Himana berdiam diri, tak ada niatan untuk memeluk kembali Zelvin. Ntah kenapa hati Zelvin tak rela jika Himana mendiamkannya seperti ini. Dia terlalu kekanakan, hanya Himana yang menerima kekurangan serta kelebihan Zelvin dengan senang hati. Ya walau dia mempunyai kekasih, dia tak bisa berbohong bahwa didekat Himana juga sangat nyaman.
Bahu tegap Zelvin bergetar hebat. Air matanya tak bisa dibendung lagi, bagaikan air kran yang rusak, air mata cowo itu mengalir tanpa permisi. Himana menghembuskan nafas kasar. Gadis itu sebenernya capek sama sikap Zelvin yang seenaknya, makanya gadis itu mencoba untuk menyadarkan Zelvin.
"Mau cuddle." rengek Zelvin seraya mendusel-dusel dileher Himana tanpa sopan santun. Sudah kebiasaan Zelvin sejak kecil, dan hal tersebut tak bisa dihilangkan dari dirinya. Sekalipun dia mempunyai kekasih.
"Kenapa gak cuddle sama pacar lo aja?" Tanya Himana melepaskan pelukan tersebut.
"Marahan?" tebaknya tepat sasaran, Zelvin tak menjawab melainkan kembali memeluk erat dengan cepat dan kembali menghirup aroma tubuh wangi Himana. Biar dia dibilang egois, untuk sekarang dia ingin berlama-lama berada didekat Himana.
Zelvin melepaskan pelukan mereka lalu mengucek kedua matanya, persis seperti anak kecil habis menangis. "Maunya sama lo."
Bahkan matanya sudah memerah, hidungnya juga ikut memerah. Himana menahan kedua tangan Zelvin agar kedua tangan itu berhenti mengucek mata.
"Iya sama aku. Tapi janji sama aku, jangan nakal lagi, ya?" Himana menatap serius Zelvin, cowo itu mengangguk lucu. Membuat Himana jadi gemash sendiri.
"Sini." titahnya menepuk-nepuk ranjang uks. Mata Zelvin berbinar binar, cowo itu bergegas menidurkan kepalanya yang terasa pening kepaha Himana dengan nyaman.
Bahkan wajah cowo itu sudah mendusel-dusel lucu diperut Himana, Himana menepuk nepuk kepala Zelvin. Cowo itu haus sentuhan, namun hanya dari Himana dia merasakan haus sentuhan. Saat bersama Kanara ia tak seperti itu, paling dia hanya menyederkan bahu saja. Tak lebih.
"Mau digoodboy goodboy!" serunya bersemangat seraya memeluk erat perut Himana, Himana sontak terkekeh kecil.
"Good boy." Himana menepuk-nepuk kepala Zelvin pelan. Zelvin mendongak, menatap setiap inci wajah Himana, apa yang dikatakan teman-temannya memang benar. Himana terlalu sempurna. Dibanding pacarnya Kanara. Jika Kanara mempunyai kekuasaan dari orang tua maka Himana mempunyai kekuasaan dari orang tua serta kekuasaannya sendiri.
Memiliki wajah babyface dan tegas secara bersamaan ditambah lagi ketika sedang serius membuatnya terkesan cantik. Matanya yang sedikit sipit, senyum manis bak anak kecil serta karir yang berkembang pesat gadis itu membuatnya semakin sempurna dan berkarisma. Walau tak dipungkiri Himana lebih tua dari Zelvin. Tetap saja wajahnya seperti anak kecil, lucu dan manis.
Himana menudukan kepala, menaikan kedua alis ketika tatapan mereka berdua bertemu. Zelvin menggeleng disertai senyuman tipis, membuat siapapun yang melihatnya akan jatuh hati.
"You're beautiful."
"Hm?"
"My beauty." imbuhnya kembali, Zelvin meraih tangan Himana dan mengecupnya berkali-kali. Hati Himana? Sudah tidak aman lagi, sikap berondong berkedok sahabat kecil nya terlalu menggemashkan.
"Cantikan mana sama Kanara?" gurau Himana diakhiri oleh kekehan ringan. Zelvin terpaku mendengar Himana kekehan Himana, suara Himana sangat indah itu mengalun jelas dikedua telinga Zelvin! Membuat telinganya merah padam.
Zelvin menjawab. "Lo cantik... kak Kanara juga cantik. Tapi lo spesial dimata gue." ungkapnya jujur.
Himana menuduk, menatap Zelvin dengan seringai kecilnya. Mendekatkan bibirnya ketelinga Zelvin serta membisiki sesuatu. Yang membuat cowo itu tercengang.
"Oh ya? Kalau spesial kenapa Kanara yang lebih dipilih, hm?" bisiknya dengan nada halusnya. Zelvin lagi-lagi tak bisa menjawab. Ia menenggelamkan seluruh wajahnya diperut Himana, tak mau berlamaan menatap tatapan Himana.
"Jangan bahas dia kalau kita berdua yang ada disini!" protes Zelvin pelan. Mendengar hal tersebut Himana sontak tertawa, kedua tangannya tak berhenti mengusap-nguap lembut rambut cowo itu.
Zelvin menyebulkan kepala, menatap Himana yang sedang tertawa. Sungguh Ciptaan Tuhan mana yang Zelvin dustakan. Ia meneguk ludah sendiri, saking cantiknya gadis yang sedang berada didepannya itu.
"Ouh iya kamu ngapain kesini? Bukannya sebentar lagi sekolah kamu sudah selesai istrirahatnya?" Himana memberondongi berondongnya dengan pertanyaan. Zelvin hanya menanggapi dengan senyuman, lalu kembali menenggelamkan wajah diperut ramping Himana.
Himana mencubit lengan Zelvin pelan. Membuat sang empu mengadu kesakitan, Zelvin menatap Himana dengan mata yang berkaca-kaca seolah olah Himana melakukan kekerasan terhadap cowo itu. Cuman dicubit loh padahal. Dasar bayi manja! Bisa aja modusnya.
"Balik sana." Titah Himana lembut.
Zelvin menggelengkan kepala. Effort effort datang kesini, eh malah disuruh balik lagi. Dia menatap Himana masam. Himana hanya ingin dia belajar yang rajin dan tidak membolos, tetapi karena Zelvin menganggap bahwa diri Himana telah mengusir. Padahal tidak seperti itu.
"Dengerin aku dulu boy! Aku gak mau prestasi kamu jadi turun. Kamu udah belajar giat loh, supaya apa? Supaya om Dewata bangga kan sama kamu? Kalau kamu keseringan bolos-bolos gini. Nanti nilai kamu bisa turun, loh." Jelas Himana lembut.
"Gue gak bolos!" sanggahnya seraya mendatarkan ekspresi. Himana menghembuskan nafas lalu mengeluarkannya pelan-pelan, mencoba agar dirinya tidak lepas kendali.
"Kalau gak bolos ini namanya kamu kesini apa, hm?" balas Himana tersenyum manis. Zelvin merengek meminta izin agar dirinya bisa berlama-lama disini untuk sebentar. Dan Himana si displin dan tegas tak membiarkan hal tersebut terjadi.
Himana menggeleng-gelengkan kepala pertanda tak setuju jika Zelvin berlama-lama disini dan meninggalkan satu pelajaran pun. Cowo itu susah payah belajar untuk membanggakan papahnya, akan tetapi dia membolos saat jam pelajaran penting na's nya hari ini yang mengulang guru killer. Dipastikan nilai Zelvin akan ada yang merah.
Zelvin masih nyaman berlama-lama disini. Tak mau kembali kesekolah, ia hanya mau bersama Himana seorang. Ntah kenapa Zelvin tak bisa berjauhan sebentar dengan Himana. Mungkin karena sedari kecil ia selalu mengandalkan Himana? Atau mungkin ada benih-benih cinta yang akan proses pertumbuhan?
⛓️⛓️⛓️
5 July, 2024.
Asek duo anak kesayangan rahis makin hari makin gemeshin aja💋💋‼️‼️
Semoga kalian suka ya sama cerita 'Secret Admirer' ini oh ya buat yang mau nanya-nanya silahkan bisa dm akun instagram saya sekalian mampir buat liat" au Secret admirer dimana dede jepin ga kalah emesh loh😖😖
Instagram: wp.authorrahasiaa
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret Admirer [OTW TERBIT]
Teen FictionMenceritakan seorang remaja berstatus pelajar memiliki kehidupan yang sulit ditebak. Dia juga memiliki trauma berat, akibat terjadinya tindakan keras dari sang papah, kata orang papah adalah rumah untuk semua anak. Lalu bagaimana untuk Zelvin? Ia se...