15. Blue

1.6K 153 155
                                    

Lula tersentak saat Yuga membawanya duduk tiba-tiba. Kepalanya pusing, sebab hampir saja ia terlelap saat itu. "Kenapa sih yang?" Tanya Lula, dengan suara yang serak, dan mata yang mengerjap terlihat begitu mengantuk.

Yuga dengan cepat menurunkan Lula ke lantai, dan menahan tubuh gadis itu yang terlihat limbung, dan tak kuat untuk berdiri.

"Yuga..." rengek Lula, sebab tak suka dengan Yuga yang mengganggu waktu tidurnya.

"Shh, cepet pake bajunya. Ada Jimmy di depan." Ucap Yuga panik.

Satu kalimat Yuga sontak membuat Lula kehilangan rasa kantuknya. Dengan cepat ia mengambil tissue basah, dan membersihkan lulacute sekenanya, sebelum kembali mengenakan pakaiannya. Begitupun dengan Yuga, yang melakukan hal yang sama. Beruntungnya mereka tidak mengulanginya berkali-kali, sehingga kamar itu tidak dalam kondisi yang hancur.

"Tidur aja, gue yang buka pintu." Ucap Yuga, yang kemudian membawa Lula untuk kembali naik ke atas ranjang, menyelimutinya, lalu mengecup singkat dahi gadis itu sebelum membukakan pintu untuk Jimmy yang sudah berkali-kali sibuk menekan bel.

Yuga mendengus sebal, ia membuka pintu dan memandang Jimmy dengan tatapan tajam. Netranya semakin melebar ketika melihat teman-temannya ada di belakang Jimmy. "Lo bisa nggak jangan gangguin orang?"

Jimmy terkekeh, begitu juga teman-teman satu circle mereka, yang juga mengikuti Jimmy untuk melakukan inspeksi. "Kalo orang ketahuan ya gitu, kerjaannya marah-marah. Gimana? Enak nggak?" Goda Jimmy tergelak.

"Enak apanya? Kita cuma petting doang," bohong Yuga dengan bola mata yang berputar malas.

"Petting tapi sampe check in tuh gimana sih?" Ledek Jimmy, ia sedikit berjinjit untuk mengintip sedang apa Lula di dalam sana.

"Cewe gue lagi tidur—"

"That 'cewe gue'" ledek Junior, yang disambut gelak tawa oleh teman mereka yang lain.

Yuga memutar bola matanya malas, "besok gue ada urusan di kafe pagi-pagi. Gue berantem sama Lula, nggak lucu kalo gue ciumin dia di depan umum. Lo semua mending pulang—"

"Permisi, extra bednya mau di letakin dimana ya?"

Yuga menoleh pada petugas hotel yang baru saja datang. Ia terbelalak melihat petugas itu membawa beberapa extra bed, untuk di masukkan kedalam kamarnya.

"Well, kalo nggak ngapa-ngapain, kita tidur ramean aja nggak sih?" Ucap Jimmy dengan pandangan menggoda.

"Hell... nggak ada kerjaan lo semua," kesal Yuga, namun ia tidak bisa menolak sama sekali. Beruntungnya ia dan Lula setidaknya telah mencapai pelepasan lebih dulu.

Semua teman-teman mereka ikut tidur bertumpuk seperti ikan asin di kamar tersebut. Jimmy mengambil tempat di atas ranjang bersama sang kekasih, Dwina. Yuga tak peduli, ia dengan segera menyelip tepat di samping Lula, dan membawa gadis itu dalam dekapannya, lalu memejamkan mata.

Ia terlalu mengantuk, sehingga tidak menyadari bahwa mereka berdua diperhatikan oleh seluruh teman-teman mereka, yang tidak menyangka bahwa keduanya bisa sedekat ini. Sebab selama tujuh tahun berteman, mereka bisa dihitung berapa kali bertegur sapa.

Jimmy yang tidur di tengah, tepat di sebelah Yuga, berbisik di telinga Yuga, "lo beneran suka sama Lula? Nggak lupa kan kalo ini cuma challenge?"

"Cuma challenge, kaya ngga ada cewe lain aja." ketus Yuga sembari memeluk erat Lula yang terkejut mendengar penuturan Yuga.

"Perlakuan lo kaya bukan nurutin challenge. Cewe-cewe yang lo bawa ke basecamp juga nggak pernah lo peluk kalo lagi nginep."

Rival Baddies! [✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang