azzela menghentikan langkah
Gala yang mendorong kursi roda
Nayara. Azzela mulai terlihat lebih
baik setelah pasca operasi dua hari
lalu. Semua itu, berkat Nayara yang
mendonorkan matanya untuknya.

Azzela jalan digandeng oleh Zeyyan.
Gala menoleh ke arah sumber suara.
Dia melihat Azzela berlari menuju
ke arahnya. Azzela bersimpuh di
kaki Nayara yang tidak bisa lagi
melihat wajahnya. Namun batin
Nayara mengenali siapa orang
yang tengah bersimpuh itu.

"Azzel, jangan seperti ini. Ka--kamu
sudah bisa melihatkan. Alhamdulillah
Masya Allah, aku sangat bersyukur jika
kamu sudah bisa melihat," ucapnya
sembari meraba-raba wajah Azzela.

Azzela menangis terisak tak kuasa
melihat Nayara yang buta karena
mendonorkan matanya pada dia.

"Hey, kamu nangis Azzel. Syuttt!
kamu gak boleh nangis, Sayangku.
Oh, ya Zayyen ada di sampingmu?
"tanya Nayara sembari merasakan
kalau Zayyen ada disebelahnya
Azzela.

"Aku ada disini Yara," balas Zeyyan
yang ikutan terisak seperti Azzela.

"Aku minta maaf sama kamu, Yara.
Aku sadar kalau kamu adalah
wanita yang tulus mencintai pria
seperti Zeyyan. Seharusnya kamu
yang berhak mendapatkan cintanya."
Azzela meminta maaf dan berusaha
menyatukan Nayara dan Zeyyan.

"Deg"

Kata-Kata Azzela membuat Nayara
bergeming. Nayara memang cinta
pada Zeyyan. Namun dia bukan
wanita yang ingin merusak cinta
sahabatnya sendiri.

Nayara memegang tangan Zeyyan
dan Azzela. Lalu, raut wajahnya yang
cantik itu tersenyum menyatukan
kedua sepasang kekasih itu.

"Kalian berdua pasangan serasi.
Kamu salah Azzela. Zeyyan itu sangat
mencintaimu dan aku tidak akan
mungkin bisa mencintainya. Azzela
dan kamu Zeyyan berbahagialah."
Nayara sudah memantapkan diri
untuk melupakan Zeyyan karena
dia lebih memilih Gala untuk jadi
pendamping hidupnya.

Azzela dan Zeyyan saling bertatapan.
Azzela terharu dengan sikap tulusnya
Nayara. Akan tetapi, tidak dengan
Zeyyan yang diambang keraguan.
Akankah dia sanggup melepas
Nayara untuk Gala.

"Sepertinya pesawat akan segera
lepas landas. Kita berdua pergi
dulu. Bye!" Gala pamit .

"Kalian berdua selalu bahagia.
Aku tunggu undangan kalian," kata
Nayara dengan candaannya.

Nayara tipe sosok wanita tegar.
Dia berusaha menyembunyikan
air matanya dari Zeyyan. Dan Gala
tahu itu. Pesawat yang mereka
tumpangi pun, akhirnya pergi
meninggalkan negara kelahiran
mereka.

--Maafkan aku, untuk dirimu wahai
cintaku. Bukan ingin kumenjauhimu.
Aku hanya ingin melihat kamu bahagia
tanpa diriku--(Nayara Alletha)--

--Aku terlalu membencimu, tapi hatiku mencintaimu. Hingga aku tersadar
setelah kau pergi. Aku ternyata, tak
rela untuk melepaskan dirimu bersama dia--(Zeyyanandra Megan Adhitama)--

********

Ini adalah bayangan memori lama
Zeyyan dan Nayara.

Seusai pulang kerja Nayara setiap
hari dia akan bekerja di perusahaan
Zeyyan. Saat hendak masuk ke
kantor. Setumpukan berkas dokumen
tersimpan di mejanya. Hal yang
sungguh membuat Nayara harus
lembur setiap hari. Nayara hanya
memiliki waktu istirahat cukup
sekitar 6 jam saja.

"Tandatangan kontrak kerjasama
ini dulu, Yara?" ucap Zeyyan yang
baru saja datang masuk ke ruangan
Nayara.

"Tandatangan kontrak kerjasama?"
tanya Nayara mengernyit.

Zeyyan adalah bos di perusahaan
Baskara Group sebuah perusahaan
yang bekerja di bidang proyek
bisnis pembangunan. Misalnya,
rumah sakit, toko swalayan, hotel,
dan perumahan.

My Bos Jutek Calon Imam •|| Hiatus||•Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang