13. Kanara koma

17 8 0
                                    

Anak-anak Algrava kini tengah berkumpul di markas utama karena ada hal yang harus dirapatkan, Alaska selaku ketua Algarava menyampaikan dengan detail penyebab mereka dikumpulkan disini, tidak hanya inti, akan tetapi semua anggota Algrava wajib mengikuti rapat.

"Jadi yang seperti ketua kita sampaikan bahwa anak kobra kapanpun, dan sewaktu-waktu akan menyerang kalian. Mengingat kobra salah paham dengan kita. Salah satu anggota mereka ada yang kritis, rumor nya juga anak algrava yang mengeroyok mereka. Apa benar?" kata Gibran dingin.

Anak anak garuda berbisik, gibran berdehem keras. Mereka pun terdiam, tidak berani menatap sang wakil.

"Apa yang di bicarakan orang-orang benar? Kalau di tanya jawab! Bukan malah bisik-bisik, apa sopan begitu?!" sentak Gibran sambil menatap satu persatu dari mereka dengan tatapan datar, seperti ingin membunuh mereka secara bersamaan.

Salah satu dari mereka mengaku bahwa rumor itu benar, membuat Gibran kehabisan kesabaran. Mata nya memerah menahan amarah yang bergejolak tinggi.

Dirga mengkode kearah Alaska, agar ketua nya menemukan solusi dengan kepala dingin. "Siapa yang melakukan hal sebodoh itu??" kata Dirga ikut berbicara.

Laki-laki berwajah blasteran jepang memberanikan diri untuk berbicara, "An-u, Ga," ucap Yutha terbata-bata.

"Anak Algrava gak pernah menye-menye dalam bicara! To the point jangan kaya cowo lembek?!" Dirga menyela Yutha, laki-laki itu terlihat menyeramkan untuk sekarang.

"Gu-e─" kata Yutha masih tidak mempunyai keberanian untuk mengungkapkan apa yang terjadi. Cowo dengan rambung gondrong itu terlihat gugup, bahkan semua anggota garuda ikut menatap kearah yutha.

"Lo gak denger apa kata gue tadi hah? Apa lo budek? Lo itu salah satu panutan anak garuda, Yutha! Jangan menye-menye," sentak Gibran menatap kedua bola mata Yutha. Zelvin berdehem kecil, guna menetralkan ketegangan yang memenuhi ruangan tersebut. "Jangan kasar-kasar, Gib." peringat Mikael, cowo dingin berhati malaikat.

"Anak kobra yang mulai duluan! Kalau mereka gak rundung Kanara juga gue gak bakal bikin mereka menderita?!" jelas Yutha tegas, tatapan nya tajam, rahang nya menggertak.

"Kanara siapa?" tanya Gibran bingung.

Yutha mengepalkan tangan erat, mata nya memerah, mencoba untuk menenangkan diri sejenak sebelum menjelaskan lebih lanjut, "sepupu gue. Dia koma sekarang, karena dia di bully abis-abisan dan di rundung sama Gery, anak kobra bajingan itu, karena kanara gak mau nuruti permintaan gery." Gibran dan Dirga mengangguk paham.

"Sekarang, Kanara udah bangun dari koma nya?" tanya Dirga khawatir.

Cowo itu menghela nafas, menghembuskan secara perlahan, "Belum, Dir." Yutha mengacak rambut prustasi.

"Saya bisa menyimpulkan, sekarang. Selidiki apa yang udah terjadi sama Kanara!" perintah Alaska turut berbicara. Yutha menggeleng pelan, "Gak usah, Las. Gue udah nemuin bukti dan udah gue selidiki," kata Yutha memperlihatkan vidio cctv dari sekolah.

"Lo sadar gak sih, Yut. kalau Gery suka kanara? Lo sadar gak?" ujar Zelvin tiba-tiba. Wajah cowo itu berubah menjadi datar seketika.

Yutha mengangguk, dan menghembuskan nafas pelan, "Iya, gue sadar. Tapi kanara gak suka gery, Vin. Dia udah suka sama seseorang, bahkan gue jauh lebih kenal orang yang disukai Kanara dibanding gery, dari dulu gue paling gak suka sepupu gue sama Gery,"

"Tapi kaya nya dia gila, dia terobsebsi sama tubuh sepupu gue, ada kejadian satu lagi yang buat gak habis fikir sama gery. Dia pernah ada niatan perkosa sepupu gue, Kanara." Yutha memukul meja dengan keras, meluapkan emosi yang sedari tadi dia pendam. Kesimpulan nya Yutha tidak rela jika sepupu nya yang sempurna, dan cantik harus bersanding dengan Gery, cowo brengsek, bajingan yang pernah yutha temui. Menurut Yutha gery benar-benar tidak menyukai Kanara. Dia cuman mau tubuh sepupu nya! Perlu digaris bawahi Gery itu gila.

"No problem, Yut. Kita bakal bantu Kanara, dan bebasin dia dari orang pecandu sex kaya bajingan itu. Gue juga pernah ketemu sama Gery, waktu itu gue ke bar. Mau kunjung ke temen gue, kebetulan dia pemilik bar, gue lihat Gery lagi sama jalang disana." Tutur Zelvin tulus.

"Beneran? Jadi Gery itu pecandu gituan? Seorang gery? Gila sih." ucap Richo ikut mengobrol.

Yutha mengangguk setuju, bagaimanapun bentuk nya zelvin, Zelvin adalah tipe orang. Harus menolong orang yang sedang kesusahan, apa lagi itu kerabat temen nya, Zelvin itu memang pelawak, dan pecicilan, tapi dia gak main-main kalau itu menyangkut tentang orang terdekat. Asli nya zelvin anak rapuh, anak kurang kasih sayang, anak baik-baik, tapi cuman ketutup cover aja.

Setelah selesai mereka semua bergegas pergi kerumah masing-masing. Menyisakan Yutha dan Zelvin, mereka tengah ingin pergi kesuatu tempat bersama. Sesekali mereka berdua meluangkan waktu untuk berjalan bersama, toh sudah lama tidak bermain seperti ini.

"Huft.." satu helaan nafas keluar begitu saja dari bibir Zelvin, cowo itu menegakan tubuhnya lalu menatap serius Yutha.

"Why?" tanyanya seraya menyesap kopi dari cangkir dengan gerakan pelan dan beribawa.

"Gak."

"Lo gak bisa bohong. Jujur lo kenapa? Ada masalah? Sama Himana? Kanara?" tanya Yutha dengan tenang.

Zelvin menggeleng. Membuang putung rokok kesembarang arah lalu meneguk minuman beralkohol kadar tinggi dengan cepat. Yutha membelalakan mata, temannya itu tak bisa meminum alkohol! Dia menatap Zelvin panik. Karena tak ada pergerakan sama sekali dari cowo tersebut. Yutha berwajah blaster jepang, berkulit putih, berambut agak panjang namun tidak begitu panjang itu segera menghubungi kembarannya.

Tidak lain adalah Dirga─ Dirga Yezikhiel Mahatma. Kembaran Yutha. Kerap disapa Dirga, kalau kata Yutha Dirga jamet. Disingkat menjadi Dirgamet. Jika Yutha menyimpan banyak luka, Dirga berbanding dengan kembarannya. Dirga cowo berwajah dingin, tetapi sifatnya lucu. Kalau Yutha berwajah dingin memiliki sifat cuek. Cuek-cuek perhatian.

Suara musik kencang berdengung-dengung digendang telinga Yutha, membuat sambungan Dirga dan dirinya tidak terdengar. Zelvin sudah meracau tak jelas. Dirga dengan langkah cepat berjalan kearah mereka berdua, mata kembarannya menyorotkan kemarahan.

Bugh

Satu pukulan dilayangkan Dirga kepipi Yutha sampai bunyinya terdengar. Yutha mengepalkan tangan tak terima, Dirga mengabaikannya lalu mempapah Zelvin keluar dari sana, tanpa menghiraukan teriakan Yutha.

"Lo mau bawa sahabat gue kemana, bego?!" teriak Yutha keras, cowo itu menyamakan langkah kembarannya. Berusaha meraih tangan Zelvin, namun kekuatan kembarannya jauh lebih kuat. Kaki Dirga menendang Yutha sampai lelaki itu terpental.

Dirga tak perduli. Dia hanya memikirkan bagaimana cara agar Zelvin tidak pulang dengan keadaan mabuk. Himana! Ia harus menghubungi gadis itu, untuk meminta bantuan. Tangan kiri nya dia merogoh ponsel didalam saku. Lalu dia menghubungi Himana dengan tangan yang bergemetar hebat.

Dirga mengusap kasar keringat yang menbanjiri pelipisnya, "sialan lo. Tha." umpatnya.

⛓️⛓️⛓️

28 July, 2024.

Ideku tiba-tiba ilang dan kepikiran buat kasih bumbuan konflik dikit wkk..jangan lupa votment bOb.

Comment tentang cerita ini dong bOb, menurut kalian gimana? Kasih saran dan kritik juga boleh kok💫

Secret Admirer [OTW TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang