12. Lulacute

1.7K 128 166
                                    

Lula yang panik dengan segera mengejar Yuga, hendak menahannya keluar dari kamar sebelum kedua kakak beradik itu bertemu di lorong hotel

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lula yang panik dengan segera mengejar Yuga, hendak menahannya keluar dari kamar sebelum kedua kakak beradik itu bertemu di lorong hotel. Ia tergesa berlari, dan mendapati Yuga sudah mengenakan jaketnya, sedang berjalan menuju pintu.

"YUGA!" Panggil Lula panik.

Yuga menoleh sekilas kepada Lula, tatapannya begitu sinis, kemudian membuang pandangannya kembali menuju pintu, untuk segera keluar. Ketika tangan Yuga menyentuh knop pintu, tubuhnya tertahan sebab Lula yang memeluknya dari belakang.

"Jangan tahan gue!" Desis Yuga tajam. Berkali-kali, emosinya bercampur aduk sebab perasaan kepalang tanggung yang ia rasakan, sebab sekalipun belum merasakan pelepasan.

Lula mengeratkan pelukannya pada punggung lebar Yuga, "mas Hugo–"

"Ck..."

"Di lobby Ga," cicit Lula gemetar.

Mendengar hal tersebut, tubuh Yuga terasa menegang, dan berbalik sembari memegang kedua bahu Lula, "kenapa lo nggak bilang anjing?"

"Lo emosian terus! Lo cemburu apa gimana? Lo suka sama gue?" Tidak tahan lagi, akhirnya pertanyaan itu keluar dari mulut Lula. Sebab ia amat bingung dengan sikap Yuga, mengapa ia harus semarah itu kepada Lula, jika ia tidak menyukainya.

Yuga terkekeh sinis, "pede banget lo? Gue emang sweet sama siapa aja yang mau gue tidurin, bukan cuma lo! Gue marah karna kita semua sepupuan. Emang lo mau tidur juga sama mas Hugo? Sama gue nggak cukup? Cukup gue sepupu lo yang tidur sama lo, jangan ada sepupu lain yang bikin keluarga jadi hancur karna rebutan cewe buat ditidurin!"

Deg!

"Enam cewe gue yang lain juga gue perlakuin sama," lanjut Yuga.

"O-okay..." ucap Lula pelan. Ia menarik nafasnya panjang, kemudian membuang pandangannya ke arah lain, menghindari tatapan Yuga agar tidak melihat si cengeng Lula telah berkaca-kaca lagi.

Yuga sepertinya baru sadar dengan apa yang ia katakan. Ia menarik dagu Lula, namun gadis itu menepis tangannya. Yuga si pemaksa, ia menekan kuat rahang Lula, dan benar saja—bulir air mata gadis itu langsung terjatuh di pipinya.

"Maksud gue bukan gitu," ucap Yuga lembut.

Lula mengusap air matanya, "bukan gitu gimana? Gue nggak nyimpulin apa-apa." Sergah Lula, kembali menepis tangan Yuga yang kembali membuat Yuga menangkup kedua pipi Lula lagi, untuk melihatnya.

"Gue nggak mau lo tidur sama yang lain, cuma sama gue..."

Lula terkekeh sinis, "terus lo pikir selama ini gue tidur sama cowo lain? Bahkan virgin gue juga lo yang ambil. Ketakutan lo itu nggak berdasar, Yuga. First one, lo bilang lo nggak suka sama gue, tapi kenapa lo bikin gue seolah jadi satu-satunya cewe yang harus tidur sama lo, disaat lo bebas ngewe sama perempuan lain diluar sana?!" Suara Lula terdengar sesak, air matanya berjatuhan tanpa bisa ia menahan lagi. Seringai kecewa dengan kerut di dahinya, membuat siapapun dapat merasakan kebingungan dan kekecewaan yang Lula rasakan.

Rival Baddies! [✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang