*Penuntutan Felly*
Felly bergegas untuk pergi ke kelas Devan.. Dia berlari sampai ke pintu kelas Devan.
"Kak Devan" Felly memanggil Devan
"Ada apa Fel"
"Kakak harus bertanggung jawab!"
"Tanggung jawab apa?"
"Karena Kakak Dara marah sama Felly, Felly nggak tahu harus berbuat apa" suara Felly lembut tidak seperti biasanya.
"Tumben ramah, butuh saya?"
"Woi, gua kayak gini karna elu. Lu kan yang nyuruh gua bilang kayak gitu!" Felly marah, dia membalas dengan suara kasar dan ngegas.
"Iya maaf"
"Maaf, gua nggak mau tahu, lu harus tanggung jawab"
"Iya gua bakal tanggung jawab"
*Devan Bahas Mading*
"Itu di mading apaan yah?" Devan melihat ke mading
"Pengumuman mungkin"
"Tengok yuk"
"Hadeh"
'Pengumuman lomba teater'
Merupakan pengumuman lomba tahunan yang di selenggarakan osis di bawah tanggung jawab sekolah. Lomba ini di ikuti perkelas, yang diwakilkan oleh murib perkelas. Lomba ini beranggotakan perorang maupun perkempok."Hah, lomba apaan ini" ujar Felly
"Lomba tahunan"
"Kok lu bahas lomba, bahas gua ama Dara donk ah"
"Iya maaf"
"Maaf maaf, mengalihkan pembicaraan lu"
"Iya ini gua nggak bermaksub kok"
"Malas gua lihat lu, gua mau pulang"
"Hati-hati dijalan Felly"
"Nggak usah perhatian deh"
"Gimana nih, gua harus cari Dara" pikir Devan.
Devan pergi mencari Dara, dia berjalan kesana dan kesini mencari Dara. Di kelasnya juga nggak ada, Devan mencari hingga ke gerbang sekolah. Dan ternyata Dara sedang menanti bus, di halte bus yang berada di depan sekolah.
"Akhirnya jumpa" ucap Devan sambil mengela nafas.
Dara melamun di halte bus, memikirkan kesalahannya pada Felly, karena tidak mau mendengarkan penjelasannya tadi.
Bus pun tiba dan berhenti. Devan naik bus yang sama dengan Dara.
Dara duduk di kursi dan Devan pun duduk di kursi yang sama dengan Dara."Lu ungkapin aja rasa lu oon" pikir Devan
"Kalo lu nggak mau usaha, lu nggak bakalan pantas buat Dara kak. Satu lagi, lu harus benar-benar tinggalin pergaulan lu yang nggak baik itu kak"
Perkataan Felly terngiang di benak Devan.
*Devan dan Dara di Bus*
"Dara" Devan memanggil Dara
"Eh kakak, tumben naik bus"
"Ehm, kebetulan nggak ada bawa motor"
"Oh gitu, kalo nggak salah kakak mau kan jadi temannya Dara"
"Iya mau"
"Bukan, kelincinya Dara"
"Lah kok Dara gitu sih"
"Ehe, bercanda. Kak Dara mau ngomong sesuatu"
"Mau ngomong apa"
"Soal crush nya Dara"
"Bentar, kakak pindah ke depan ya. Nggak enak duduk berduaan"
"Lah kok pergi Dara mau curhat"
"Maaf ya Dar"
Devan pindah duduk kedepan, dia pun bingung dengan keputusannya.
"Lu ngapain Van, katanya mau ungkapin rasa. Ini malah lari kedepan" pikir Devan
"Kok kakak kabur, padahal Dara mau omongin Crush Dara ama Felly. Gimana sih Kak Devan" ujar Dara dalam hati
"Pak, berhenti disini" Devan memberhentikan Bus.
Dia kedepan melakukan pembayaran dan turun."Kok, Kak Devan turun sini? Perasaan kontrakan dia nggak disini, belom ngampe" pikir Dara melihat Devan turun.
Karena udah terlanjur sakit hati, Devan turun dari Bus. Devan berjalan kaki balik ke sekolah untuk menjemput Motornya, ternyata Devan bawa motor dan di taruh di pakiran sekolah. Devan naik bus hanya untuk mengejar Dara.
"Udah terlanjur jauh motor gua lagi" ujar Devan.
"Ntar, kok Dara naik bus. Nggak biasanya. Biasanya jalan kaki, mau kemana?" Ujar Devan bertanya tanya
"Aduh nggak bisa nanya lagi, gua udah turun"
Kemana sih Dara?
#lanjut part 11 ya teman
KAMU SEDANG MEMBACA
Dara Kelinci Teater (End)✔
Teen FictionPerjalanan seorang Wibu Islami berwujub ibarat kelinci dan perjalanannya mencari sosok Husbu dalam bentuk nyata Dara bertemu sosok pria yang baik (Devan), sejak awal bertemu Devan sudah menaruh hatinya untuk Dara Felly sahabat baik Dara meminta Deva...