chapter 十四

148 42 11
                                    

HAPPY READING

14






Langit sudah gelap ketika Felix menaiki tangga dengan pelan sambil merogoh tasnya mencari kunci. Ia baru akan membuka pintu apartemennya ketika pintu apartemen seberang tiba-tiba terbuka dengan cepat. Felix terkesiap kaget dan berputar dengan cepat.

"Maaf, aku tidak bermaksud mengejutkanmu," kata Hyunjin yang baru keluar dari apartemennya dan berdiri di ambang pintu.

"Hyunjin-ssi?" gumam Felix lega dan heran. "Sedang apa kau di sini?"

Hyunjin tersenyum lebar. "Mulai hari ini aku kembali tinggal di sini," katanya.

Alis Felix terangkat. "Benarkah?" Tidak ingin terlalu senang dan berharap, ia melirik ke belakang Hyunjin, dan bertanya dengan nada datar, "Dasha-ssi...?"

"Oh, Dasha sudah pulang ke apartemennya," sahut Hyunjin singkat. Sampai sekarang ia masih terus memikirkan apa yang dikatakan Dasha padanya tadi siang dan sampai sekarang ia masih belum benar-benar yakin tentang semua itu.

"Jadi kenapa memutuskan untuk tinggal di sini?" Suara Felix menyentakkan Hyunjin kembali ke dunia nyata.

Hyunjin mengangkat bahu. "Kurasa ingatanku bisa lebih cepat kembali kalau aku tinggal di sini," sahutnya ringan, "walaupun, tentu saja, aku membutuhkan bantuan kalian semua."

Felix menatap Hyunjin dengan mata disipitkan. "Waktu itu kau bilang kau tidak ingin mengingat."

"Aku tidak pernah berkata begitu," bantah Hyunjin.

"Ya, kau sendiri yang bilang begitu."

"Aku bilang tidak ingat juga tidak apa-apa. Itu tidak berarti aku tidak mau mengingat."

"Sama saja," balas Felix jengkel.

Hyunjin tertegun sejenak. "Apakah kita selalu seperti ini?"

"Seperti ini bagaimana?" tanya Felix tidak mengerti.

"Berdebat."

Seulas senyum samar tersungging di bibir Felix. "Ya."

Melihat senyum itu, Hyunjin juga ikut tersenyum. "Hubungan kita... baik? Kita berteman dekat?"

Hyunjin melihat tetangganya tidak langsung menjawab. Setelah ragu-ragu sesaat, Felix mengangguk lagi. "Ya."

Memang tidak salah, pikir Hyunjin. Ia memang sudah menduga hubungannya dengan Lee Felix cukup baik, karena ia selalu merasa nyaman berada di dekat pemuda itu dan kata-katanya selalu mengalir dengan lancar seperti sekarang.

"Kau sudah makan malam, Hyunjin-ssi?" tanya Felix tiba-tiba sambil memutar kunci pintu apartemennya.

Hyunjin mengangkat wajah. "Belum," sahutnya. "Aku baru mau pergi mencari makan. Aku tidak bisa memasak."

Felix mendengus dan tertawa. "Aku tahu itu," gumamnya. "Kau sendiri sudah makan?" tanya Hyunjin.

Felix menggeleng.

"Chris tidak mengajakmu makan malam?" Hyunjin heran karena kata-kata itu meluncur keluar begitu saja tanpa diproses otaknya terlebih dulu.

Felix menatapnya dengan alis terangkat.

"Wonbin bilang kau pergi kencan dengan Chris tadi," jelas Hyunjin enggan, heran dengan perasaan tidak nyaman yang kembali timbul.

"Seonsaengnim harus kembali ke rumah sakit, jadi kami tidak sempat makan malam," sahut Felix datar.

Like the First Snow, I Will Go to YouWhere stories live. Discover now