Bab 30 Trauma

11 7 0
                                    

Gala mendengar kejujuran yang
terucap dari mulut Nayara. Gala
sadar dengan kemarahannya
kemarin. Itu sebuah kesalahan
paling fatal yang pernah dia lakukan.

Gala sadis karena telah menampar
Nayara berulang-ulang. Ia bukan
Gala yang Nayara kenal. Nayara
pergi dari rumah Gala. Dia memilih
pergi kembali ke kontrakannya
yang baru ketimbang harus
serumah bersama Gala.

Nayara mengira Gala baginya
seorang pria paling baik untuk melindunginya ternyata itu
semua kesalahan besar. Gala
pria protagonis dalam tokoh
utama cerita novel yang sering
dibacanya. Sebaliknya, Gala sosok
pria antagonis sesungguhnya
yang sangat Nayara benci.

"Aku benci Lo Gal! Benci... benci.
Lo penjahat bagi gue. Memang
gue manusia hina dimata semua
orang," keluh Nayara sambil
menekuk kedua lututnya
menahan kepedihan yang
dia rasakan.

Tok

Tok

Tok

"Yara... keluar sayang. Ada yang
mau ketemu sama kamu, Nak," ucap
Ibu Rosa pemilik kontrakan
Mutiara kasih tempat tinggal
barunya.

"Aku tidak mau bertemu dengan
siapapun. Aku tidak mau," jerit
Nayara histeris ketakutan
menahan rasa trauma pasca
ingatannya terhadap bayangan
Gala yang memperlakukannya
dengan buruk.

Rosa ikut prihatin atas kejadian
yang menimpa Nayara. Zeyyan
yang datang ingin menghibur
gadis polos itu merasakan luka
yang sama dengannya.

Ini bukan Nayara yang dia
kenal. Zeyyan berusaha masuk
ke dalam kontrakan Nayara
diam-diam. Zeyyan tahu ini
sangat menyakitkan. Tapi,
Zeyyan tidak ingin Nayara
depresi karena trauma. Zeyyan
membuka kenop pintu kamar
kontrakan Nayara. Zeyyan
langsung masuk saja dan
memeluknya.

"Jangan nangis lagi. Sekarang
aku ada disini. Kamu harus kuat menghadapi cobaan hidup ini.
Aku disini yang akan menjaga
dan melindungi kamu. Lihat aku
Nayara. Please, sayang. Kamu
jangan seperti ini." Zeyyan ikut
terluka dengan kondisi psikis
dan mentalnya Nayara.

"Aku takut... Aku benci... hiks!
Aku tidak mau kamu menahan
rasa sakitku. Please... Zeyyan!
kamu tinggalkan aku sendiri.
Aku mohon kamu pergi dari
sini... pergi," usir Nayara
histeris menahan tangisan
luka dihatinya.

"Tidak Nayara! Tidak. Kamu
dengar aku sekarang. Sayang,
coba kamu lihat mataku! Lihat.
Kamu jangan takut, karena aku
tidak akan menyakitimu. Aku
akan membawamu pergi dari
sini. Ayo sekarang kamu ikut
pulang bersamaku!" ajak Zeyyan menangkup kedua pipi Nayara.

Zeyyan sakit hati saat melihat
Nayara gadisnya itu berubah
mirip seperti orang gila. Nayara
trauma saat mengingat bayangan 
memori Gala.

Setelah cukup lama dibujuk.
Nayara akhirnya luluh dengan
ucapan Zeyyan. Nayara
mengangguk, menuruti  bos
juteknya itu. Nayara kelelahan
fisik, dia tertidur pulas di sandaran
bahu Zeyyan.

Zeyyan menggenggam erat tangan mungilnya. Sesekali, dia memberi
elusan lembut pada punggung
tangannya. "Mulai sekarang Lo
jadi milik gue, Yara. Gue janji sama
diri sendiri. Lo akan selamanya
ada di hati gue. Gue akan menikahi
Lo dan melindungi Lo. Biar semua
orang tahu. Kalau elo ratu di hidup
gue,"  gumam batin Zeyyan sembari
fokus menyetir mobil.

Zeyyan mengangkat tubuh
Nayara ala bridal style. Zeyyan
membawa masuk Nayara ke
kamar bekas almarhum Ziyyan
adik perempuannya.

Sudah lama Zeyyan tidak
membuka kamar itu selama
18 tahun. Zeyyan diingatkan
bayangan masa lalunya, namun
rasa sakit dan kebenciannya
terhadap Reno ayah dari wanita
yang pernah dia benci itu, kini
mulai terhapus dari memorinya.

Zeyyan menidurkan Nayara ke
atas ranjang milik Ziyyan adiknya
yang sangat ia rindukan sambil
berucap," Good Night, baby."

