9. Jangan plinplan

21 13 8
                                    

Himana menarik Zelvin untuk segera keluar dari lift. Mereka berdua berjalan kearah letak kamar Himana yang bercat putih. Gadis itu memasukan sandi kunci untuk membuka kamar. Zelvin melingkarkan tangannya diperut ramping Himana. Menopangkan kepala dipundak gadis itu sambil memejamkan mata. Jangan heran jika cowo tersebut suka melakukan hal-hal seperti itu, bisa di bilang itu adalah posisi favorite Zelvin saat bersama Himana.

Himana melepaskan tangan Zelvin, menarik masuk sebelum pintu terbuka otomatis. Zelvin dengan santai berbaring dikasur empuk Himana. Merapatkan matanya gerakan tersebut seolah-olah dirinya tak mau diganggu saat tidur. Himana tersenyum tipis, gadis itu perlahan menuju meja belajar, membuka laptop, lalu jari-jarinya mengetik sesuatu sampai berbunyi.

"Lo gak tidur, Na?" celetuk Zelvin. Membuat Himana tak bisa berkontrasi lagi. Gadis itu tak menjawab, melainkan masih sibuk berkutat serius didepan laptop.

Semenit Himana menoleh sebentar kearah Zelvin, "gak kamu duluan aja. Aku masih harus selesain sesuatu dulu, nanti aku nyusul."

Zelvin berbaring menghadap keberadaan gadis itu. Jelas cowo tersebut bisa melihat leluasa apa sedang dilakukan Himana. Namun kalau soal pekerjaan dia tak tau apa yang dikerjakan Himana saat ini.

"Kayaknya lo sibuk banget gue liat-liat. Serius banget ngerjainnya, sebenernya apa yang lo kerjain sekarang?" Zelvin memandangi punggung Himana sambil berbaring santai dikasur gadis itu.

"Rahasia." Himana sangat fokus dilaptop bergambar apel digigit sebelah.

Cowo itu dengan kesal, berbaring memunggungi Himana. Tak lupa selimut Himana dia tarik sampai tubuhnya tak terlihat. Diam-diam Himana tersenyum samar. Tak bisa dipungkiri bahwa ia sangat merindukan Zelvin. Ia rindu dengan sang kekasih hati. Kekasih? Mereka memang sempat menjadi kekasih. Namun yang dimaksut Himana bukan kekasih saat berstatus pacaran.

Ntah lah apa yang disembunyikan gadis itu kita tidak tau. Hanya Tuhan yang tau apa rahasia tersebut. Yang kalian harus tau, Himana masih menyimpan semua tentangnya. Tentang siapa? Tentang kekasih masa lalunya. Ntah pemilik hati Himana saat ini tertuju pada siapa, yang jelas seseorang tersebut mempunyai peran penting dalam hidupnya.

"Marah?" tanyanya seraya menutup laptop, lalu berjalan dengan langkah santai menuju kasur. Gadis itu mendaratkan bokongnya dipinggir kasur. Memandangi Zelvin yang tengah merajuk karena diabaikan.

Tak ada respon dari sang empu. Himana mencoba membuka selimut yang membungkus tubuh atletis si sahabat akan tetapi orang di dalam tak mengizinkan untuk membukanya. Himana menghela nafas dan menghembuskan kembali dengan perlahan disertai pelan, supaya dia tak lepas kendali itu yang dilakukan saat dia tengah sedikit emosi.

"Buka selimut atau ak─"

Sebelum melanjutkan ancaman bunyi telpon terdengar. Membuat gadis itu mau tak mau harus melihat ponselnya yang tergeletak di nakas. Dia menatap ponsel itu diam. Disana tertera nama Rajash. Himana menggeser icon hijau, dan tak sengaja meloud speaker.

"Ketua! Syukurlah ketua jawab panggilan aku." Disebrang sana terdengar hembusan nafas lega. Himana melirik Zelvin, sepertinya Zelvin akan menguping pembicaraannya, membuat ide jail terlintas dibenak Himana.

"Iya. Jas? Kenapa call? Lo kangen?" ujarnya lembut seraya sesekali melirik Zelvin. Terlihat cowo itu tengah gerusak-gerusuk dibalik selimut. Karena selimut yang dia kenakan berubah.

"Ee-h?" nada bicara Rajash berubah. Sepertinya anak itu tengah salah tingkah, dan sudah dipastikan siapa pelakunya.

Himana menjawab setiap basa-basi Rajash dengan penuh kelembutan. Hati Zelvin panas mendengar hal tersebut. Ntah dikarenakan apa dia tak suka jika gadis itu akan menjalin hubungan bersama si Rajash Rajash tersebut.

Zelvin berdehem sedikit keras dibalik selimut, "ekhem."

"Ketua. Itu siapa? Pacar ketua? Aku ganggu waktu ketua kah?" tanya Rajash beruntun-runtun dengan nada yang berubah menjadi tak enak.

"Bukan. Gue gak punya pacar, emang ada yang mau sama gue, ya?" tuturnya sedih. Rajash gelagapan, tak tau harus merespon apa.

Dia malu-malu mengucapakannya. Bahkan disisi sana daun telinga Rajash berubah memerah semua, "h-mm ada. Buktinya Rajash mau."

Himana tertawa pelan, membuat Rajash semakin dibuat salah tingkah. Zelvin menghempaskan selimut kasar, mendudukan diri, memandangi gadis itu yang tengah meladeni adik kelasnya. Rasa panas dihatinya membuat dada nya tak tau kenapa sesak. Seperti dihantam oleh bebatuan besar, terasa amat sakit. Tanpa panjang lagi dia menarik Himana posesif.

Perlahan setan buruk membisiki untuk menjelajahi tubuh gadis yang berada disampingnya. Fikiran kotor itu tiba-tiba datang menyerang Zelvin, membuat otaknya tak sinkron dan tak bisa diajak kerja sama. Cowo itu mengecupi leher Himana, sang empu yang diperlakukan seperti tersebut sangat geli namun tak memberontak sama sekali.

"Ketua? Hallo ketua masih ada disana kan?" tanya Rajash khawatir. Himana tak menjawab karena terlalu terbuai oleh sentuhan Zelvin.

"Ye-es.. gue masih disini, lo pikir gue kemana?" pungkasnya sembari berusaha melepaskan tangan kekar Zelvin dari pinggangnya.

"Lo mau kabur, hm?" tanya Zelvin tepat ditelinga gadis itu, bulu kuduknya berdiri. Seakan-seakan Zelvin saat ini adalah hantu menyeramkan.

"Listen to me. Kalau lo gak mau dia babak belur ditangan gue, bilang kalau lo udah punya pacar. Understand?" bisiknya dengan disertai dalam nada peringatan didalamnya.

"Gak ma─"

Zelvin kembali mengecupi leher jenjang Himana. Tak lupa bibir, dahi, pipi gadis itu dibanjiri kecupan manis. Zelvin semakin menarik pinggang ramping Himana sangat possesive akut.

"I mean it..mau pembuktian? Gue pastiin dia udah gak bisa bicara lagi besok. Kalau lo sampai nekat gak dengerin gue, dan lebih ngeri nya lagi dia bakal gue bikin babak belur terus semisal kalian ketahuan berdua."

"Pilih mana? Lo kasih tau dia kalau lo udah punya gue atau lo mau dia sengsara? Jangan plipan. Nona." Sisi iblis Zelvin kembali, bisa dikatakan sewaktu dulu masa lalu nya possesive. Ketika melihat Zelvin dia jadi teringat semua kenangannya.

"Kamu gak bisa egois! Rajash gak salah apa-apa─"

Zelvin menjawab dengan seringai kecil. "So what? Apa raut wajah gue keliatan bercanda? Gue udah terlanjur tergila-gila sama sahabat gue sendiri!"

Jika Himana saat ini ditanyakan keadaanya dia pasti menjawab. Sudah tak sanggup berkata-kata, gadis itu hanya bisa pasrah dengan permainan ini. Zelvin sangat egois memiliki dua gadis yang selalu ada disisi nya. Jika Kanara adalah sang kekasih, maka Himana adalah tempat perlarian. Sangat jahat bukan?

Tanpa basa-basi busuk Zelvin merampas ponsel Himana. Bibirnya tersenyum samar, Himana ingin meraih apadayalah jika Zelvin memberikan kecupan kembali, membuat gadis itu tak bisa leluasa berbicara. Karena rintihan kecil dari bibir laknatnya.

"Lo Rajash?" suara Zelvin terdengar serius, kini tangannya masih sibuk memeluk Himana dari samping.

TBC

14 July 2024

VOTE DAN COMMENTNYA
MANA BEB?💋

Gimana tanggapan kalian tentang dek jepin era posesive?? Sksksks Gemesh sekali😖

Segitu dulu aja bOba, besok
update lagi yaw. Baca au
SA di akun ig wp.authorrahasiaa
gak kalah gemesh sama yang
diwattpad.

-TertandaistriRenjun🌷

Secret Admirer [OTW TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang