2. Masalah sepele

39 21 4
                                    

Ditaman belakang sekolah kedua orang tersebut telah bermanja-manja. Lebih tepatnya cowonya yang sedang berceloteh panjang kali lebar disertai senyuman manisnya. Siapa lagi kalau bukan Kanara dan Zelvin. Keduanya semakin nempel terus semenjak Zelvin bersemester dua, mereka berdua juga suka dipanggil pasangan goals oleh penghuni Maharaja High School.

Zelvin memainkan jari-jari panjang Kanara dan bersandar pada bahu lebar gadis itu dengan nyaman. Kanara juga tak keberatan dengan hal tersebut, malah gadis itu sangat menyukai sifat childish Zelvin kepadanya. Susah ya kalau udah bucin emang.

"Vin." Suara Kanara menghentikan aktifitas Zelvin. Cowo itu duduk tegak dan menoleh kearah Kanara dengan ekspresi penasaran.

"Kamu sama Himana ada hubungan apa?" tanya Kanara seraya menatap kedua bola mata Zelvin dengan serius. Zelvin tersenyum tipis, gadis itu tengah dilanda cemburu, tapi Zelvin tidak kunjung menjawab pertanyaannya.

"Buruan ih! Kalau kamu senyum senyum pasti bener apa yang dibilang Richo tadi? Kalau kamu mau nikah? Iya?" tuduh Kanara yang tidak-tidak.

Zelvin menggeleng kuat. "Aku gak ada hubungan spesial sama Kak Himana sih. Tapi kalau kamu nyuruh aku sama kak Himana juga boleh." godanya sembari mencolek colek lengan Kanara. Hal tersebut membuat sang empu memberengut kesal.

Kanara memukul lengan Zelvin pelan. Disertai tatapan tajam. "Yaudah sama Himana aja gak usah sama kakak."

"Bener nih?" Bukannya takut Zelvin malah semakin menggoda kakak kelasnya itu, Kanara yang sebal akan sikap Zelvin pun langsung meninggalkan cowo itu begitu saja, disaat itu juga Zelvin terlihat panik.

"Loh kok beneran ngamuk?!"

Zelvin mengejar Kanara pelan, dia berusaha untuk membujuk gadis tersebut. Namun usahanya sia-sia tetap saja dia diamkan oleh sang kekasih. Mata Zelvin berkaca-kaca, mengeluarkan jurus andalan yang sering kali Zelvin kenakan saat Kanara tenga mendiaminya, Kanara melirik sekilas Zelvin tanpa mau menanggapi.

"Kakak sekarang udah gak sayang Zelvin ya..." ujarnya dengan raut sedih. Kanara menghembuskan nafas kasar, dia segera menarik Zelvin kedalam pelukannya. Gadis itu mengusap lembut punggung Zelvin, agar tangisan Zelvin tak tumpah.

Kan gak lucu kalau ketua osis seperti dirinya diintrogasi hanya karena membuat adik kelasnya menangis? Kanara ingin menahan tawa ketika Zelvin mengerucutkan bibir, untungnya ditaman belakang sekolah tidak ada satupun orang yang berkunjung, hanya ada kucing-kucing berkeliaran.

"So sekarang kaka gak marah lagi kan sama aku?" Zelvin menatap hati-hati Kanara. Kanara memalingkan wajah, dia mensendekapan tangan didepan dada.

"Kata siapa?" ujarnya galak. Kanara melanjutkan langkah yang sebelumnya tertunda karena sang kekasih.

"Loh kok masih marah sih!"

Zelvin mengejar Kanara namun tiba-tiba dihadang oleh teman-temanya. Kanara menoleh sebentar, lalu melanjutkan langkah kembali.

"Kalian ngapain? Minggir minggir gue mau ngejar kak Nara." kata Zelvin berjalan melangkah kesana-kesini tapi masih dihadang oleh tiga trio gibah. Siapa lagi kalau bukan, Richo, Gibran serta Dirga.

"Eits tak semudah itu fergoso."

"Minggir!" titah Zelvin berdecak kesal karena ketiga cowo itu selalu menganggu dimoment yang tidak pas, cowo itu ingin sekali menghajar trio gibah tersebut sekarang juga. Tapi dia masih ingat kalau mereka adalah sahabat karibnya.

"Ck ck, kalau udah bucin. Ingat temen sendiri aja susahnya minta ampun," sindir Dirga menggeleng gelengkan kepala heran. Zelvin menghembuskan nafas pelan, ia terduduk dikursi koridor dengan lesu.

"Diputusin pacarmu~" Richo mengepalkan tangan dan menyanyi ditangan seolah-olah tangannya adalah microfon yang menyala.

"Ditinggalin pacarmu..." lanjut Gibran bergoyang kesana kemari seperti orang gila. Zelvin menatap malas teman temannya.

"Jangan curhat denganku." Dirga mengoyang pinggulnya kesana kemari. Ketiganya memang suka menistakan Zelvin.

"No Comment Aku."

"No comment itu sih derita elo masa bodo gak mau tau no comment itu sih derita elo gak peduli siapa elo no comment itu sih derita elo masa bodo gak mau tau no comment itu sih derita elo aduh, aduh kasian deh lo!" serempak mereka menyanyikan lagu dari Bunda corla dan Tuty wibowo yang berjudulkan no comment.

"Bajingan." kesalnya melirik teman-temannya sinis. Trio itu tertawa bersama melihat Zelvin kesal akan sikap mereka.

Zelvin mengepalkan tangannya, guna menetralkan emosi yang kini meluap-luap. Tiba-tiba cowo itu takut ditinggal. Ia tak bisa berjauhan lama lama. Separuh hatinya sudah dia kasih untuk Kanara, jika gadis itu pergi, lalu nanti siapa yang ingin mendengarkan keluh kesahnya?

"Kalian berisik!" tegur Mikael dengan aura dinginnya. Cowo itu sedang menyandarkan punggung ditembok depan kelasnya, nyali mereka menciut ketika Mikael sudah menegur seperti tersebut mereka pasti sudah sangat keterlaluan.

Zelvin terduduk prustasi dikursi koridor, rambutnya bahkan sudah kusut dan berantakan karena sedari tadi dia mengacak-ngacak asal rambutnya. Membuat wajah tampannya semakin memancar, ditambah keringat membasahi pelipis. Sangat sempurna.

"Kalian keterlaluan..." imbuh Mikael mensedekapkan dada seraya menatap tajam trio usil.

Mereka menunduk takut. Gibran menyenggol lengan Richo serta Richo menyenggol lengan Dirga, membuat Mikael kembali bersuara.

"Bisa diem sehari gak?!" Sentak Mikael dengan intonasi tinggi, dia sudah capek dengan tingkah temannya itu. Tidak bisa sehari tidak membuat menistakan Zelvin rasanya tidak seperti mereka.

"Stop! kamu tidak seharusnya membentak mereka, Kael." Alaska mendudukan diri disamping Zelvin santai. Dia melirik Mikael untuk beberapa menit.

"Tapi mereka keterlaluan! Lo jangan belain mereka terus. Mereka jadi manja gara-gara lo." Marahnya sembari menujuk trio usil.

Alaska mendatarkan ekspresi, kemudian menatap Mikael. "Saya tidak membela mereka, tidak ada salahnya bercanda. Tapi mereka bercanda disituasi yang tidak tepat. Kenapa kamu menyalahkan saya? Seolah-olah saya yang salah disini."

"Karena lo gak tegas jadi ketua!" potongnya cepat.

"Lo jangan nyalahin Alaska terus! Lo gak berhak ngatur-ngatur hidup orang, El." Zelvin menoleh kearah Mikael dengan tatapan tajamnya.

Suasana menjadi tegang, mereka saling beradu tatapan. Kecuali trio, mereka menunduk takut akan perperangan panas antara perisai, ketua serta bendahara ALGRAVA, sangat tidak bisa dipungkuri Mikael menyalahkan Alaska hanya karena masalah sepele.

⛓️⛓️⛓️

3 July, 2024.

Apa kabar auraders?? Absen yuk kalian dari mana aja dikolom komentar>>

Perjuangan saya kejar target, harus diimbangi votment kalian ya. Biar tambah semangat ya. Semoga hari kalian menyenangkan selalu, see u sayang sayangku..

Secret Admirer [OTW TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang