duapuluhlima

250 44 2
                                    

Walaupun langit malam sedang mendung juga bintang yang tak dapat dilihat keindahannya pada malam hari ini, Namun nampaknya hal itu tidak berpengaruh pada sosok mungil yang kini sedang memandangi langit lewat balkon kamarnya. Seulas senyum cerah terparti diwajah putih mulus ditambah keindahan dua manik mata yang berkilau serta rambut yang nampak halus seakan ikut bergoyang mengikuti semilir angin yang berhembus.

Raden sangat menikmati malam ini. Pemuda kecil itu memilih berdiam diri sambil memandangi langit dengan hati yang kelewat gembira. Bayang bayang Haikal sore tadi saat pemuda itu menyatakan cinta pada diri nya terus saja berlarian di pikiran nya. Sudah sangat lama hati nya tidak merasa sebahagia ini. Walau bukan yang pertama tapi jujur ini paling menarik.

" Gue beneran ga sanggup buat sekedar liat whatssAp gue"

" Kasih gue napas dulu kall, hati gue masih shock" Raden berujar sambil melirik nanar ponselnya yang terus bergetar menandakan ada notif yang masuk.

Tak berselang lama bunyi deringan ponsel mulai terdengar membuat pemuda kecil itu mengalihkan pandangannya dari langit dan menatap was was kearah ponsel nya.

" AAA DIEM DULU PLISS"

tuh kann!

Raden mengintip sedikit dan tertera jelas nama si penghubung.

" Aduh angkat gak yaa" bimbang nya.

" Kalo di angkat, gue takut. Salting gue jelek banget malesss! Tapi kalo gak di angkat gue penasaraannn.."

Satu helaan nafas lolos begitu saja, Raden berusaha menguatkan diri nya kalo dia bisa!

" Lo bisa, lo bisa dan lo gak akan alay!" Definisi menguatkan diri sendiri.

Pemuda kecil itu mendekatkan ponselnya secara perlahan ke telinga, sambil menekan tombol hijau pada layar, sehingga panggilan pun mulai terhubung.

" Selamat malam-"

" Pacar."

Raden reflek menjauhkan ponselnya dari telinga.  Pacar katanya? Sialan kalo gini mana bisa tahan.. Raden cuman manusia biasa plis.

" Hallo?"

" Ra? Kok diem?"

Raden mengulum bibirnya lalu cepat cepat mendekatkan kembali ponsel ke telinga.
" Ha-hallo kall.." jawabnya canggung.

Terdengar jelas kekehan dari seberang sana. Sekakin membuat Raden kepalang malu.

" Lagi ngapain? Kenapa chat nya gua gak dibales?"

Menurut lo?? Pengen banget raden jawab gitu tapi gak jadi.

" Em tadi gue lagi cas hp, terus hp nya kan di dalem kamar tuh.. nah gue juga gak lagi di kamar. Jadinya gak tau juga"

" Sekarang di mana?"

" Balkonn" jawabnya.

Terdengar lagi kekehan yang dikeluarkan Haikal.

" Gua tebak, sekarang lu lagi liatin langit kan? Bener apa bener?"

Satu tarikan senyuman muncul lagi, Raden tanpa sadar menganggukan kepalanya seolah Haikal dapat melihatnya.

" Dih kok tauuu.. jangan jangan lo lagi mantau gue ya???" Canda nya.

" Iya nih. Gua lagi asik mantau"

Raden diam dan hanya tersenyum menikmati semilir angin yang terus berhembus menyentuh tubuhnya.

" Ra.."

" hm.. Apaa"

" Raa"

" Apaa Haikalll"  decaknya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 06 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Wanna Be Yours HyuckRen)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang