Siapa Aku

54 4 1
                                    

*** Rintis ***

"Hah, gua capek"
Rintis seorang gadis mungil di depan cermin.

       "Gua tau mereka hebat, keren, cantik, primadona semua lelaki . Tapi apakah pantas menghina seekor kelinci kecil ini"

       "Lihat dirimu, jelek, bodoh. Memang sudah sepantasnya"

       "Kenapa kamu hanya diam?, apa kamu tidak ingin berubah?"

       "Tidak!! Aku sudah berusaha, tapi aku selalu kalah. Kenapa?"

       "Aku sudah berjuang!"

       "Lihat aku sudah gila! Berbicara sendiri di depan cermin"

       "Hahahahha" tertawa diiring tangis

Mata yang sudah berkaca-kaca memandang tepat ke cermin, sambil membayangkan apa yang sudah ia lalui.
Suara hentakan kaki sudah terdengar, pertanda akan ada seseorang yang masuk. Ia bersegera mengambil air untuk membasuh muka menghapus bekas kepedihan di wajahnya.

       "Dara!" Ucap seorang gadis di belakangnya

       "Iya"

       "Bel masuk udah berbunyi, yuk ke kelas"

       "Iya"

Mereka berdua kembali ke kelas, di tengah perjalanan mereka berpapasan dengan seorang siswa laki-laki. Siswa itu tidak sengaja menyenggol Felly.

       "Maaf kak" ucapnya

       "Iya nggak apa" jawab dari Felly

Dara tidak menghiraukan mereka, ia sedang melamun.

       "Kak, melamun kak" ucap seorang siswa tadi

       "Nggak" jawab Dara

       "Duluan ya kak"

       "Iya kak"

       "Ra, lu kenapa?" Felly bertanya kepada Dara

       "Nggak"

       "Jawabnya kalau nggak, iya doang, lu kenapa?"

       "Nggak kok"

       "Dahlah... nggak mau cerita"

       "Nanti gua cerita, kita ke kelas dulu"

       "Ya oke"

Sesampai dikelas mereka duduk di bangku masing-masing. Dara duduk di belakang Felly. Felly membalikkan badannya ke belakang.

       "Ra!"

       "Hmm"

       "Lu nyadar nggak?"

       "Apa?"

       "Kita cuma berteman berdua saja, tak ada orang yang mau berteman dengan kita"

       "Tahu"

       "Gua dulu sebelum masuk kesini udah pasrah kalo seandainya nggak dapat teman Ra"

       "Berarti lu bersyukur donk ada gua Fel"

       "Ah, bisa aja lu Ra"

       "Fel, gua tadi habis di sorakin anak sebelah"

       "Kenapa Ra?"

       "Karna gua jelek Fell"

       "Kok gitu, nggak adil"

       "Keadilan hanya untuk orang Cantik."

       "Lu nggak boleh gitu Ra, pasti ada alasan Allah nggak ciptain lu bergitu cantik"

Dara Kelinci Teater (End)✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang