Pesan dari Zelvin mampu membuat Himana menjadi orang gila. Bagaimana tidak, gadis itu sudah senyum-senyum sendiri saat Zelvin telah mengabari bahwa cowo itu akan menjemputnya. Jantungnya berdegup sangat kencang. Seperti ada yang menggelitiki perutnya. Biarkan Kanara mengatakan bahwa dia telah merebut miliknya. Selagi sepasang kekasih tersebut tak menikah, masih bisa diterobos, toh dia disini sahabat masa kecil Zelvin, yang paling tau segalanya tentang Zelvin.
Motor sport Zelvin menerobos gerbang Bangsawan High School. Membuat semua murid-murid yang masih disana berteriak histeris dan girang. Karena cowo tampan tadi siang yang telah membuat geger seisi sekolah tersebut telah kesini kembali. Semua mengerumuni Zelvin, Himana menatap datar punggung punggung para siswi siswi itu. Ada perasaan tak suka jika Zelvin didekati gadis lain.
Bahkan dada Zelvin sudah diraba. Karena kancing seragam atas sudah dia terbuka dua. Didalam seragam tubuhnya telah mengenakan kaos putih oblong, maka sedari itu ia berani tebar pesona. Zelvin melangkah santai bak pangeran datang menjemput sang putri kearah Himana. Tak lupa kedua tangan lelaki itu sudah dimasukan kedalam saku celana.
Zelvin meraih pinggang Himana, merapatkan tubuh gadis itu ketubuhnya, "udah nunggu lama?"
"HUAA BJIRR ROMANTIS BANGET EUY!!"
"Ya Tuhan mau yang kaya Zelvin satu!"
Mereka saling sahut mensahut, berteriak seperti orang kesurupan karena adegan romantis tampil tiba-tiba dari sang ratu idola Bangsawan dijemput oleh pangeran tampan dari tentangga sekolah secara terang terangan.
Zelvin terkekeh melirik Himana yang tak bergeming sama sekali. Dia tau bahwa sahabatnya itu tengah cemburu. Cowo itu cukup peka terhadap perubahan Himana. Ia segera menepuk-nepuk puncak kepala gadis itu perlahan secara lembut. Himana mendongak menatap wajah sempurna itu dengan senyuman tak bersemangat.
"Are you jealous? Gak usah cemberut. Sampai kapanpun lo bisa pegang tubuh gue sesuka lo," cowo itu semakin merapatkan tubuh Himana ketubuhnya. Membuat Himana berlarut dalam kenyamanan yang lelaki itu berikan.
"Kita kan udah temenan dari orok." sambungnya seraya meraih tangan Himana, meletakan kedua tangan gadis itu di dada bidangnya. Kedua insan tersebut seperti menanyangkan drakor. Ditambah keduanya tak memikirkan yanng lain seolah-olah dunia milik mereka berdua.
Secara bersamaan Himana dibuat melayang dan berjatuhan diwaktu yang sama. Gadis itu tersenyum kecut. Hatinya terasa nyeri mendengar penuturan Zelvin. Dasarnya si Zelvin ini emang suka ngerusak suasana hati orang.
Himana mendongak, menahan rasa sakit pada hatinya. "Mending kita pulang. Dirumah gak ada orang, takutnya Millie sama Mollie berantakin rumah. Babysister mereka lagi cuti."
"Lo serius di massion gak ada orang?" balas Zelvin menatap Himana berbinar-binar. Himana mengangguk pelan. Zelvin tersenyum nakal kearah gadis itu, Himana mengerutkan kening. Namun setelah mendengar celetukan cowo itu mulutnya tertutup rapat-rapat.
"Bisa kali kita bikin dede bayi yang imut imut, " celetuknya asal. Himana mengigit bibirnya kecil, tangan gadis itu terangkat menyentil dahi Zelvin sedikit keras.
Zelvin mengerutu, dia mengusap perlahan sakit yang ditimbulkan akibat sentilan Himana. Mau merengek sakit tapi ini masih diarea wilayah sekolah tentangga. Kan malu, dirinya yang sedang marak-maraknya ketika ia merengek pasti akan disebar luas 'seorang cowo tampan merengek manja saat bersama idola ketos Bangsawan' Zelvin membayangkan saja malu, apalagi hal tersebut terjadi.
"Tumben gak ngerengek? Kamu takut citra kamu hancur? Biar gak disukai cewe-cewe disini?" tanya Himana sembari menatap Zelvin.
Zelvin mendekatkan bibirnya kedaun telinga Himana, membisiki gadis tersebut sesuatu. "Gak! Udah ah jangan dibahas disini. Gue malu."
Himana terkekeh, ia mengelus rahang tegas Zelvin perlahan. Cowo itu sungguh terbuai sentuhan Himana. Tapi segera ia raih tangan Himana agar tak melakukan hal tersebut dipublik. Takutnya dia kebablasan manja didepan publik. Kan gak lucu kalau temen-temennya tau. Cowo itu menarik Himana, membukak mobil, lalu menyuruh Himana segera masuk dalam mobilnya sendiri.
Sebelum benar-benar Zelvin menaiki motornya dia berkata. Himana menunggu Zelvin menyelesaikan perkataannya.
"Gue dibelakang lo. Langsung pulang, gue mau kunjung kerumah." Timpalnya. Himana mengangguk sambil menghidupkan mesin bugati berwarna merah.
Zelvin menaiki motor, bugati Himana perlahan berjalan keluar dari parkiran diikuti Zelvin. Semua siswi-siswi memotret kejadiaan itu. Paling sebentar lagi Himana dan Zelvin akan dikabarkan menjalin hubungan, padahal nyatanya tak menjalin sama sekali. Sebatas sahabat.
Sesampainya dimassion Himana turun dari bugati diikuti oleh Zelvin yang turun dari kendaraan berbeda. Semua maid membungkuka badan. Zelvin sudah terbiasa dengan nuasa massion sahabat kecilnya, dan para pekerja disana juga sudah sangat akrab dengan Zelvin.
"Pak Nanang! Ayo main catur sama saya, Pak." Ajak Zelvin melambaikan tangan. Pak Nanang tersenyum. Beliau sudah lama bekerja dimassion ini sejak Zelvin serta Himana sewaktu kecil. Jadi tak heran Zelvin terlihat akrab bersama tukang kebun itu.
Beliau duduk dibawah lantai, Zelvin segera menyuruh duduk pria paruh baya itu. Bagaimanapun beliau adalah orang tua. Yang seharusnya diperlakukan baik. Zelvin duduk menyilang dilantai berbulu karpet di ruangan keluarga milik massion Himana. Sementara Himana yang telah berganti seragam tersenyum manis ketika liftnya sudah terbuka menampilkan kedua laki-laki sedang bermain catur bersama.
Kemudian Himana menyuruh Bik Nunung membantu dirinya menyiapkan makan siang. Sebenarnya Bik Nunung sungkan karena pekerjaan nya diambil alih nona muda. Yang artinya Himana juga majikan mereka. Himana tak memikirkan hal tersebut, ia juga manusia. Bik Nunung juga manusia, apa salahnya kita sesama manusia memandang sama dengan manusia lain?
Himana sudah menganggap Bik Nunung seperti keluarga sendiri. Beliau juga telah lama bekerja disini, seperti Pak Nanang. Sepasang suami istri tersebut sudah sangat berjasa bagi keluarga Aldaran.
"Hahaha Pak Nanang kalah lagi!" tawa Zelvin menggema sampai dapur massion. Himana hanya tersenyum tipis dan masih melanjutkan acara membuat makan siang.
"Den Zelvin mah curang." Sahut pria itu sedikit tak terima. Walau begitu pria paruh baya berkumis tersebut tak merasa kesal akan kecurangan Zelvin dalam bermain catur. Justru keduanya tertawa, melanjutkan catur serta diselingi cepaka-cepiki ringan.
Mulai dari hal hal lucu sampai hal hal random sekalipun mereka bahas. Zelvin si humoris dan Pak Nanang sang pelawak jika disatukan pasti massion itu selalu ramai dengan tingkah solid mereka.
Himana berjalan kearah ruang keluarga. Dia merasa berdehem, karena sedari tadi ia berbicara tak ada yang mengubris. Mereka terlalu asik. Sampai Zelvin melupakan gadis itu. Pak Nanang berdiri, membungkukan badan sopan. Himana tersenyum tipis, menegakan badan Pak Nanang agar beliau tak terus membungkukan badan. Hal tersebut tak sopan, bagi Himana yang muda.
⛓️⛓️⛓️
7 July, 2024.
Apa kabar👋🏻 semoga hari kalian selalu baik dimanapun kalian berada ya.. Malam ini up nya segitu dulu, lanjut besok okay?
Walau cerita sepi, tetap semangat update, karena.. semua butuh proses, fighting juga buat kalian!💗
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret Admirer [OTW TERBIT]
Teen FictionMenceritakan seorang remaja berstatus pelajar memiliki kehidupan yang sulit ditebak. Dia juga memiliki trauma berat, akibat terjadinya tindakan keras dari sang papah, kata orang papah adalah rumah untuk semua anak. Lalu bagaimana untuk Zelvin? Ia se...