Cup

Sebelum beranjak pergi dari
kamar adiknya Zeyyan mencium
kening Nayara beberapa detik.
Kala Zeyyan hendak keluar dari
kamar Ziyyan. Nayara mimpi
buruk. Terdengar suara histeris
Nayara yang bicara sambil
menangis.

"Cukup Gala! Cukup." Hanya
sepintas kata yang terucap dari
mulut Nayara dengan tetesan
air mata yang keluar dari kedua
manik mata hanzelnya.

"Baby, jangan seperti ini. Aku
khawatir melihat kamu kayak
gini. Ya Allah, kumohon jauhkan
dia dari mimpi buruk yang
membuatnya ketakutan," lirih
Zeyyan berdoa.

Zeyyan naik ke atas ranjang
Nayara yang terlihat sedang
tidak baik-baik saja. Ia panik
attack. Ia takut Nayara bermimpi
buruk lagi. Zeyyan akhirnya tidak
jadi pergi meninggalkannya. Ia
tertidur disebelah Nayara dengan
bantal guling sebagai pembatas.

Keesokan paginya-

Nayara sedang berkutat di dapur.
Ia memasak makanan kesukaan
Zeyyan.Nayara mulai tenang dan
sedikit melupakan luka hatinya.
Yang ia pikirkan saat ini hanya
satu yaitu fokus belajar dan
mengejar mimpinya.

Terdengar suara bisikan halus
disurai telinga gadis polos itu.
Ia bosnya yang baru saja bangun
tidur langsung memeluknya dari
belakang dan memberi kecupan
singkat di pipi halusnya.

Cup

"Kebiasaan deh! Suka cium aku
diwaktu yang tidak tepat. Mandi
dulu sana. Sebentar lagi waktunya
berangkat ke sekolah," titah Nayara
menoleh ke arah pria kesayangannya
itu.

"Cantik banget pacarku. Mana
udah wangi lagi. Boleh minta
kiss nya gak. Cuma bentar aja
kok!" ujar Zeyyan menatapnya
dengan tatapan tengil.

"Pergi mandi dulu sana! Kamu
tuh bau asem tahu badannya," cibir
Nayara sembari mendorong
punggung Zeyyan ke kamar
mandi.

"Iya Baby, aku mandi nih. Kasih
aku kiss tapi kalau nanti aku
udah selesai mandi. Ya-Ya-Ya,"
pinta Zeyyan menyembulkan
kepalanya dari dalam kamar
mandi.

"Gak usah mesum pagi-pagi.
Kamu buruan mandi. Kalau
enggak aku pergi ke sekolah
duluan," omel Nayara, lalu
sang empu yang diomelinya
itu bergegaslah mandi.

Betapa romantisnya kedua
pasangan itu. Siapa pun yang
melihatnya akan ikut baper?
Cinta mereka seperti magnet
yang tak bisa terpisahkan, selalu
bertaut sampai batas waktu
takdir Tuhan menyatukan
keduanya dalam ikatan janji
suci.

Saat disekolah Nayara jadi
pusat perhatian siswa di sekolah
itu. Zeyyan melototi siswa cowok
yang terlihat ingin menggoda
Nayara.

Bugh

"Jangan pernah melirik dia.
Dijaga mata Lo biar gak rabun.
Lo mau gue colok matanya
ya," ancam Zeyyan memberi
bogeman mentah pada salah
satu siswa pria yang berani
menggoda wanitanya itu.

"Ma-maaf bang Zey. Aku minta
ampun," ucap Derry pria yang
menjadi sasaran empuk emosi
Zeyyan.

"Udah jangan berantem. Stop!"
Nayara melerai Zeyyan dan ia
pun mengangguk berhenti
tidak akan pernah bicara lagi.

Gala menarik tangan Nayara
yang hendak melangkah
dengan Zeyyan. Namun, gadis
itu menepisnya. Nayara belum
bisa memaafkan kesalahannya.
Perlakuan kasarnya sungguh
menyakitkan.

Gala terus berusaha membuat
hati Nayara luluh seperti biasanya.
Akan tetapi, kali ini justru sifat
Nayara dingin pada dirinya.

"Nayara... please maafin gue!
Gue tahu kemarin udah bikin
Lo nangis. Please maafin
kesalahan gue, Yara!" Gala
memohon pada Nayara
supaya dapat maaf darinya.

"Sorry Gal! Gue belum bisa
maafin Lo. Cukup lama luka
gue ini sembuh dan semudah
itu Lo bilang maaf tapi setelah
itu Lo ulangi lagi kesalahan
yang sama." Nayara menolak
permintaan maaf dari Gala.

Sakit karenanya, untuk
apa dirinya mencintaiku.
Sedang dirimu hanya
memberikan luka.
-Nayara Alletha-

"Tidak ada yang bisa
melukai perasaannya.
Dia itu berlian yang harus
dijaga tanpa disakiti.
-Zeyyanandra Megan Adhitama -





My Bos Jutek Calon Imam •|| Hiatus||•Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang