chapter 六

201 44 23
                                    

HAPPY READING

06







Sambil duduk bersandar di sofa, Hyunjin terpekur menatap layar laptop di hadapannya. Ia sudah terlalu sering memandangi foto-foto yang muncul silih berganti memenuhi seluruh layar laptop itu. Foto-foto yang dipotret dengan tangan dan kameranya sendiri. Foto-foto dengan objek yang sama. Foto-foto wanita itu.

Ia tahu seharusnya ia tidak boleh lagi membenamkan diri dalam kenangan tentang wanita di foto itu. Ia tahu ia tidak pantas, tetapi ia merasa belum sanggup menghapus bayangan wanita itu dari pikiran, ataupun menghapus foto-fotonya dari laptop. Sampai sekarang.

Lamunannya buyar ketika bel pintu apartemennya berbunyi. Tangannya otomatis menurunkan layar laptop, lalu bangkit dan berjalan ke pintu.

"Halo."

Hyunjin mengerjapkan mata melihat Lee Felix berdiri di hadapannya dengan senyum lebar tersungging di wajah.

"Oh, halo." Hyunjin minggir sedikit ketika pemuda itu berjalan masuk ke apartemennya sambil menggigil. "Kau sudah pulang?" Biasanya Felix belum pulang pada jam-jam segini.

"Ya, aku diizinkan pulang cepat karena flu. Biarkan aku masuk dulu. Dingin sekali di koridor ini." Felix melepaskan sepatunya dan berganti mengenakan sandal Doraemon yang tersedia di jajaran sepatu dan sandal di samping pintu. Tadi pagi sebelum berangkat kerja, Felix mampir lagi untuk menaruh sepasang sandal yang sudah lama tidak dipakainya di apartemen Hyunjin. Biar praktis saja, ia punya sandal ganti di apartemen tetangganya itu.

Hyunjin menyadari suara Felix yang sengau dan baru teringat pemuda itu sedang flu. Ia cepat-cepat menutup pintu dan mengikuti Felix ke ruang tengah. Ia juga menyadari langkah pemuda itu agak timpang.

"Hari ini kita tidak jadi makan Kartoffelsalat," kata Felix sambil berputar ke arah Hyunjin. Tanpa menunggu jawaban ia melanjutkan, "Tadi aku ketemu Nenek Seulhee di bawah. Beliau masak Budaejjigae dan kita disuruh ikut makan bersama. Dan ngomong-ngomong, kau punya soju? Persediaan soju Kakek sudah habis. Aku disuruh minta padamu, makanya langsung ke sini begitu pulang."

"Punya," sahut Hyunjin setelah mencoba mengingat-ingat. Tiba-tiba ia mengalihkan pembicaraan. "Kau sudah menuruti saranku dan pergi ke dokter?"

Felix mengangkat sebelah alis. "Sebelum aku menyebarkan virus ke mana-mana?" Ia tertawa kecil. "Tentu saja sudah. Ayo cepat cari soju-nya dan kita turun. Aku sudah lapar nih."

Hyunjin tertegun. Ia menatap pemuda di depannya dengan bingung. Tiba-tiba saja ia menyadari sesuatu. Tiba-tiba saja ia tahu kenapa kini ia sanggup melepaskan kenangan masa lalu itu.



©hmnhynjn



Felix menatap Hyunjin berjalan ke lemari dapur dan mulai mencari-cari soju simpanannya. Ternyata tetangganya itu tidak memerhatikan kakinya yang diperban. Yah, tentu saja Hyunjin tidak menyadarinya karena pergelangan kaki Felix sendiri tertutup celana panjang. Tapi memangnya Hyunjin tidak menyadari langkahnya agak timpang? Sebenarnya Felix ingin laki-laki itu bertanya, sehingga ia bisa menceritakan kejadian di rumah sakit tadi siang. Memikirkannya saja sudah membuat Felix tersenyum-senyum. Nah, siapa yang menyangka ia bisa bertemu kembali dengan cinta pertamanya setelah tiga belas tahun?

Like the First Snow, I Will Go to YouWhere stories live. Discover now