1. Mode ngambek

42 26 18
                                    


Dipagi hari nan cerah. Zelvin kini sedang bermalas-malasan diatas kasurnya. Tanpa mau membuka mata, tubuh kekarnya digulung selimut bermotif kucing, menambahkan kesan gagah-gagah imut. Susana rumah Zelvin kebetulan sunyi. Karena ibu tirinya dan adik tirinya yang amat menyebalkan itu, tidak sedang ada dirumah.

Namun tiba-tiba dia dibangunkan oleh seseorang. Gadis itu membukak tirai kamar berdesain monokrom yang elegan diantaranya kamar dengan tekstur, elemen kayu, bernuansa gelap, hingga monokrom soft grey. Serta banyak sekali koleksi-koleksi mainan dinosarus, lumba lumba dan kucing yang dipajang pada lemari kaca putih bening. Zelvin memberengut kesal setelah silaunya matahari menganggu dirinya tidur bogannya, alias bobo ganteng.

"Bangun. Kamu mau dihukum. Cuman karena terlambat?" ujar gadis itu seraya menyibak selimut Zelvin. Gadis itu adalah Himana. Runitasnya tiap pagi memang membangunkan sang bayi kebo.

"Apasih Na! Gue gak mau sekolah." Zelvin dengan malas malas menarik selimutnya kembali, dan menutup mata rapat-rapat. Himana menghela nafas.

"Bangun atau koleksi mainan kamu kakak buang semua?" ancam Himana sambil berkacak pinggang. Zelvin melorotkan selimutnya, tak lupa menatap Himana kesal.

Zelvin turun dari zona nyamannya. Kemudian memasuki kamar mandi dengan mulut yang menyupah serapahi Himana. Himana hanya bisa tersenyum tipis melihatnya. Setelah gadis itu merapikan kasur Zelvin, ia turun untuk membuat sarapan.

Zelvin turun dengan seragam khas sma Maharaja kebetulan hari ini hari senin yang berarti nanti akan ada upacara. Cowo itu tak takut terlambat dan tak ambil pusing. Karena dia dikenal sebagai anak teladan, jadi ia tak akan terlambat hanya karena bangun siang.

Himana meletakan roti panggang serta susu di atas meja. Zelvin yang menelungkupkan wajah pun melirik sekilas Himana. Gadis itu duduk dikursi samping Zelvin, membelai rambut halus cowo itu dengan penuh kasih sayang.

"Udah jangan ditekuk gitu wajahnya. Sarapan dulu yuk." Bujuk Himana mengusap-ngusap punggung Zelvin lembut.

Zelvin menegakan badan. Memalingkan wajah kearah lain, dia lagi mode ngambek. Himana menepuk-nepuk kepala Zelvin gemash. Cowo itu mensedekapkan kedua tangan didepan dada.

Himana terkekeh, tanpa basa-basi gadis itu memotong roti coklat didepannya. "Mau disuapin, ya?"

"Diem berarti iya?"

Himana menyuapi Zelvin dengan telaten walau sang empu tak bergeming sama sekali. Zelvin tak mau menolak, karena perutnya memang sangat terasa lapar. Namun gengsinya terlalu besar untuk berterus terang pada gadis yang lebih tua dua tahun darinya itu.

"Tadi mamah titip bekal. Buat kamu katanya. Udah kakak masukin tas kamu, nanti dimakan ya?" ucap Himana sembari mencuci piring kotor, sejenak gadis itu menoleh sebentar kearah Zelvin. Tak ada sahutan dari cowo tersebut, membuat kesabaran Himana menipis.

Himana meraih kunci mobilnya serta menggendong tasnya dengan bahu satu. Gadis dingin itu mendatarkan ekspresi, Zelvin ragu-ragu membuntuti Himana. Tapi ia langsung berbalik, menuju motornya sendiri, setelah itu dia memasang helm fullface, menghidupkan mesin motor. Lalu pergi dari perkarang rumah tanpa sepatah kapanpun.

Diam-diam mobil Himana mengikuti Zelvin dari belakang. Untung hal itu tak disadari oleh bayi kebonya. Himana tidak marah, hanya saja sedikit kesal. Walau kesal gadis itu tetap menjalani runitas yang sudah biasa ia lakukan setiap hari, kerumah Zelvin- membuat sarapan- mengantar Zelvin kesehariannya memang hanya tentang Zelvin.

"Kita lihat seberapa jauh kamu bisa marah sama aku." Bibir Himana tersenyum samar, tangan gadis itu kembali menyetir. Melewati sekolah Zelvin dengan senyum samarnya.

Didalam sekolah saat istrirahat tiba Zelvin dan teman-temannya sibuk bercanda gurau dikantin. Tiba tiba Kanara menghampiri Zelvin dengan senyum manisnya. Jujur saja teman teman Zelvin tidak terlalu nyaman dengan kedatangan gadis itu tiba-tiba.

"Kak. Disini!" sapa Zelvin melambaikan tangan. Kanara berjalan bersama temannya kearah meja Zelvin. Membuat Gibran berdecak kesal.

Kanara meletakan makanannya dimeja. Sehabis itu Kanara mengacak-ngacak rambut Zelvin gemash.

"Kamu kok tiap hari tambah ganteng aja sih, dek." Puji Kanara sembari mencolek colek pipi Zelvin.

"Hahaha kakak aja tambah cantik masa aku gak?" balasnya sembari meminum es teh yang telah dipesan.

"Lo tim Kanara Zelvin or Himana Zelvin?" Tanya Gibran berbisik kepada Dirga yang berada disebelahnya.

"Himana Zelvin dong. Lebih menggoda." Balas Dirga keras. Kanara tersenyum manis, Gibran memutarkan bola mata malas.

"Kalian apa-apaan sih?" Tanya Zelvin heran. Setiap ada Kanara pasti teman-temannya berbisik bisik seperti setan. Ntah apa yang dibicarakan Zelvin juga tak tau.

Gibran dan Dirga mengedikan bahu. Mereka mengobrol tanpa menghiraukan kecentilan Kanara. Kalau kata Dirga masih mending Himana, udah cantik, pinter masak, dewasa, cuek-cuek perhatian pula. perfect girl. Tapi si Zelvin lebih milih Kanara dibanding Himana. Walau mereka mengakui jika Kanara juga memang cantik.

"Es teh es teh apa yang pahit?" Tanya Richo. Tatapannya tertuju pada Kanara yang tengah menempel nempel manja bersama Zelvin.

"Gak tau tuh, emang apaan?" jawab Dirga menatap Richo.

"Minum teh didepan orang gatel." sindir Richo menatap sinis Kanara. Kanara? Gak digubris.

"Makanya es teh manis jadi pahit." Gibran mengangguk-ngangguk paham. Alaska dan Mikael sibuk berkutat dengan makananya. Tak mau ikutan karena bagi mereka berdua seperti tak ada kerjaan.

"Eh itu bekal kamu dek?" Kanara menujuk kotak bekal diatas meja bergambar panda. Zelvin mengangguk samar.

"Dari siapa?"

"Calon istrinya dong." Bukan Zelvin yang menyahut melainkan Richo ─ si cowo dengan sejuta jokes. Gibran dan Dirga terkekeh melihat Kanara cemberut tak suka.

Zelvin menatap tajam ketiga temannya. "Kalian ngapain sih?!" ujarnya seraya memainkan jari-jari panjang Kanara.

"Ya lo pikir kita ngapain? Kayang? Salto? Jumpalitan? Rol belakang?" kesal Gibran melirik Kanara tak suka. Temannya ini lebih memilih Kanara ketimbang mereka? Yang bener aja.

Zelvin menghembuskan nafas kasar. Lalu dia menarik Kanara pergi dari sana. Gibran Dirga serta Richo bertatapan, Alaska melirik ekspresi teman-temannya yang berusaha menahan emosi.

"Si lampir itu ngapain dah deket deket Zelvin melulu." Gibran mengaduk ngaduk makanan tak selera. Dirga memangut mangut.

"Kena pelet tuh si Zelvin makanya mau, padahal kan kak Himana lebih cantik, berkarisma, mapan." ucap Richo yang ada benarnya. Walau Kanara cantik akan tetapi hatinya tidak secantik wajahnya. Pilihan inti ALGRAVA hanya tertuju dan setuju jika Himana Zelvin, yang menjadi couple goals.

"Betul-betul."

Gibran mengacungi jempol setuju, tak mau memikirkan hal-hal yang tak berguna. Mereka pun mengganti topik, ketiga nya memang tim gibah jadi jangan heran lagi, jika mereka banyak topik untuk dibahas.

⛓️⛓️⛓️

2 July, 2024.

Ga tahan dengan kegemashan dede jepinn, baru awal-awal aja gemesh banget gini huhuhu. Apalagi sudah pertengahan🤗🤗

Votment janlup beb nanti kalau ga votment dicium dede jepin. Udh segitu saja dulu ya? Bye raders 👉

Secret Admirer [OTW TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang