"Kak." Dirga melambaikan tangannya, mobil mewah berhenti begitu saja saat dia melambaikan tangan, pintu mobil berwarna silver itu terbuka otomatis. Gadis berwajah babyface berwangi khas vanilla, menggunakan rok pendek serta kemeja putih tak lupa jas yang melekat ditubuh mungilnya, turun dengan langkah anggun dari mobil."Dia mabuk, Kak. Tadi kembaran gue ceroboh kasih dia minum."
Cowo itu menggaruk tengkuk tak enak, Himana memangut-mangut saja. Wajah Zelvin bersemu merah, matanya berkaca-kaca, meracau tak jelas. Bahkan kini dia memberontak seperti anak kecil.
"Gue gak mau pulang! Semua orang jahat!" kesalnya seraya mendorong Dirga menjauh. Zelvin berjongkok, menumpahkan semua isi perutnya. Setelahnya dia kembali merengek, bahkan kini dia dengan tak sopannya memeluk Himana, menyandarkan kepala dibelahan payudara gadis itu.
Dirga meringis pelan melihat perisai Algarava yang terlihat beringas didepan musuh kini merengek didekapan Himana, jika Zelvin tidak sedang keadaan mabuk mungkin lelaki itu malu setengah mati.
"Mau nenen," pintanya mendusel-dusel diceruk leher Himana, Dirga menahan tawa melihat pemandangan langkah tersebut.
"Mulut lo, kalau mabuk modus juga ya. Vin." Goda Dirga sembari tertawa.
"Bawa aja, Kak. Kalau repotin buang aja dipinggir jalan," tukas lelaki itu melirik Zelvin yang enak-enakan bermanja bersama Himana, dia mengeluarkan ponsel. Merekam moment langka itu, siapa tau nanti ia membutuhkan hal tersebut?
"Oke." Satu kata yang keluar dari bibir manis Himana, gadis itu menggendong Zelvin ala koala dengan santai nya. Dirga tercengang, Himana bisa menggendong tubuh besar Zelvin, seukuran tubuh gadis seperti Himana awalnya ia ragukan, namun setelah dia melihat dengan mata kepalanya sendiri ia tau bahwa Himana tak usah diragukan lagi. Udah cantik, berkarir, body bagus. Perfect girl sayangnya hati gadis itu sudah pada satu seorang, tak bisa di rebut lagi.
🌹🌹🌹Suara alat rumah sakit berbunyi beraturan, ruang putih dengan bau obat-obatan itu kini tertutup rapat. Tidak ada lagi kebahagian di mata Yutha, selain sepupu nya bangun. Yutha Andaran Gemanu, cowo blasteran jepang, lemah lembut, dan terkenal humble kini menangis di depan ruangan bertuliskan ICU. Laki-laki itu menatap foto nya bersama gadis cantik berwajah tegas dengan tangisan pilu, relung hati Yutha hancur saat melihat kejadian itu.
Yutha gagal menjadi kaka sepupu yang baik, Yutha gagal, dia terus menyalahkan diri sendiri karena kejadian yang menimpa sepupu nya.
"Minum dulu, lo gak capek nangis terus?, Yut." ujar Zelvin yang berjalan kearah yutha setelah cowo itu berdiri dihadapan yutha, dia menyodorkan sebuah air berkemasan, serta masih tertutup rapat ke arah teman nya.
Yutha menatap Zelvin aneh, cowo blasteran jepang itu mengusap air mata nya dengan kasar. "Siapa yang nangis? Ngaco lo," sangkal Yutha menatap kearah lain.
"Hahaha, lo gak bisa bohongin gue, Yut. Lo sahabat gue deket diantara anak Ervlos lain nya, jadi gue tau mana yang bohong mana yang gak." kata Zelvin mendudukan diri di samping Yutha seraya menghela nafas. Cowo itu lalu menyandarkan tubuh nya di kursi rumah sakit.
Yutha menatap Zelvin, yang ditatap pun menaikan kedua alis, "kenapa? Lo butuh tempat cerita? Tempat pulang? Tempat bersandar? Atau lo butuh apa? Yut.." tanya Zelvin bertubi-tubi. Yutha menggeleng pelan dia ikut menyadarkan tubuh nya di kursi penyandar rumah sakit. Lalu dia berbicara.
"Lo pernah denger gak, Vin. Tentang cowo yang rapuh gara-gara ngerasa bersalah, karena dia juga gak becus jagain sepupu nya, yang udah jelas perempuan?" tanya Yutha menatap Zelvin, menunggu jawaban dari sahabat nya.
Zelvin mengangguk pelan, "pernah, dari lo?" kata Zelvin terkekeh pelan.
"Yut? Lo gak bisa bohong, lo sayang kan sama Kanara? Dia udah lo anggep sebagai adik lo? Gue tau lo pasti rapuh."
"Bukan," Yutha menggeleng, agar sahabat nya tidak mengetahui hal yang sebenar nya. Ya apa yang dikatakan, Zelvin! Memang benar yutha rapuh, Yutha merasa bersalah, saat mendengar kabar. Kanara sepupu di perlakukan hal yang semena-mena oleh musuh nya! Dia merasa bersalah, sosok keluarga yang ia sayangi menjadi koma karena nya.
Zelvin menatap tajam Yutha, menepuk-nepuk bahu sahabat nya pelan, "jangan ngelak! Gue tau, jangan bohong sekali lagi sama gue, Yut," kata nya dingin.
"Sorry....gue gak bermaksut bohongi lo, Vin."
"It's okey, bro. Gue gapapa, lain kali kalau lo ada masalah jangan di pendem sendiri, lo kira lo dengan gitu keren gitu? Gak Yut, dan denger sekali lagi, gue benci pembohong." Zelvin membuang pandangan dan menatap lurus ruang ICU dengan tatapan nanar.
"Gue gak bakal ngulangin lagi, Vin! Gue janji," ujar Yutha cepat, dia tak mau membohongi sahabat nya lagi, dia tak mau kehilangan orang terdekat nya lagi.
"Bagus, ada yang mau lo ceritain sekarang? Kalau belum siap gue tunggu," tanya Zelvin.
Yutha menggeleng, Zelvin mengangguk paham. Zelvin menunggu Yutha untuk terbuka dengan nya. Jujur Zelvin sendiri gak suka sahabat nya menderita seperti diri nya. Tapi apalah daya Zelvin, ketika hidup yutha dikelilingi masalah karena ulah nya sendiri, yang dimaksut ulah nya, Yutha pernah mengambil bola nya yang terjatuh ditengah jalan itu mengakibatkan Yutha mengalami kecelakaan, Yutha tertabrak mobil yang ingin berlalu jalan dari sana, kedua Yutha pernah di pukul Ayah Zelvin sewaktu mereka berdua saat mereka bermain diarea luar rumah.
Karena Zelvin ingin bermain seperti anak anak lain, tapi tidak diperbolehkan oleh orang tua nya keluar rumah. Alhasil sahabat nya Yutha membantu Zelvin agar bisa bermain leluasa dari area rumah. Ketiga Yutha pernah di pukul oleh balok gara-gara tawuran satu tahun silam, dimana itu terjadi disaat Zelvin di pukul habis-habisan dan tengah sekarat, pelaku nya anggota geng Kobra. Tidak lain tidak Gery, serta masih banyak hal yang membuat hidup sengsara karena dia hadir di tengah-tengah sahabat nya.
⛓️⛓️⛓️
28 July, 2024.
Ide tiba-tiba ilang, giliran ada malah pas moment ga pas kan jadinya lupa lagi, ku usahain buat cerita ini bagus walau harus nyari ide dulu T_T
Kata-kata longtext semangat buat rahis dong, biar semangat baca comment-comment kalian🎀
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret Admirer [OTW TERBIT]
Ficção AdolescenteMenceritakan seorang remaja berstatus pelajar memiliki kehidupan yang sulit ditebak. Dia juga memiliki trauma berat, akibat terjadinya tindakan keras dari sang papah, kata orang papah adalah rumah untuk semua anak. Lalu bagaimana untuk Zelvin? Ia se...