Pasti ada alasan dari bagaimana cara kita menyikapi seseorang. Sama seperti Lula dan Yuga, yang juga memiliki alasan, mengapa meski sudah bertahun-tahun dalam satu circle yang sama, mereka tak juga bisa akrab seperti teman-teman mereka yang lainnya.
Dan hal itu bermula, tepatnya tujuh tahun yang lalu.
"Gila lo, La. Ini namanya nyari mati. Mending sewa small KTV daripada di bar anjir, gue nggak berani!" Tolak Yuna pada Lula, ketika mereka baru saja tiba di depan sebuah club malam, dan untuk pertama kalinya ingin menikmati kehidupan malam di Jakarta.
"Elah, ini barnya juga baru mulai tengah malem. Live music aja Na, nggak usah kaya anak baru lahir kemaren sore lo," ledek Lula.
Dan ketiga sahabat itu kemudian memasuki club itu untuk pertama kalinyq. Tiga orang maba yang baru saja menerima kartu tanda pengenal, dan mencoba hal baru yang belum pernah mereka lakukan sebelumnya.
Terlalu menikmati waktu-waktu yang terlewat, tak sadar kalau mereka bertahan hingga sang DJ sudah menempati singgasananya. Yuna sibuk mengajak pulang, namun—
"Setengah jam lagi anjir, gue mau kenalan sama cowo itu," tahan Dwina pada dua lainnya.
Dan dari berisiknya club malam itu, pada akhirnya tiga gadis itu menemani Dwina yang sedikit centil, untuk bisa mengajak crushnya berkenalan. Dan dari sanalah semua bermula, ketika pergelangan tangan Lula di tarik oleh entah siapa, namun teriakan Lula tak dapat di dengar oleh siapapun, sebab musik yang dimainkan oleh DJ menyala begitu kencang.
Kebanyakan orang di dalam club larut dalam euphoria dunia malam, dan juga alkohol yang membuat mereka tak lagi sadar untuk sekedar memperhatikan orang-orang di sekitarnya.
"Brengsek! Lepasin!" Ucap Lula seraya memberontak, dan berusaha melepaskan diri dari seseorang yang sepertinya hendak menculiknya.
Netra Lula berusaha menajam, untuk melihat dan mengedarkan pandangan ke sekitarnya. Jantungnya berdegup cepat saat melihat bahwa orang tersebut membawanya ke dalam toilet dan, — menguncinya.
Brugh!
"Aw!" Lula meringis sakit ketika seseorang itu menghempaskannya hingga ia terhuyung ke sudut dinding.
Kali ini silau sekali mata Lula sebab cahaya dalam toilet begitu terang, berbeda dengan situasi di luar sana. Dan matanya membola ketika melihat siapa yang ada di hadapannya saat ini.
"Y—yuga..." cicitnya.
"Mas Yuga! Gue lebih tua tiga tahun dari lo!" Ucapnya marah.
Lula meringis dan menggigit bibirnya sendiri, "L—lo, ngapain disini?"
"Lo budek? Gue suruh lo panggil gue apa?"
"LO BUKAN MAS GUE! Jadi berhenti paksa gue manggil lo mas! Gue mau manggil lo Mas cuma didepan aunty sama uncle aja!" Ucapnya kesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rival Baddies! [✔️]
Romance21+ || Explicit 'ℛ𝒾𝓋𝒶𝓁 ℴ𝓇 𝓁ℴ𝓋ℯ𝓇?' Sepasang muda mudi yang terus bersaing, siapa yang paling nakal di circle mereka. Lalu bagaimana jika keduanya terjebak dalam permainan Truth or Dare, yang membuat mereka harus menjadi sepasang kekasih seper...