Awal Perjuangan

35 4 0
                                    

Catatan:
Jadilah wanita mahal, wanita yang berharga.

Wanita yang pantas diperjuangkan adalah wanita berharga, saking berharganya tidak semua orang bisa mendapatkannya.

Dan laki-laki yang benar mencintaimu, benar-benar menginginkan kamu, akan terus berjuang mengejarmu.

Lanjut cerita.
Devan mendorong pintu kelas Felly

"Felly" Devan memanggil

"Apa?"

"Sini!"

"Yaudah"

Felly menemui Devan di depan kelasnya

"Lu Ngapain manggil gua peak"

"Gua butuh lu Fel"

"Tu kan butuh gua"

"Iya gua butuh"

"Sok sok an pula tadi"

"Gua minta maaf, lagian lu kasar banget ama gua"

"Lu nggak hargai gua, padahal lu butuh gua"

"Lu kalo nggak ngatain gua peak, oon pula"

"Gua kesal aja ama lu"

"Gua juga kesal, lu nggak hargain gua sebagai senior"

"Ya itu karna lu nggak hargain gua sebagai junior"

"Lu sebenarnya mau bantu gua apa nggak?"

"Nggak" Felly kasal, dia mau balik masuk kelas, tapi Devan menahan tangannya

"Felly Felly, gua minta maaf.. iya gua butuh lu, gua mohon" Devan memohon kepada Felly

"Lepasin tangan gua"

"Gua minta maaf" Devan melepaskan tangan Felly

"Gua maafin"

"Lu mau bantuin gua?"

"Iya, bantuin apa?"

"Bisa nggak lu pura-pura suka Musa!"

"Mana bisa, gua udah punya pacar"

"Pacar lu sekolah sini?"

"Nggak sih"

"Nah aman itu"

"Kalo Dara yang ngasih tahu gimana?"

"Dara kan sahabat lu, lu bilang aja. Jangan bilang ke pacar gua ya Dara!"

"Nanti gua coba"

"Makasih Felly"

"Nanti lu harus tanggung jawab ya, kalo terjadi sesuatu"

"Iya gua janji"

*pengungkapan Felly*

Felly kembali duduk di depan Dara, ia membalikkan kursinya.

"Ra, gua boleh jujur nggak?"

"Ya boleh, jujur aja"

"Tapi lu jangan marah ya"

"Nggak gua nggak marah"

"Lu harus janji, kalo nggak bakal bilang ini ke Dika"

"Napa harus janji?"

"Ya janji aja dulu!"

"Oke, gua janji"

"Lu udah janji nih, kalo lu ingkar lu munafik"

"Waduh, lu nggak percaya ama gua?"

"Iya percaya, cuma penegasan aja"

"Lu mau ngomong apa"

"Sebenarnya sebelum lu suka ama Devan"

"Lu tahu dari mana gua suka ama Devan" Dara menyela pembicaraan Felly.

"Hah?" tentu saja Felly kaget mendengar perkataan Dara.

"Fel?"

"Lu suka ama Devan?"

"Maksub lu?"

"Padahal yang mau gua maksub Musa bukan Devan. Karna abis ketemuan jadi nggak sengaja nyebut Devan gitu"

"Serius lu, buset gua keceplosan"

"Gua bilang nggak ya, tapi gua udah janji ama Devan" pikir Felly

"Fel, lu mau ngomong apa tentang Musa?"

"Gua mau ngomong, Musa ada pacar"

"Truss apa urusannya ama Dika?"

"Nggak ada!"

"Jujur aja Fel, lu mau ngomong apa? Jangan ada rahasian dah"

"Sebenarnya gua mau ngomong ini. Sebelum lu suka Musa, gua udah duluan suka dia"

"Kok lu nggak bilang kegua, jahat donk gua"

"Bukan gitu"

"Ah, lu nggak asik Fel. Gua malas lihat lu"

"Lu dengarin gua dulu"

"Malas gua"

"Gua mau ceritain semuanya, termasuk Devan"

"Lu ada apa dengan Devan, gua cemburu Fel"

"Gua nggak ada apa-apa ama Devan"

"Nggak percaya gua, malas gua lihat lu" Dara pergi menjauh dari Felly

"Ini semua karna Devan, ia harus tanggung jawab" pikir Felly

#lanjut part 10 ya teman

Dara Kelinci Teater (End)✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang